Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Tips Atasi Persaingan Antar Saudara Kandung
Simak saran Psikolog Anak & Remaja, Vera Itabiliana tentang mengatasi persaingan saudara kandung atau sibling rivalry.
“Kenapa sih kalian nggak bisa akur sebentaaar aja?!” Ini seruan putus asa dari seorang ibu yang kewalahan karena anak-anaknya nggak berhenti bertengkar. Mulai dari rebutan boneka, biskuit yang tinggal satu-satunya, sampai siapa yang duduk di dekat Mama. Yes, Sibling Rivalry atau persaingan antar saudara, biasanya diwarnai dengan emosi negatif seperti perasaan iri.
Di masa pandemi Covid-19 ini sibling rivalry bisa lebih parah mengingat lebih banyak waktu dihabiskan anak-anak untuk bermain bersama saudara mereka. Untuk itu, Mommies perlu memberi pengertian kepada anak-anak bahwa kemampuan mereka berbeda satu sama lain dan ciptakan situasi kakak membantu si adik atau mereka harus saling membantu.
Rivalitas Nggak Bisa Dihindari, Tapi Bisa Dikelola
Langkah pertama adalah dengan memahami penyebabnya. Rivalitas bisa terjadi karena perlakuan yang mereka terima dari orang tua. Seperti sering dibanding-bandingkan. Misalnya orang tua sering mengatakan, “Ayo siapa yang lebih cepat makannya nanti akan …." Keinginan bersaing untuk mendapatkan perhatian dan perbedaan dalam tahap perkembangan dapat menyebabkan kecemburuan dan kesalahpahaman.
Persaingan ini tidak pernah hilang. Hanya intensitasnya berubah, menjadi lebih rendah atau lebih tinggi. Perasaan iri dalam skala kecil-kecilan dan masih wajar bisa tetap terjadi, tapi tidak sampai merusak hubungan. Yang perlu dijaga agar persaingan tidak sampai memecah hubungan.
Sebagian besar penyebab persaingan seperti perbedaan usia atau temperamen, tidak mungkin diubah. Itu yang membuat persaingan antara saudara kandung tidak bisa dihindari. Tapi bukannya nggak ada solusi. Menghentikan pertengkaran untuk selamanya, jelas nggak mungkin, tapi konflik bisa diminimalkan.
Mencegah Persaingan Antar Saudara
1. Tetap tenang dan santai
Perhatikan apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak sehingga Anda bisa segera ambil tindakan sebelum pertengkaran dimulai dan kian panas. Jika Anda tenang, anak-anak akan memerhatikan dan meniru.
2. Ciptakan lingkungan yang kooperatif
Hindari membanding-bandingkan, lebih menyukai yang satu dari yang lain, atau mendorong persaingan. Sebaliknya, ciptakan peluang untuk bekerja, bermain bersama dan kompromi. Berikan contoh yang baik juga. Bagaimana orang tua berinteraksi terhadap satu sama lain akan menjadi contoh bagaimana anak-anak saling berinteraksi. Jika anak-anak melihat Anda atau pasangan saling membanting pintu untuk mengekspresikan kemarahan atau saling bentak saat berargumen, mereka cenderung meniru dan melihat itu sebagai cara yang tepat untuk mengatasi masalah.
3. Menghargai individualitas
Anak-anak cenderung tidak bertengkar jika mereka masing-masing dihargai sebagai individu. Mulailah dengan tidak memberi label atau cap kepada anak dan biarkan mereka tahu bahwa mereka istimewa, dengan menghabiskan waktu bersama mereka. Jika salah satu anak senang bermain di luar, temani dia jalan kaki berkeliling komplek. Jika anak yang satu senang membaca buku, temani ia membaca buku favoritnya. Dan pastikan setiap anggota keluarga memiliki ruang dan waktu yang mereka butuhkan untuk menyendiri.
4. Rencanakan waktu keluarga yang menyenangkan
Makan malam keluarga, bermain board games, menghabiskan waktu di taman dan melakukan aktivitas fisik adalah cara yang bagus bagi anak-anak untuk menyalurkan energi, menjalin ikatan, dan berbagi kenangan positif. Aktivitas akan mengurangi waktu bertengkar dan mereka jadi bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang tuanya.
5. Perlakukan anak secara adil- bukan sama
Bagi orang dewasa keadilan itu penting, tetapi adil tidak selalu berarti sama. Hukuman dan penghargaan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak-anak . Misalnya, Anda tidak harus membeli mainan yang sama. Sebaliknya, beri mereka mainan yang berbeda sesuai dengan usia dan minat anak.
Lalu bagaimana kita bisa mengintervensi pertengkaran antar saudara? Baca di halaman berikutnya ya Mommies.
• Mendamaikan
Alih-alih langsung memarahi dan menyalahkan, cari tahu keterlibatan masing-masing anak dalam situasi tersebut dan fokus untuk mendamaikan mereka.
• Dengarkan
Selama terjadi pertengkaran, kebanyakan anak akan merasa frustrasi dan emosional. Dengarkan penjelasan masing-masing anak dan hormati perasaan mereka. Meskipun emosi mereka bukan alasan untuk bersikap negatif atau agresif, anak lebih mudah diajak bicara jika mereka merasa didengarkan. Jika ada anak yang memukul, beritahu ia bahwa kekerasan tidak akan ditoleransi. Beritahu juga bahwa bicara baik-baik adalah satu-satunya cara agar mereka didengar dan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.
• Beri anak alat untuk memecahkan masalah
Gunakan konflik sebagai alat untuk memecahkan masalah di masa depan. Dengan menggunakan konflik, tunjukkan bagaimana mereka bisa berkompromi, menghindari, meminimalkan atau menghadapi konflik dengan cara yang lebih baik.
• Menghukum bukan mempermalukan
Jika pertengkaran mengakibatkan Anda perlu memberi hukuman, hindari membicarakannya di depan umum agar tidak mempermalukan anak di depan orang lain. Itu akan menciptakan permusuhan yang lebih besar di antara mereka. Anak perlu diberi hukuman, bukan dipermalukan.
• Adakan pertemuan keluarga
Kumpulkan anggota keluarga dan beritahu bahwa mereka punya kesempatan yang sama untuk mengatakan apa yang ingin mereka katakan. Ini juga momen yang pas untuk menetapkan aturan rumah yang dapat disetujui dan dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga. Gantung aturan ini di ruang keluarga untuk mengingatkan semua anggota keluarga tentang komitmen mereka.
Baca juga:
5 Kesalahan Orang tua Penyebab Sibling Rivalry Hingga Mereka Dewasa
PAGES:
Share Article
COMMENTS