Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ajarkan 8 Hal Ini Agar Anak Laki-laki Kita Bisa Menjadi Ayah yang Lebih Baik
Dunia akan lebih indah jika anak lelaki kita bisa menjadi ayah yang lebih baik dari apa yang dilakukan ayahnya saat ini.
Sewaktu pacaran dan kemudian menikah dulu, sesimpel alasan jatuh cinta dan merasa nyaman dengan pasangan. Sama sekali tak pernah terpikir kriteria apakah kelak dia bisa menjadi sosok ayah yang baik. Semua berjalan secara natural, sampai…setelah punya anak. Kami sama-sama terseok-seok menjadi orang tua baru.
Jadi orang tua memang tidak ada sekolahnya. Ditambah lagi, dalam diri masing-masing sudah tertanam kuat program yang kita peroleh selama kita tumbuh dan dibesarkan oleh kedua orang tua kita. Tak sedikit di antaranya berisi program negatif dan bersifat toksik, yang tanpa kita sadari muncul ke permukaan dan kita terapkan nilai tersebut pada anak. Itulah kenapa, sebagai ayah, suami jauh dari sempurna.
Apakah suami ayah yang baik? Yang jelas, saya tahu dia berusaha semaksimal mungkin, perkara sesuai atau tidak dengan ekspektasi, ya kadang ekspektasi yang harus menyesuaikan. Satu hal yang patut disyukuri, banyak hal yang dilakukan suami saat ini jauh lebih baik dari apa yang dilakukan ayahnya dulu dalam membesarkannya. Hal ini juga bisa berlaku saat membesarkan anak lelaki.
Harapannya, tentu dia akan tumbuh menjadi individu yang berkarakter, pasangan yang bertanggung jawab, dan ayah yang baik bagi anak-anaknya kelak.
Baca juga: 5 Skill Parenting yang Sebaiknya Dimiliki para Ayah
Mengapresiasi segala yang dilakukan ayahnya untuk keluarga, walau sekecil apa pun
Memasak makan malam, memberikan kesempatan pada ibunya untuk me time ke luar kota, membereskan sampah, melipat jemuran, mengurus kucing, dan banyak lagi. Anak harus tahu bahwa apa yang dilakukan ayahnya adalah hal luar biasa yang membutuhkan effort besar. Jangan dianggap sebagai sesuatu yang taken for granted.
Menciptakan momen-momen berdua saja dengan ayahnya untuk membangun bonding
Menurut Paul Amato, sosiolog Pennsylvania State University yang mempelajari hubungan orangtua-anak “Ketika ayah secara aktif terlibat dengan anak-anak, mereka tumbuh lebih baik.” Paul menambahkan, kehadiran ayah penting untuk perkembangan anak. Anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayah, mereka cenderung menghindari perilaku berisiko tinggi.
Melatihkan kebiasaan baik dalam membentuk gaya hidupnya
Menjadi ayah lebih dari sekadar donor sperma dan DNA yang diwariskan ke anak. Sains membuktikan, epigenetik mengalahkan faktor gen. Epigenetik adalah studi tentang perubahan ekspresi DNA yang disebabkan oleh pilihan gaya hidup, lingkungan, dan faktor luar lainnya, yang bisa diwariskan. Gaya hidup ayah yang tidak sehat bahkan sebelum pembuahan, bisa menjadi faktor penyebab seorang anak terlahir dengan penyakit bawaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang stres sebelum pembuahan dapat mempengaruhi keturunan mereka untuk memiliki kadar gula darah tinggi.
Baca juga: Cerita Stay At Home Dad: Lebih Menghargai Waktu Bersama Anak dan Tenang Menjalani Hidup
“Tanya ayahmu, deh!”
Minta anak untuk lebih sering berdiskusi dengan ayahnya tentang apa pun. Paul Raeburn, penulis buku “Do Fathers Matter?” mengungkap, anak laki-laki AS dan Norwegia yang ayahnya berperang dalam Perang Dunia II selama masa kanak-kanak mereka kemudian mengalami kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain saat mereka dewasa. Anak laki-laki yang bersandar pada ayah mereka, lebih mampu mengembangkan keterampilan sosial.
Memberi asupan ide
Tak lain dari buku-buku bagus. Saat membaca tentang tema keluarga, dalam karya-karya sastra misalnya, anak akan bisa membandingkan dan menemukan gambaran tentang keluarga ideal seperti apa dan bagaimana baiknya seorang ayah berperan.
Mengenalkan profesi atau kegiatan ayahnya
Buat anak mengerti akan kesibukan yang dilakukan ayahnya, pekerjaan, aspirasinya, pemikirannya, kontribusinya. Seorang ayah tidak hanya berperan dalam memberikan keselamatan dan keamanan bagi, tapi juga pemikiran dan ide-idenya dapat memengaruhi anak.
Menunjukkan kualitas karakter terbaik ayahnya
Ayah yang jujur dan berintegritas akan menginspirasi anak untuk melakukan hal yang sama.
Senang belajar dan mau terus memperbaiki diri
Nilai-nilai tentang keluarga selalu berubah seiring dinamika budaya dalam masyarakat berubah. Apa yang kita anggap baik dan modern sekarang, belum tentu di masa depan akan berlaku sama. Bisa jadi, nilai-nilai keluarga juga berubah sehingga apa yang bagus saat ini belum tentu cocok untuk diterapkan di masa depan. Yang diperlukan adalah kerendahan hati untuk mengakui kelemahan dan kesalahan dan mau terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik agar anak kita juga bisa menjadi ayah yang lebih baik.
Image dari sini
Share Article
COMMENTS