Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mengenal Lebih Jauh Tentang Strabismus atau Mata Juling pada Anak
Mengapa seorang anak bisa memiliki strabismus atau mata juling? Untuk mengetahui selengkapnya, simak paparan mengenai penyebab, gejala, dan cara menangani kondisinya berikut.
Strabismus atau mata juling adalah kondisi di mana kedua mata tidak tertuju pada satu obyek yang menjadi pusat perhatian. Satu mata bisa terfokus pada satu obyek, sedangkan mata yang lain dapat bergulir ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.
Dalam kondisi normal, enam otot yang mengontrol gerakan mata bekerjasama dan mengarahkan kedua mata ke arah yang sama. Namun, anak dengan strabismus memiliki masalah kontrol gerakan tersebut dan tidak dapat menjaga keselarasan posisi mata.
Penyebab mata juling
Kebanyakan strabismus disebabkan oleh kelainan kontrol neuromuskular gerakan mata. Agar kedua mata lurus dan dapat berfokus pada satu obyek yang menjadi pusat perhatian, semua otot mata harus seimbang dan bekerja secara bersama-sama. Otot-otot mata ini dikontrol oleh otak. Itulah mengapa anak-anak yang memiliki gangguan pada otaknya lebih berisiko mengalami mata juling.
Strabismus lazim ditemukan pada anak-anak dengan kelainan pada otak, seperti:
Namun, selain itu, katarak atau trauma yang berhubungan dengan penglihatan juga berpotensi menyebabkan strabismus. Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa mata juling dipengaruhi faktor keturunan. Sekitar 30% anak-anak yang memiliki strabismus diketahui anggota keluarganya juga mengalami hal yang sama sebelumnya.
Gejala mata juling
Gejala utama dari strabismus adalah mata yang tidak lurus. Artinya bila satu mata terfokus pada satu obyek, mata yang lain tertuju pada obyek yang lain. Kadang-kadang anak dengan strabismus akan memicingkan satu mata disaat matahari terik atau memiringkan leher untuk menggunakan kedua matanya secara bersama-sama.
Cara diagnosis
Strabismus dapat didiagnosa melalui pemeriksaan mata. Dianjurkan agar semua anak berusia antara 3-3,5 tahun untuk diperiksa penglihataannya oleh dokter spesialis mata. Namun, jika kurang dari enam bulan bayi sudah menunjukkan ciri-ciri mata juling, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dini.
Bila ada anak yang gagal dalam tes pemeriksaan penglihatan, ia akan dirujuk ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan yang lebih lengkap. Dan jika ada riwayat keluarga memiliki strabismus serta menggunakan kacamata tebal, dokter akan melakukan pemeriksaan penglihatan walaupun usia anak kurang dari tiga tahun.
Penanganan mata juling
Setelah pemeriksaan mata lengkap, dokter spesialis mata dapat merekomendasikan terapi yang sesuai. Berikut yang bisa dilakukan:
Menggunakan kacamata
Jika strabismus disebabkan oleh kesalahan pembiasan cahaya, menggunakan kacamata bisa menjadi pilihan. Ini dilakukan untuk menormalkan penglihatan dapat meluruskan bola mata sepenuhnya. Atau, walaupun tidak bisa mengembalikan 100% normal, cara ini bisa memperbaiki posisi mata.
Menggunakan penutup mata
Jika seorang anak menderita strabismus dengan ambliopia, dia dapat dipaksa untuk memperkuat mata yang lemah dengan cara menutup mata yang normal menggunakan penutup mata. Penggunaannya harus dilakukan sedini mungkin dan pastinya sesuai anjuran dokter.
Penggunaan penutup mata di atas 8 tahun biasanya dianggap terlambat karena penglihatan anak biasanya berkembang sebelum itu. Si Kecil akan memerlukan kunjungan ke dokter spesialis mata secara berkala untuk mengetahui apakah penglihatan binokularnya sudah terbentuk seutuhnya.
Operasi
Dokter akan menyayat selaput putih mata agar dapat mencapai otot penggerak bola mata. Otot mata kemudian dilepaskan dari lekatannya dan dipindahkan ke tempat yang sesuai dengan arah deviasi bola mata. Bisa juga otot mata dipotong sedikit sesuai kebutuhan dan dilekatkan lagi pada posisi mata yang normal.
Operasi strabismus dapat dilakukan pada satu atau kedua mata sekaligus tergantung jenis dan besarnya juling. Jika anak harus melakukan operasi, jangan khawatir ya, Mommies, karena waktu pemulihannya cukup cepat. Anak biasanya dapat kembali melakukan aktivitas normal dalam beberapa hari.
Setelah operasi, kacamata mungkin masih diperlukan. Pada beberapa kasus, pembedahan lebih dari satu kali mungkin diperlukan untuk menjaga mata tetap lurus.
Sumber: dr. Rozalina Loebis, SpM, dokter spesialis mata di Surabaya Eye Clinic
BACA JUGA:
Kesehatan Mata Anak: Mengenal Miopi atau Rabun Jauh pada Anak
Share Article
COMMENTS