banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Penyakit Alzheimer: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

author

gitalarasw21 Sep 2021

Penyakit Alzheimer: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

Di Hari Alzheimer Sedunia ini, ada baiknya kita mengetahui lebih banyak tentang penyakit yang berkaitan dengan fungsi otak berikut. Mulai dari gejala hingga cara menanganinya. 

Menurut data dari National Institute of Aging, penyakit alzheimer merupakan penyebab kematian keenam di Amerika Serikat. Penelitian lain bahkan menunjukkan bahwa ia menjadi penyakit ketiga yang menyebabkan kematian, selain penyakit jantung dan kanker.

Alzheimer biasanya menyerang orang-orang berusia 65 tahun ke atas. Namun, ada sekitar 10% anak muda yang memiliki penyakit ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang alzheimer, simak terus artikel berikut ya, Mommies.

Apa itu alzheimer?

Alzheimer merupakan kondisi neurologis di mana kematian sel-sel otak menyebabkan hilangnya memori dan penurunan fungsi kognitif seseorang. Nama penyakit ini diambil dari dr. Alois Alzheimer, dokter yang pertama kali mendeskripsikan penyakit tersebut pada 1906.

Salah satu ciri utama penyakit tersebut adalah kehadiran plak dan kekusutan saraf-saraf di otak. Saat itu terjadi, informasi sulit melintasi beberapa area otak yang berbeda. Dan ketika gejalanya memburuk, pengidap alzheimer akan semakin sulit mengingat peristiwa yang baru terjadi serta alasan melakukan sesuatu. Mereka juga akan kesulitan mengenali orang-orang di sekitarnya.

Pada akhirnya, orang-orang dengan penyakit ini akan membutuhkan bantuan penuh waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Penyebab

Sama seperti semua jenis demensia, alzheimer muncul akibat kematian sel-sel otak. Pada penderita alzheimer, jaringan otak memiliki sel saraf yang makin sedikit. Di otak mereka juga terdapat plak yang menumpuk di jaringan saraf.

Meskipun tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kematian sel-sel saraf tersebut, tetapi ada faktor risiko yang bisa memicunya:

  • Penuaan
  • Memiliki orang tua dengan riwayat alzheimer
  • Mempunyai jenis gen tertentu
  • Faktor lain yang meningkatkan risiko penyakit ini adalah cedera otak traumatis dan paparan kontaminasi zat berbahaya seperti logam beracun, pestisida, dan bahan kimia industri.

    Gejala

    ilustrasi brain fog

    Alzheimer merupakan kondisi progresif, artinya gejalanya semakin memburuk dari waktu ke waktu. Gejala pertama yang berkembang adalah kehilangan memori. Selanjutnya, muncul gejala lain selama beberapa jam atau hari kemudian, hingga membutuhkan perawatan lebih lanjut.

    Gejala-gejala alzheimer meliputi:

    Kehilangan memori: Pengidap alzheimer mungkin akan kesulitan menyerap dan mengingat informasi. Pada akhirnya mereka akan:

  • Mengulang pertanyaan atau percakapan
  • Kehilangan barang
  • Lupa dengan janji yang sudah dibuat
  • Kerap tersesat, bahkan di area yang sudah sering dilewati
  • Penurunan fungsi kognitif: Pasien mungkin akan mengalami kesulitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan penalaran. Termasuk tugas-tugas kompleks. Ia cenderung:

  • Kurang memahami bahaya dan risiko
  • Kesulitan menghitung uang
  • Sulit membuat keputusan
  • Tidak bisa menyelesaikan aktivitas yang memerlukan beberapa tahapan, seperti mengenakan pakaian.
  • Sulit mengenali seseorang atau sesuatu: Pasien kurang mampu mengenali wajah atau objek. Dan ini sama sekali tidak berhubungan dengan masalah penglihatan.
  • Memiliki masalah spasial: Mereka mungkin mengalami kesulitan dengan keseimbangan. Pengidap alzheimer kerap tersandung, menumpahkan sesuatu, atau bahkan mengalami kesulitan mengarahkan pakaian ke tubuh mereka.
  • Kesulitan berbicara, membaca dan menulis: Seseorang dengan kondisi tersebut sulit memikirkan kata-kata umum, serta membuat banyak kesalahan dalam berbicara, mengeja, atau menulis.
  • Terjadi perubahan kepribadian dan perilaku yang meliputi:

  • Sering kecewa, cemas, dan marah
  • Kehilangan minat dan motivasi pada aktivitas yang biasanya sering dilakukan
  • Tidak memiliki empati
  • Menunjukkan perilaku kompulsif dan obsesif
  • Pada 2016, sebuah penelitian mengungkapkan, kehilangan selera humor juga menjadi salah satu tanda gejala penyakit tersebut.

    Cara mengobati alzheimer

    Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan alzheimer. Ya, belum ada sesuatu yang bisa mengembalikan sel-sel otak yang sudah mati. Meski begitu, tersedia beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk menghambat gejalanya serta memperbaiki kualitas pasien dan keluarganya. Berikut di antaranya:

  • Obat-obatan
  • Obat-obatan yang disebut inhibitor kolinesterase dapat meredakan gejala yang memengaruhi fungsi kognitif, misalnya kehilangan ingatan, kebingungan, serta perubahan proses berpikir. Obat tersebut membantu ‘meningkatkan komunikasi’ saraf di seluruh otak.

    Ada juga obat lain seperti memantine dan donepezil yang membantu menghambat perkembangan alzheimer.

  • Terapi emosi dan perilaku
  • Perubahan emosional dan perilaku yang terkait dengan penyakit ini menjadi tantangan tersendiri selain penurunan fungsi otak. Pengidap alzheimer mungkin akan sering marah, cemas, sulit tidur, hingga mengalami depresi.

    Mencari penyebab yang mendasari perubahan emosi dan perilaku tersebut menjadi hal utama yang harus dilakukan. Beberapa mungkin terjadi akibat efek samping obat-obatan, ketidaknyamanan dari kondisi medis lain, atau karena pasien memiliki masalah dengan pendengaran atau penglihatan mereka.

    Jika sudah mengetahui penyebabnya, lakukan terapi agar pasien merasa nyaman menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa dokter terkadang harus memberikan obat antikecemasan atau antidepresan.

    Sementara itu, ada kebiasaan sehari-hari yang bisa membantu mengurangi risiko alzheimer, berikut di antaranya:

  • Olahraga secara teratur
  • Memiliki pola makan yang sehat
  • Menjaga kesehatan sistem kardiovaskular
  • Mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi
  • Membuat otak tetap aktif agar kesehatannya tetap terjaga
  • Itulah beberapa hal yang perlu Mommies ketahui tentang alzheimer. Jika memiliki beberapa gejala, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter agar bisa segera menghambat keparahannya.

    Sumber: Medical News Today

    BACA JUGA:

    Belajar Memahami Penyakit Alzheimer Lewat Still Alice

    Menjaga Otak Tetap Bekerja

    Share Article

    author

    gitalarasw

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan