Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Contoh Body Shaming yang Sering Kita Lakukan Tanpa Sadar
Praktik body shaming sudah sangat sering terjadi dan banyak yang menjadi korbannya. Namun, beberapa dari kita bahkan tidak sadar ketika melakukan body shaming.
Saat menghadiri acara penyambutan atlet di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pada Kamis (5/8), Nurul Akmal, atlet angkat besi Indonesia, mengalami kejadian kurang menyenangkan. Ketika diminta berpose untuk difoto oleh para wartawan, tiba-tiba terdengar celetukan “Yang paling kurus” dari salah satu hadirin yang ada di sana. Hal ini sangat disayangkan karena Nurul harus menjadi korban body shaming.
Dilansir dari CNN Indonesia, Nurul tahu jika itu diutarakan dengan nada bercanda dan tidak ambil pusing dengan hal tersebut. Namun, ia juga sedih jika ada orang yang mengejek tubuhnya tanpa mengetahui perjuangan beratnya sebagai seorang atlet angkat besi.
"Saya sedih dan kesal kalau dibilang 'sudah gendut, banyak makan, jelek kaya kerbau' mereka tidak tahu untuk bisa ada di sini perjuangannya seperti apa. Tapi orang tua saya bilang, 'Biarkan saja, tidak apa-apa.' Saya dengan jalan saya sendiri, tidak ganggu orang lain. Saya tetap dengan tujuan saya, terserah orang mau bilang apa," ungkap Nurul kepada CNN Indonesia.
Dalam video viral terdengar samar teriakan 'yang paling kurus' saat lifter asal Aceh itu diminta berfoto usai mengambil bingkisan bunga. Video pun banjir komentar dari netizen. Mereka menyayangkan ucapan yang ditujukan kepada Nurul Akmal.#RedaksiSianghttps://t.co/ns6OyEyJew pic.twitter.com/VNtlCfrBeh
— CNN Indonesia Daily (@CNNIDdaily) August 6, 2021
Di tengah masyarakat yang mengagung-agungkan bentuk badan langsing dan tinggi, orang-orang yang tidak memilikinya memang sering dicela dan dianggap buruk. Praktik body shaming sudah sangat sering terjadi dan Nurul bukan korban satu-satunya.
Pada beberapa kasus, menyampaikan komentar kurang menyenangkan terkait bentuk tubuh seseorang tidak hanya merusak kepercayaan diri, tetapi juga membuat mereka tidak bahagia. Dan tanpa sengaja, kita juga mungkin pernah melakukannya kepada orang terdekat.
Berikut 7 contoh body shaming yang sering kita lakukan tanpa sadar:
Membicarakan berat badan sendiri
Mungkin kita hanya ingin curhat tentang berat badan kita sendiri yang kurang memuaskan. Padahal, kalau dilihat-lihat, ya berat badan kita masih ideal. Banyak orang-orang yang sudah kurus sering bercerita tentang dirinya yang gemukkan (yang sebenarnya tidak terlalu terlihat). Membicarakan hal tersebut di depan teman yang mengalami kelebihan berat badan bukanlah hal bagus—apalagi kalau dilakukan berkali-kali dan dengan nada mengeluh.
Bertanya kabar sambil membahas berat badan
Di sebuah pertemuan, hal yang pertama kali ditanyakan adalah “Apa kabar?”, apalagi jika sudah lama tidak berinteraksi satu sama lain. Namun, pertanyaan ini kerap kali diikuti dengan komentar-komentar yang mengarah ke fisik. Misalnya: “Eh kurusan, deh! Lagi diet, ya?”
Mungkin kita menganggapnya sebagai bentuk pujian, tetapi pada kenyataan itu justru mengarah ke body shaming. Secara tidak langsung, kita mengatakan bahwa penampilannya membaik setelah mengalami penurunan berat badan. Padahal, tidak semua orang kurusan karena program diet, bisa saja sebelumnya ia sakit atau mengalami masalah lainnya.
Memberikan saran diet tanpa diminta
Sangat baik jika Mommies bersemangat dengan diet dan olahraga yang dijalani. Namun, yang baik untuk kita, belum tentu berlaku buat orang lain. Tanpa disadari, kita sering memberikan saran kepada teman untuk mengatur pola makannya atau rajin berolahraga demi menurunkan berat badan, tanpa diminta.
Melakukan hal tersebut bisa membuat seseorang meragukan dirinya sendiri. Mereka akan bertanya-tanya apakah selama ini menjadi pemalas karena jarang melakukan aktivitas fisik atau rakus karena makan terlalu banyak. Padahal, bisa jadi mereka juga sedang berusaha merawat tubuhnya dengan caranya sendiri.
Mempertanyakan pilihan makanan seseorang
Saat melihat pesanan makanan teman, Mommies tanpa sadar berceletuk: “Kamu pesen itu? Kan bikin gendut”. Hal ini bisa membuat seseorang meragukan pilihan makanannya dan merasa ia seharusnya tidak membelinya. Tentu saja, orang tersebut pun jadi tidak nyaman untuk menyantap makanannya.
Menyamakan langsing dengan cantik
Setiap orang cantik dengan caranya sendiri dan tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Anggapan yang menyatakan bahwa tubuh langsing dan ramping membuat orang terlihat lebih cantik adalah salah. Selain itu, memuji orang langsing di depan mereka yang kelebihan berat badan dapat menimbulkan rasa insecure. Meskipun tidak bermaksud mengejek, tetapi itu dapat membuat mereka merasa tidak cantik karena tidak memiliki tubuh ramping.
Mengomentari pakaian seseorang
Pilihan pakaian Mommies mungkin yang terbaik untuk diri sendiri. Oleh sebab itu, mengomentari selera fashion orang lain bukanlah hal baik—apalagi jika ditambah opini bahwa orang tersebut terlihat lebih gemuk atau pendek karena baju yang dikenakannya. Setiap orang memiliki hak untuk memilih apa yang ingin mereka kenakan. Mengatakan bahwa pakaian tertentu tidak cocok dengannya karena bentuk tubuh menjadi salah satu contoh body shaming.
Fat-shaming orang lain
Mungkin tanpa sadar Mommies melakukan fat-shaming kepada orang lain yang tidak dikenal. Namun, secara tidak langsung ini juga bisa melukai orang-orang terdekat. Meskipun celaannya ditujukan ke orang lain, tetapi ketika dikatakan di depan teman yang memiliki masalah berat badan, itu akan membuatnya terluka.
Jadi, lebih sadar dan berhati-hati dalam berbicara ya, Mommies. Tanpa disadari, keluhan atau bercandaan ringan bisa menjadi salah satu bentuk body shaming.
BACA JUGA:
Drakor True Beauty: Ketika Body Shaming Datang dari Keluarga Sendiri
Cerita Mereka yang Alami Gangguan Makan: Dari Ortu Abusive Hingga Body Shaming
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS