Sulit Hamil? Jangan-jangan Alergi Sperma

New Parents

Mommies Daily・11 Sep 2021

detail-thumb

Ada yang pernah mendengar tentang alergi sperma? Meskipun jarang terjadi, tapi memang ada yang mengalami. Salah satu dampaknya, lebih sulit untuk hamil. 

Beberapa pasangan ada yang mudah mendapatkan anak pertama, namun kesulitan memperoleh anak kedua. Bisa jadi faktor usia. Ada juga pasangan lain yang mengalami kesulitan untuk hamil karena alergi sperma sang suami. Ternyata memang, alergi sperma ini bisa membuat seseorang sulit untuk hamil.

Jika ini terjadi pada Anda dan pasangan, apa yang bisa dilakukan? Berikut penjelasan dari dr. Yusfa Rasyid, SpOG.

alergi sperma

Alergi sperma

dr. Yusfa Rasyid, SpOG menjelaskan bahwa alegi sperma bisa terjadi karena sperma dianggap benda asing oleh tubuh pihak perempuan. Dengan begitu, sperma akan ‘diserang’ oleh kekebalan tubuhnya.

Hal ini terjadi apabila tubuh kita membentuk antibodi terhadap sperma pasangan. Dengan begitu, tubuh akan membentuk respon kekebalan terhadap benda asing (antigen) yang masuk ke dalamnya. Apabila terjadi kontak antara sperma dan sistem imun, maka tubuh istri akan membentuk antibodi. Namun, memang tidak semua antibodi perempuan akan memicu aktifnya sistem imun.

Kondisi ini ternyata juga dapat memengaruhi masalah kesuburan, di mana reaksi internal terhadap sel sperma bisa menyebabkan perempuan sulit hamil. Akibatnya, sistem imun dalam tubuh perempuan akan melawan protein sperma sang suami. Ibaratnya sperma suami akan dianggap seperti bakteri. Pergerakan sperma pun akan terhambat karena adanya antibodi ini.

Dokter Yusfa juga menjelaskan bahwa pergerakan sel sperma akan lebih dulu berenang ke saluran indung telur, sementara saluran ini merupakan tempat sperma membuahi sel telur. Sehingga ini menjadi salah satu sebab dari alergi sperma yang mengakibatkan sulitnya terjadi kehamilan.

Alergi cairan air mani

Selain alergi sperma, ternyata ada juga yang mengalami alergi cairan air mani (semen). Reaksi alergi ini jutsru akan lebih cepat dirasakan karena menimbulkan gatal. Bahkan, ada juga yang sampai merasakan panas dalam organ intim. Untuk memastikan apakah kondisi gatal ini merupakan reaksi alergi cairan mani, tentu saja diperlukan konsultasi yang lebih mendalam dengan dokter.

Untuk mencegah terjadinya gatal, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan kondom. Hal ini merupakan langkah yang tepat untuk menghindari terjadinya kontak langsung cairan sperma atau semen dengan dinding vagina. Namun, ini akan mempersulit terjadinya kehamilan.

Terapi yang bisa dijalankan

Dokter Yusfa dari RS. YPK dan Medistra selanjutnya menjelaskan bahwa ada terapi yang dapat dijalankan, yaitu terapi steroid, di mana sistem ketahan tubuh akan ditekan dengan pemberian obat-obatan. Termasuk menekan reaksi antibodi dengan obat-obatan berupa suntikan atau pun tablet.

Salah satu solusi yang bisa ditempuh bagi pasangan yang istrinya mengalami alergi sperma ataupun semen adalah dengan melakukan inseminasi. Inseminasi merupakan sebuah teknik dalam dunia medis untuk membantu proses reproduksi dengan cara memasukkan sperma yang telah disiapkan ke dalam rahim dengan menggunakan kateter. Hal ini bertujuan untuk membantu sperma menuju telur yang telah matang (ovulasi) sehingga dapat terjadi pembuahan.

Berbeda dengan proses bayi tabung, proses inseminasi merupakan pembuahan alami. Sang suami perlu melakukan masturbasi terlebih dulu sehingga sperma bisa diambil untuk dianalisa dan dibersihkan (preparasi). Setelah itu, sperma akan dimasukkan ke rahim istri dan sperma akan berjalan menuju indung telur sehingga pembuahan terjadi secara alami.

Cara lain yang bisa dilakukan  adalah lewat bayi tabung (IVF). Saat ini, pilihan untuk melakukan bayi tabung memang sudah sangat banyak, bahkan ada beberapa Rumah Sakit yang menawarkan harga spesial.

Namun, meskipun alergi air mani bisa dibilang langka, dosen ilmu reproduksi Michael Carroll di Manchester Metropolitan University mengungkapkan berdasarkan penelitiannya bahwa ada sekitar 12 persen wanita yang mengalami alergi tersebut.

Menurutnya, kasus alergi sperma ini banyak tidak diketahui dan terdiagnosis saat diperiksa oleh dokter lantaran banyak pasien yang enggan mengungkapkan hal sebenarnya. Hal ini tentu saja bisa mengakibatkan diagnosa yang salah. Apalagi menurut penjelasan dosen tersebut, gejala alergi sperma mirip dengan penyakit kulit dermatitis atau beberapa penyakit menular seksual.