banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Scarlet Fever, Demam Pada Anak yang Tidak Seindah Namanya

author

adiesty24 Oct 2021

Scarlet Fever, Demam Pada Anak yang Tidak Seindah Namanya

Apakah anak Mommies ada yang pernah mengalami Scarlet Fever? Demam yang tidak seindah namanya ini, jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan beragam komplikasi.

Siapa yang suka panik jika anaknya demam tinggi? Namanya orang tua, kalau melihat kondisi anaknya demam tinggi, pasti tubuh seketika lemas tidak berdaya, bahkan terkadang ikut mengalami keringat dingin. Sebenarnya, demam merupakan mekanisme tubuh untuk melawan infeksi. Infeksi dapat berupa gangguan dari penyakit atau hal yang lain. Untuk itulah kita perlu paham bagaimana penanganan demam pada anak.

Di rumah, juga tentu saja wajib sedia termometer untuk mengukur suhu anak yang paling akurat. Mommies tidak perlu panik jika demam anak tak terlalu tinggi dan sudah tahu cara menanganinya di rumah.

Namun, bagaimana dengan Scarlet Fever atau demam Scarlet? Menurut dr Meta Hanindita, SpA, dokter anak, ternyata demam ini berbeda dengan demam biasa. Bahkan bisa menular. 

Lebih lanjut, dr. Meta menjelaskan, scarlet fever atau disebut juga dengan Scarlatina adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A.

Gejala scarlet fever

Semua orang mempunyai risiko terkena scarlet fever. Meskipun begitu, memang yang paling sering terkena adalah anak-anak 5 tahun hingga 18 tahun. Biasanya, penyakit ini akan diawali dengan demam, nyeri tenggorokan.

“Bisa juga ada muntah/nyeri kepala/lemas/menggigil. Dalam 12-24 jam setelahnya timbul ruam yang khas. Ruam yang muncul akan menjadi pucat saat ditekan, timbul pertama di leher, dada lalu menyebar ke seluruh tubuh dalam 24 jam. Beberapa hari kemudian, ruam menghilang dan kulit anak terasa seperti sandpaper atau kasar, lalu menjadi kehitaman,” papar dr. Meta.

Lebih lanjut dr. Meta menjelaskan dalam pemeriksaan yang dilakukan dokter, tonsil akan tampak membesar, kemerahan, ditemukan juga gambaran putih keabuan di dalamnya. Lidah akan tampak sangat merah serta bengkak sehingga kerap disebut dengan strawberry tongue--ini merupakan ciri khas lain dari scarlet fever.

Scarlet-Fever

Gejala scarlet fever terkadang membingungkan karena banyak juga penyakit lain dengan demam dan ruam seperti campak, rubella,  dengue, roseola infantum, penyakit Kawasaki, dan lain-lain.

Namun, meskipun pada awalnya scarlet fever tampak seperti campak, dr. Meta menjelaskan itu dapat dibedakan dengan melihat perjalanan penyakitnya.

“Sebagai contoh, campak selalu disertai dengan batuk pilek, konjungtivitis atau radang mata, dan dari pemeriksaan dokter akan menemukan koplik spot. Sedangkan pada scarlet fever, gejala lain yang menyertai adalah nyeri tenggorok. Dilihat dari ruamnya pun berbeda, pada campak ruam akan muncul dari belakang telinga, sedangkan scarlet fever di leher,” jelas dr. Meta.

Cara mencegah

Untuk mencegah demam ini, dr. Meta mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. CDC merekomendasikan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Oleh karena itu, Mommies sebagai orang tua wajib mengenalkan dan membiasakan anak-anak untuk melakukan empat hal di bawah ini:

  • Cuci tangan dengan benar secara rutin
  • Hindari menggunakan gelas atau alat makan yang sama dengan orang lain
  • Gunakan masker saat anak batuk atau pilek
  • Ajari anak untuk menutup mulut dan hidung saat bersin
  • Scarlet fever memang tidak boleh dianggap penyakit ‘sepele’ karena dapat memberikan berbagai komplikasi. Mulai dari abses tonsil, infeksi saluran telinga tengah, sampai demam rematik pada jantung dan glomerulonefritis akut pada ginjal. Kematian pun dapat terjadi jika anak mengalami komplikasi seberat itu.

    Tetap hati-hati ya, Mommies!

    BACA JUGA:

    Demam Pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

    Para Orang Tua, Waspadai Demam Rematik Pada Anak

    Share Article

    author

    adiesty

    Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan