Apakah Mommies sering linglung dan susah konsentrasi? Jika iya, bisa jadi Mommies sedang mengalami brain fog atau kabut otak. Berikut fakta-fakta yang harus diketahui.
Meskipun sudah negatif COVID-19, tetapi beberapa orang mengaku bahwa mereka masih merasakan efek sampingnya. Fenomena ini kerap disebut sebagai long covid. Dilansir dari detikHealth, ada sekitar 30% pasien COVID-19 yang gejalanya tidak kunjung hilang. Secara umum, 32,7 persen pasien dengan gejala ringan dan 31,3 persen pasien yang dirawat di rumah sakit, mengalami gejala yang menetap selama 3-9 bulan berikutnya.
Gejala yang paling sering terjadi adalah merasa kelelahan (13,6 persen) serta gangguan mencium dan mengecap (13,6). Namun, selain itu mereka juga kerap mengalami nyeri otot hingga kabut otak (brain fog).
Berbicara tentang brain fog, itu berkaitan dengan kemampuan mengingat. Pada penderita COVID-19, ini terjadi sebagai reaksi tubuh melawan virus corona yang menyerang sistem saraf.
Meski begitu, kondisi ini juga kerap dialami oleh ibu hamil, penderita depresi, seseorang yang memiliki penyakit saraf, hingga mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketahui fakta-faktanya lebih lanjut yuk, Mommies.
Brain fog atau kabut otak sebenarnya bukan kondisi medis. Itu merupakan istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan situasi di mana kita sulit menjalankan aktivitas dan kehidupan terasa melambat. Lebih tepatnya, saat ada kabut otak, kita jadi mudah melupakan sesuatu, otak susah fokus, dan sering linglung.
Beberapa contoh seseorang memiliki brain fog, meliputi:
Jika mengalami brain fog, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Berikut saran dari para ahli kesehatan.
Kita disarankan untuk tidur selama 7-9 jam. Namun, tidak hanya kuantitasnya, Mommies juga harus memastikan tidurnya nyenyak. Memiliki kualitas tidur yang baik dapat membantu tubuh memulihkan diri.
Aktivitas fisik tidak hanya bagus untuk kesehatan jantung dan paru-paru, tetapi juga fungsi otak Mommies. Lakukan olahraga secara rutin, bisa dimulai dari yang paling sederhana.
Cobalah untuk memiliki pola makan yang seimbang agar tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Dengan begitu, ia dapat memiliki kesehatan yang baik.
Menjauhkan diri dari rokok dan alkohol dapat meminimalisasi inflamasi di otak. Dengan begitu, risiko mengalami brain fog juga lebih rendah.
Aktivitas untuk mengurangi stres seperti meditasi atau yoga dapat membantu menurunkan hormon yang memiliki dampak negatif pada otak. Mommies juga bisa melakukan hal lain yang disukai sehingga bisa lebih rileks sehari-hari.
Itu dia fakta-fakta terkait brain fog serta cara mengatasinya. Jika kondisinya berlangsung dalam waktu lama—bahkan sampai merusak kehidupan sehari-hari—sebaiknya segera konsultasikan ke dokter ya, Mommies. Dokter akan memberikan saran terbaik untuk mengatasinya, kemungkinan juga membutuhkan perawatan medis tertentu.
BACA JUGA: