banner-detik
PHYSICAL WELLNESS

7 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Risiko Demensia

author

gitalarasw23 Sep 2021

7 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Risiko Demensia

Selain faktor genetika dan usia, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan risiko demensia. Berikut di antaranya. Nomor satu sering kita lakukan.

Seiring bertambahnya usia, fungsi otak kita mengalami penurunan. Hal ini dapat membuat Mommies melupakan beberapa cerita, kegiatan sehari-hari, hingga sulit mengenali wajah orang lain. Semua perubahan tersebut bisa menjadi tanda demensia.

Menurut Dr. Jaydeep Tripathy, dokter perawatan primer dan penyakit dalam, demensia merupakan istilah umum yang mengacu pada penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan gangguan fungsi kognitif.

“Demensia dapat mengganggu kehidupan sehari-hari karena memengaruhi memori, pengambilan keputusan, dan kemampuan sosial,” ungkapnya.

Gejala demensia

Menurut Alzheimer’s Association, demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Kerusakan ini mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain.

“Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, pemikiran, perilaku, dan perasaan bisa terpengaruh,” ungkap situs tersebut.

Selain kehilangan memori, gejala demensia lain yang muncul meliputi perubahan kepribadian, kerap kebingungan, mood naik turun, kecemasan, dan menimbulkan masalah fisik dan kognitif.

Penyebab demensia

Beberapa faktor seperti usia, sejarah keluarga, genetika, dan cedera dapat meningkatkan risiko demensia. Namun, ada juga kebiasaan sehari-hari yang bisa membuat Mommies terkena demensia. Berikut di antaranya:

Kurang tidur

Kurang tidur sangat berbahaya karena itu tidak memberikan kesempatan bagi organ tubuh, seperti otak, untuk beristirahat. Akibatnya, kinerja memori bisa memburuk, dan energi serta motivasi menurun.

Orang-orang dengan kualitas tidur yang buruk, terutama karena insomnia dan sleep apnea, memiliki risiko demensia yang lebih tinggi. Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature, menemukan fakta bahwa mereka yang tidur kurang dari tujuh jam lebih mungkin terkena penyakit ini.

Pola makan buruk

Ada kaitan antara pola makan yang buruk dengan penyakit kognitif. Mengonsumi makanan tinggi lemak jenuh dan gula halus dapat meningkatkan risiko Mommies terkena demensia.

“Makanan yang kita konsumsi memberikan pengaruh besar pada fungsi otak. Karena mikrobioma usus juga terhubung langsung dengan yang ada di otak, perlu diingat bahwa apa yang kita masukkan ke dalam perut juga dapat diserap oleh otak kita,” kata Tripathy.

Untuk memiliki kesehatan otak yang optimal, coba batasi makanan penyebab inflamasi seperti daging merah, kue kering dan makanan cepat saji. Sebaliknya, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat.

Tidak terhubung dengan orang lain

Pembatasan sosial akibat pandemi membuat mental beberapa orang terpengaruh dan membuat mereka lebih sedih daripada biasanya. Dan menurut Tripathy, “Kurangnya interaksi dengan orang lain dapat menyebabkan demensia,”.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada The Journals of Gerontology menemukan fakta bahwa isolasi sosial menjadi faktor risiko penurunan fungsi otak. Untuk menghindarinya, sebaiknya Mommies membuat jadwal mengobrol dengan orang-orang terdekat, baik di dunia nyata maupun secara virtual.

Tidak merangsang kerja otak

Agar otak tetap sehat, Mommies perlu menggunakan dan melatih otak setiap hari. Menjaga otak tetap aktif mencegah kematian sel-selnya. Mommies bisa merangsang otak dengan latihan sederhana seperti mengisi teka-teki silang, bermain catur, atau rubik. Atau, Mommies juga bisa mencoba hobi baru seperti membaca buku, merajut, melukis, atau bermain piano.

Menerapkan gaya hidup sedentari

Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko demensia. Dengan kurangnya aktivitas fisik, Mommies berisiko terkena hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, yang semuanya berkaitan dengan penyakit ini.

Saat bergerak, sirkulasi dan aliran darah meningkat. "Latihan kardiovaskular (seperti jalan cepat dan jogging) dapat meningkatkan detak jantung dan terbukti menjadi salah satu metode paling efektif untuk mengurangi risiko alzheimer dan penyakit sejenis lainnya,” papar dr. Richard Isaacson, anggota Women’s Alzheimer’s Movement Scientific Advisory Council. Bahkan hanya berjalan beberapa kali seminggu dapat mengurangi risiko demensia.

Minum alkohol berlebihan

Jika minum alkohol berlebihan, itu dapat menyebabkan atrofi otak dan memicu hilangnya memori. Tidak apa-apa untuk minum beberapa gelas alkohol, tetapi pastikan untuk membatasinya sampai pada batas aman.

Perempuan

Perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena demensia. Hampir enam juta orang yang terkena penyakit ini, dua pertiganya adalah perempuan. The Women’s Alzheimer’s Movement saat ini sedang melalukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengapa otak perempuan lebih rentan terhadap demensia.

Itu dia kebiasaan sehari-hari yang dapat menyebabkan demensia. Sebaiknya hindari ya, Mommies!

BACA JUGA: 

Penyakit Alzheimer: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

Belajar Memahami Penyakit Alzheimer Lewat Still Alice

Share Article

author

gitalarasw

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan