Merawat dan membesarkan anak kembar lima bukanlah hal mudah. Berikut tips parenting dari orang tua kembar lima AIUEO yang bisa menjadi inspirasi Mommies.
Kelahiran bayi kembar lima pada 2016 lalu sempat menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, melahirkan bayi kembar lima bukanlah hal biasa yang terjadi. Pasangan Habibie Ahmad Akbar dan Lely Solihati pun awalnya tidak menyangka jika akan memiliki bayi kembar lima. Memang, ketika kandungan Lely berusia dua bulan, sel telur sudah terlihat membelah sehingga kemungkinan bayi akan lahir kembar, tetapi mereka tidak mengira akan dikaruniai kembar lima.
“Nggak direncanakan juga punya bayi kembar. Jadi, pas dengar pertama kali ya agak shock juga. Awal-awal diberi tahu dokter itu bayinya ada empat, tetapi pas kontrol lagi ada sel telur yang membelah lagi jadinya kembar lima,” cerita Lely saat dihubungi Mommies Daily pada Selasa (31/8/2021).
“Sempat bertanya juga ke dokter, ‘Nggak bisa dua aja ya, dok?’ saking nano-nano banget perasaannya. Ada kekhawatiran gimana nanti ngebesarinnya, gimana biaya hidupnya. Tapi akhirnya berpikir positif dan dijalanin saja,” imbuh Lely.
BACA JUGA: 8 Faktor yang Meningkatkan Peluang Hamil Anak Kembar
Tentu saja ada perbedaan besar mengandung bayi kembar lima dengan hanya satu janin—risikonya juga lebih tinggi. Hampir setiap bulan, Lely harus dirawat di rumah sakit. Makin tua usia kandungannya, tepatnya sejak usia 4 bulan, Lely juga harus mengurangi aktivitas dan bed rest. Untuk proses persalinan, Habibie dan Lely juga harus pergi ke Jakarta, karena rumah sakit di Cirebon belum mampu menangani kelahiran lima bayi kembar.
Di usia ke 31 minggu—lebih cepat dari jadwal sebelumnya—bayi kembar lima pasangan ini pun hadir ke bumi. Mereka harus dirawat di ruangan NICU selama 1,5 bulan karena kondisi prematur dan berat badan di bawah rata-rata yaitu sekitar 980 gram hingga 1,6 kilogram.
Kini, si kembar lima Abbid Muhammad Akbar (A), Izzul Syaefuddin Al Akbar (I), Uqkail Fathul Akbar (U), Ezra Khairu Akbar (E), dan Oxy Abhitya Akbar (O), sudah berusia lima tahun dan sedang aktif-aktifnya. Bersama dengan sang kakak, Shakira, dan bayi yang baru lahir, Habibie dan Lely menamakan keluarga mereka AIUEOS Family.
Kegemasan keluarga ini membuat banyak orang ingin mengetahui kehidupan sehari-hari mereka. AIUEOS Family pun akhirnya kerap membuat konten di akun Instagram @aiueos.greatfamzz dan youtube AIUEOS Family.
Merawat kembar lima dan dua anak, tentunya bukan hal yang mudah. Banyak hal-hal ekstra yang dibutuhkan. Sebagai unordinary parents, Habibie dan Lely membagikan tips mengasuh anak-anak mereka:
Memberi pengertian kepada Si Sulung
Saat hamil bayi AIUEO, Habibie dan Lely sudah dikarunia satu anak perempuan sebelumnya bernama Shakira. Awal-awal timbul rasa jealous pada diri Shakira karena perhatian orang-orang di sekitarnya terbagi kelima adik kembarnya. “Kalau adiknya digendong, nanti dia juga langsung minta digendong,” kata Habibie.
Shakira juga pada saat itu masih agak asing dengan sang adik sehingga belum dekat dengan mereka. Agar Shakira tidak merasa ditinggalkan, Habibie dan Lely pun berbagi tugas. Saat Lely mengurus bayi kembar lima, Habibie akan menemani dan mengajak main Shakira. Mereka juga beberapa kali mengajak Shakira mengobrol dan memberi pengertian bahwa ia sudah menjadi seorang kakak.
Saat ini, Shakira justru lebih ngemong dan suka membantu menjaga adik-adiknya. Menurut Lely, AIUEO bahkan lebih menurut dengan kakaknya dibanding orang tuanya.
Memiliki kesabaran ekstra
Saat memiliki anak kembar lima, tak jarang Habibie dan Lely mendapat pesan seperti: “Wah seru ya punya bayi kembar!” atau “Lucu ya kembar lima”. Namun, menurut Habibie, terkadang orang hanya melihat dari luarnya saja. Padahal, perlu hal-hal ekstra untuk merawat kembar lima, termasuk kesabaran.
“Karena kalau nggak punya kesabaran ekstra, bawaannya pasti emosi atau stres sendiri. Jadi, kalau saya berusaha untuk jalanin saja dan nggak berpikir macam-macam. Nikmati waktu setiap harinya saja bersama anak-anak. Sabar, sabar, dan sabar, kuncinya,” papar Habibie.
Pendekatan berbeda-beda ke setiap anak
Kembar AIUEO memiliki karakter yang berbeda-dan unik. Sebagai contoh, untuk makanan saja, kesukaan mereka berbeda-beda. Selain itu, ada anak yang mudah disuruh melakukan tugas, ada yang sulit. Uqkail misalnya, lebih suka kebersihan dan suka membereskan mainannya sendiri. Sementara, Ezra cenderung cuek dan Abbid pemalu. Karakter-karakter yang berbeda ini membuat suasana di rumah mereka selalu ramai. Sama seperti kakak-beradik lainnya, Si Kembar juga kerap bertengkar, tetapi cepat pula berbaikannya.
Menurut Habibie, memiliki karakter berbeda ini justru menjadi kelebihan anak-anak. “Kami melakukan pendekatan personal untuk masing-masing anak. Jadi, setiap anak beda penanganannya. Misalnya, untuk Ezra, karena dia cuek, kami harus lebih tegas ketika memberi tahu sesuatu,” papar Habibie.
Berbagi waktu
Tentunya Habibie dan Lely pernah merasa lelah mengurus kembar lima. Oleh sebab itu, mereka mencoba saling pengertian dan berbagi waktu dalam tugas menjadi orang tua ini. Misalnya, ketika sedang merasa capek sekali, Habibie akan jujur kepada Lely dan meminta waktu istirahat. Lely pun dengan senang hati meng-handle anak-anak sementara.
“Harus jujur aja saling bergantian menjaga anak. Tidak usah bohong dan memaksakan diri. Tapi, benar-benar tepati janji besoknya akan menemani anak-anak bermain lagi,” kata Habibie.
“Saya juga kalau malam sebelumnya kurang tidur, keesokan harinya akan menitipkan anak ke Abieh (panggilan untuk Habibie). Memang lebih ke gantian aja, sih,” tambah Lely.
Meminta bantuan
Habibie dan Lely sadar bahwa mereka tidak bisa mengurus ketujuh anaknya sendirian sehingga tidak ingin memaksakan diri. Oleh sebab itu, mereka pun tidak ragu meminta bantuan. Dari AIUEO masih bayi, pasangan ini meminta orang tua untuk membantu mengasuh Si Kecil. Seiring berjalannya waktu, mereka juga memperkerjakan beberapa baby sitter untuk menemani dan membantu mengurus anak-anak di rumah.
Bekerja keras
Merawat kembar lima dan dua anak lainnya pastilah membutuhkan biaya yang sangat besar. “Logikanya, mengurus satu anak saya butuh biaya lumayan, berarti kami harus mengeluarkan 6 kali lipatnya,” kata Habibie.
Habibie dan Lely pun selalu berusaha ikhtiar dan mencari nafkah dengan giat. Memang, risikonya mereka terkadang harus meninggalkan anak di rumah, tetapi tidak ada pilihan lain. “Dua-duanya harus jalan bekerja, kalau cuma masing-masing sepertinya tidak bisa,” ungkap Habibie.
BACA JUGA: Asupan Makanan yang Diperlukan untuk Kehamilan Kembar
Mencontohkan dari perilaku sendiri
Saat membesarkan ketujuh anaknya, Habibie dan Lely berpegang kepada nilai-nilai agama Islam. Untuk memberikan pelajaran kepada anak-anaknya, mereka sebisa mungkin memberi contoh dari diri sendiri dulu. Misalnya dengan disiplin sholat lima waktu, tidak boleh berbohong, menyayangi keluarga, itu diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. “Jadi apa yang mereka lihat dan dengar ya patokannya ada di kami,” ujar Habibie.
Menurut Lely, anak-anak juga cenderung lebih menyerap nilai-nilai kehidupan ketika dipraktikkan langsung dibanding hanya melalui kata-kata. Barulah mungkin di malam hari ketika mereka sudah siap tidur, Habibie dan Lely mengajak ngobrol atau mendongeng lagi tentang nilai-nilai positif yang ingin disampaikan.
Mendukung minat masing-masing anak
Saat ini, minat masing-masing anak memang sudah terlihat. Habibie mengatakan, ia akan memperkenalkan dan mengarahkan lebih jauh sesuai dengan minat mereka. “Saya senang kalau anak-anak punya minat dan bakat yang berbeda-beda sehingga mereka punya karakter yang berbeda-beda juga. Saya akan mendukung apa pun langkah dan impian anak-anak sesuai yang mereka inginkan,” pungkas Habibie.