Sorry, we couldn't find any article matching ''

Penyakit Alzheimer: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya
Di Hari Alzheimer Sedunia ini, ada baiknya kita mengetahui lebih banyak tentang penyakit yang berkaitan dengan fungsi otak berikut. Mulai dari gejala hingga cara menanganinya.
Menurut data dari National Institute of Aging, penyakit alzheimer merupakan penyebab kematian keenam di Amerika Serikat. Penelitian lain bahkan menunjukkan bahwa ia menjadi penyakit ketiga yang menyebabkan kematian, selain penyakit jantung dan kanker.
Alzheimer biasanya menyerang orang-orang berusia 65 tahun ke atas. Namun, ada sekitar 10% anak muda yang memiliki penyakit ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang alzheimer, simak terus artikel berikut ya, Mommies.
Apa itu alzheimer?
Alzheimer merupakan kondisi neurologis di mana kematian sel-sel otak menyebabkan hilangnya memori dan penurunan fungsi kognitif seseorang. Nama penyakit ini diambil dari dr. Alois Alzheimer, dokter yang pertama kali mendeskripsikan penyakit tersebut pada 1906.
Salah satu ciri utama penyakit tersebut adalah kehadiran plak dan kekusutan saraf-saraf di otak. Saat itu terjadi, informasi sulit melintasi beberapa area otak yang berbeda. Dan ketika gejalanya memburuk, pengidap alzheimer akan semakin sulit mengingat peristiwa yang baru terjadi serta alasan melakukan sesuatu. Mereka juga akan kesulitan mengenali orang-orang di sekitarnya.
Pada akhirnya, orang-orang dengan penyakit ini akan membutuhkan bantuan penuh waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Penyebab
Sama seperti semua jenis demensia, alzheimer muncul akibat kematian sel-sel otak. Pada penderita alzheimer, jaringan otak memiliki sel saraf yang makin sedikit. Di otak mereka juga terdapat plak yang menumpuk di jaringan saraf.
Meskipun tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kematian sel-sel saraf tersebut, tetapi ada faktor risiko yang bisa memicunya:
Faktor lain yang meningkatkan risiko penyakit ini adalah cedera otak traumatis dan paparan kontaminasi zat berbahaya seperti logam beracun, pestisida, dan bahan kimia industri.
Gejala
Alzheimer merupakan kondisi progresif, artinya gejalanya semakin memburuk dari waktu ke waktu. Gejala pertama yang berkembang adalah kehilangan memori. Selanjutnya, muncul gejala lain selama beberapa jam atau hari kemudian, hingga membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Gejala-gejala alzheimer meliputi:
Kehilangan memori: Pengidap alzheimer mungkin akan kesulitan menyerap dan mengingat informasi. Pada akhirnya mereka akan:
Penurunan fungsi kognitif: Pasien mungkin akan mengalami kesulitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan penalaran. Termasuk tugas-tugas kompleks. Ia cenderung:
Pada 2016, sebuah penelitian mengungkapkan, kehilangan selera humor juga menjadi salah satu tanda gejala penyakit tersebut.
Cara mengobati alzheimer
Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan alzheimer. Ya, belum ada sesuatu yang bisa mengembalikan sel-sel otak yang sudah mati. Meski begitu, tersedia beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk menghambat gejalanya serta memperbaiki kualitas pasien dan keluarganya. Berikut di antaranya:
Obat-obatan yang disebut inhibitor kolinesterase dapat meredakan gejala yang memengaruhi fungsi kognitif, misalnya kehilangan ingatan, kebingungan, serta perubahan proses berpikir. Obat tersebut membantu ‘meningkatkan komunikasi’ saraf di seluruh otak.
Ada juga obat lain seperti memantine dan donepezil yang membantu menghambat perkembangan alzheimer.
Perubahan emosional dan perilaku yang terkait dengan penyakit ini menjadi tantangan tersendiri selain penurunan fungsi otak. Pengidap alzheimer mungkin akan sering marah, cemas, sulit tidur, hingga mengalami depresi.
Mencari penyebab yang mendasari perubahan emosi dan perilaku tersebut menjadi hal utama yang harus dilakukan. Beberapa mungkin terjadi akibat efek samping obat-obatan, ketidaknyamanan dari kondisi medis lain, atau karena pasien memiliki masalah dengan pendengaran atau penglihatan mereka.
Jika sudah mengetahui penyebabnya, lakukan terapi agar pasien merasa nyaman menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa dokter terkadang harus memberikan obat antikecemasan atau antidepresan.
Sementara itu, ada kebiasaan sehari-hari yang bisa membantu mengurangi risiko alzheimer, berikut di antaranya:
Itulah beberapa hal yang perlu Mommies ketahui tentang alzheimer. Jika memiliki beberapa gejala, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter agar bisa segera menghambat keparahannya.
Sumber: Medical News Today
BACA JUGA:
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS