banner-detik
SELF

Histerektomi atau Pengangkatan Rahim, Kapan Perlu Dilakukan?

author

Fannya Gita Alamanda28 Jul 2021

Histerektomi atau Pengangkatan Rahim, Kapan Perlu Dilakukan?

Apa yang penyebab Histerektomi atau pengangkatan rahim perlu dilakukan dan kondisi kesehatan apa saja yang membutuhkan tindakan ini? Berikut penjelasannya.

Tindakan Histerektomi dilakukan untuk mengangkat rahim dan mungkin termasuk saluran tuba serta ovarium yang mengakibatkan perempuan yang menjalani operasi ini tidak lagi menstruasi dan tidak bisa hamil.

Beberapa kondisi yang membuat operasi histerektomi diperlukan:

• Kanker kewanitaan. Histerektomi mungkin merupakan pengobatan jika seseorang menderita kanker rahim, kanker serviks, ovarium, dan tuba falopi. Ada dua bentuk pengobatan lain yang bisa dilakukan bergantung pada jenis kanker yang diderita dan seberapa serius yaitu radiasi dan kemoterapi.

• Peranakan turun. Prolaps uteri atau peranakan turun terjadi ketika otot-otot panggul dan jaringan di sekitarnya melemah sehingga sulit menyangga rahim. Dapat menyebabkan sembelit, sulit mengontrol buang air kecil dan mengalami infeksi kandung kemih berulang.

• Fibroid. Histerektomi adalah satu-satunya solusi permanen untuk mengatasi fibroid – tumor rahim jinak yang sering menyebabkan perdarahan terus-menerus, anemia, nyeri panggul dan tekanan di kandung kemih. Perawatan fibroid non-bedah dimungkinkan bergantung pada tingkat ketidaknyamanan dan ukuran tumor. Banyak wanita dengan fibroid nyatanya tidak membutuhkan pengobatan jika gejalanya minimal.

• Perdarahan vagina yang abnormal. Jika mengalami menstruasi berat, tidak teratur, atau berkepanjangan dan tindakan lain tidak mendatangkan hasil positif, maka histerektomi dapat diilakukan.

• Endometriosis. Dalam kasus ini, jaringan yang melapisi bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim yaitu di ovarium, tuba falopi, atau organ panggul atau organ dalam perut. Ketika operasi biasa atau pengobatan lain tidak berhasil, maka tindakan histerektomi perlu dilakukan bersamaan dengan pengangkatan indung telur dan tuba falopi.

• Nyeri panggul kronis. Nyeri radang panggul terjadi ketika bakteri menyerang sistem reproduksi. Jika masih ringan bisa diatasi dengan antibiotik. Namun jika infeksinya terlalu parah, maka hiterektomi dilakukan.

Tindakan histerektomi membuat perempuan akan kehilangan kesanggupan untuk hamil. Untuk kasus kanker, histerektomi radikal adalah satu-satunya cara. Tetapi untuk fibroid, endometriosis, dan prolaps rahim, mungkin Mommies bisa memilih tindakan selain histerektomi.

Mempersiapkan diri

Selain menanyakan efek samping yang mungkin dialami setelah operasi, ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa cemas:

• Cari informasi. Dapatkan semua informasi yang dibutuhkan agar yakin dengan keputusan melakukan histerektomi. Banyak bertanya kepada dokter dan ahli bedah Anda. Pelajari semua prosedur dan langkah-langkahnya agar Anda lebih tenang dan yakin.

• Patuhi instruksi dokter mengenai pengobatannya. Cari tahu apakah Anda harus mengubah rutinitas pengobatan yang biasa dilakukan menjelang operasi. Informasikan ke dokter tentang obat, suplemen atau vitamin yang Anda konsumsi.

• Diskusikan jenis anestesi yang diambil. Histerektomi perut mengharuskan Mommies menjalani bius total, yang membuat Mommies tidak sadarkan diri selama operasi.

• Rawat inap di rumah sakit. Berapa lama Anda akan berada di rumah sakit bergantung pada jenis histerektomi yang dipilih dan yang dokter rekomendasikan. Biasanya, hesterektomi perut memerlukan rawat inap selama 2-3 hari.

• Meminta bantuan. Pemulihan sepenuhnya butuh waktu hingga beberapa minggu. Dokter mungkin akan menyarankan Mommies untuk membatasi aktivitas selama pemulihan. Jadi, jangan ragu meminta bantuan dari seluruh anggota keluarga.

Photo by Gregory Pappas on Unsplash

Bagaimana Histerektomi dilakukan?

Ada dua teknik operasi histerektomi yaitu operasi konvensional dan operasi dengan prosedur invasif minimal (minimally invasive procedure/MIP).

• Operasi konvensional

Disebut juga dengan operasi terbuka (histerektomi perut). Ahli bedah akan menyayat bagian bawah perut untuk mengeluarkan rahim dan bagian lain yang perlu dikeluarkan.

• Minimally Invasive Procedure

*Histerektomi vaginal: ahli bedah akan membuat sayatan di vagina untuk mengeluarkan alat reproduksi. Setelahnya, sayatan dijahit kembali sehingga tidak meninggalkan bekas luka.

*Histerektomi laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut. Melalui sayatan itu, sebuah tabung kecil dengan lampu, kamera (laparoskop) dan alat-alat operasi dimasukkan. Alat tersebut akan memperlihatkan keadaan di dalam tubuh melalui layar monitor sehingga memudahkan ahli bedah melakukan pembedahan.

Dibandingkan operasi konvensional, MIP dianggap lebih baik karena proses penyembuhan lebih cepat, risiko infeksi lebih kecil, tidak sesakit operasi konvensional, dan biayanya lebih murah. Tapi, mereka yang obesitas tidak bisa menjalani prosedur ini.

Baca juga: Apa Itu Vampire Syndrome?

Apa yang harus dilakukan setelah operasi?

Setelah operasi dilakukan Mommies butuh waktu pemulihan sekitar 6 minggu. Boleh tetap melakukan aktivitas ringan tapi jangan mengangkat yang berat-berat, jangan mengemudi, jangan berhubungan seks dulu (yes, it sucks), banyak istirahat, ikuti rekomendasi dokter dan konsultasi sebelum kembali berkegiatan.

Sumber artikel: Satu

Foto utama: Photo by Piron Guillaume on Unsplash

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan