Fraktur Greenstick, salah satu jenis patah tulang yang sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Orang tua, cari tahu lebih detail di sini.
Salah satu jenis patah tulang yang sering dialami oleh bayi dan anak-anak adalah fraktur Greenstick sehingga orang tua wajib tahu apa itu patah tulang Greenstick dan bagaimana penanganannya.
Photo by Pieter Benjamin Nijs on Unsplash
Pada patah tulang atau cedera Greenstick, tulang biasanya menekuk dan menimbulkan retakan tetapi tulang tidak pecah menjadi dua bagian. Patah tulang ini disebut greenstick karena kondisi tulang yang patah mirip seperti ranting muda yang dipatahkan. Fraktur yang juga disebut fraktur parsial ini biasanya terjadi pada tulang panjang seperti tulang lengan, tulang kering, tulang paha dan tulang panjang lainnya.
Sangat sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Mengapa? Karena tulang kelompok usia ini sangat rapuh sehingga lebih rentan terhadap patah tulang jenis ini.
• Fraktur Greenstick Klakivula:
Ketika anak terkena pukulan langsung di daerah dada bagian atas, bahu, atau tangan yang sedang terulur, berisiko mengalami fraktur Greenstick Klakivula. Baru pada usia sekitar 20 tahun, tulang klakivula akan menjadi lebih kuat sehingga anak-anak remaja juga masih berisiko mengalami patah tulang parsial ini.
• Fraktur Pergelangan Tangan Greenstick
Bisa terjadi ketika jatuh dari ketinggian dengan tangan terentang untuk menghindari dirinya cedera dan mendarat dengan telapak tangan menahan bobot tubuh. Sepertiga bagian bawah atau sepertiga bagian tengah jari-jemari atau tulang lengan bawah patah ketika mengalami fraktur pergelangan tangan Greenstick.
• Fraktur Greenstick Tibia
Ketika bayi atau anak-anak mengalami fraktur greenstick tibia, sepertiga bagian tengah atau bawah poros tibia mengalami patah. Ini mungkin terjadi ketika ia mendapat pukulan langsung ke kakinya atau jatuh dari ketinggian dan mendarat di atas kakinya.
Anak kecil senang sekali bermain di luar ruangan dan melakukan berbagai aktivitas fisik, sehingga berisiko menyebabkan cedera. Namun penyebab paling umum dari patah tulang parsial ini adalah jika anak jatuh dari ketinggian karena banyak melakukan berbagai permainan melompat.
• Rasa sakit
• Muncul kemerahan, pembengkakan, atau memar di lokasi terjadi tulang patah.
• Terjadi deformitas anggota badan pada kasus yang parah.
• Penurunan gerakan sendi atau anggota badan untuk mencegah rasa sakit.
• Patah tulang lebih sering terjadi di tungkai bagian atas daripada tungkai bagian bawah.
Anak mungkin kesulitan menjelaskan cidera yang dialami dan gejala yang dirasakan. Penting bagi Mommies mengamati. Jika anak terus kesakitan terutama pada anggota tubuh tertentu atau ia mengurangi penggunaan salah satu anggota tubuh saat beraktivtias karena tidak dapat menekuk atau menekan persendiannya dan rasa sakit tidak mereda setelah 2-3 hari, segera bawa ke dokter.
Baca juga:
Rekomendasi Dokter Anak Spesialis Rehab Medik di Indonesia
Waktu rata-rata pemulihan sekitar 4 sampai 8 minggu, bergantung pada tingkat keparahan. Sebelum dibawa ke dokter, selama masa pengobatan dan pemulihan Mommies perlu memberikan dukungan emosional. Anak mungkin akan menolak memakai belat atau gips karena dia merasa gerakannya jadi dibatasi. Berikan pengertian dan penjelasan yang tepat. Sedikit catatan: jika patah tulang terjadi di tangan yang dominan untuk beraktivitas, anak akan butuh bantuan untuk melakukan banyak hal. Jangan lupa melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk mengawasi pemulihannya.
• Ingatkan anak untuk bermain di permukaan yang lembut untuk memberikan perlindungan dari dampak parah pada tulang.
• Jika anak Mommies mengikuti olahraga atau aktivitas berat, pastikan dia juga mengenakan alat pelindung atau perlengkapan keselamatan yang sesuai.
• Awasi anak-anak saat bermain di luar ruangan untuk menghindarkan mereka dari berbagai jenis cedera dan kecelakaan.
Tapi ingat Mommies, bahkan dalam pengawasan yang ketat tetap ada kemungkinan kecelakaan bisa terjadi. Saat itu terjadi segera cek kondisinya. Jika dirasa berbahaya (terutama pada bayi), segera bawa ke dokter. Mommies juga bisa melindungi anak-anak dengan memberi mereka vitamin C dan D secara teratur untuk menjaga kesehatan tulang mereka.
Baca juga: Tips Agar Anak Cukup Vitamin D Walau Jarang Keluar Rumah