Melahirkan saat pandemi, harus sangat hati-hati mengizinkan siapa yang akan menjenguk, agar tidak terjadi bayi baru lahir terpapar Covid-19 seperti di bawah ini.
Virus Corona atau COVID-19 memang membatasi ruang gerak hampir semua orang. Termasuk Mommies yang baru melahirkan di era new normal. Bayi baru lahir harus dijaga karena rentan tertular penyakit. Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Stony Brook Children's Hospital, Sharon Nachman, M.D., mengatakan bahwa bayi baru lahir menjadi rentan selama enam minggu pertama kehidupannya.
Maka, Nachman menyarankan orang tua untuk membatasi waktu jenguk bayi. Penjenguk yang dimaksud bukan cuma teman, tapi keluarga dan kerabat dekat ya.
Sebagai orang tua dan penjenguk, kita harus paham dengan risiko saat menjenguk bayi di era new normal. Ada faktor yang menentukan, misalnya berat badan bayi rendah, gangguan neurologis, pernapasan, atau masalah daya tahan tubuh.
Bila si kecil mengalami masalah kesehatan tersebut, sebaiknya tidak dijenguk dulu.
Walau bayi sehat dan penjenguk memastikan diri menerapkan Protokol Kesehatan, namun lebih baik tunda dulu, toh kunjungan bisa diubah dalam bentuk virtual. Bisa juga kunjungan kita diganti dengan mengirimkan makanan atau hampers sebagai pengganti kehadiran kita.
Kejadian yang dialami oleh keluarga baby Berverly ini bisa jadi pelajaran. Bayi baru lahir terpapar Covid-19 dan harus mendapat perawatan usai dijenguk.
Cerita ini dibagikan langsung oleh salah akun di Instagram. Dalam postingan tersebut, baby Beverly tampak menggunakan alat bantu pernapasan. Tak hanya bayi mungil tersebut, virus tersebut secara cepat langsung menularkan pada 17 orang lain yang ada di sana, lho.
"Sharing is Caring. Sedikit info dari mama Beverly bagaimana awal mula Baby Bev dan 17 anggota keluarga bisa positif covid," tulis akun @hasanayupelitacinta, dikutip pada Sabtu (10/9/2021).
"Semua bermula ketika mama Beverly lahiran Baby Bev, dan seluruh keluarga besar jengukin mommy and baby. Dari situ satu keluarga besar mulai + covid hingga kena ke baby Beverly dan 17 anggota keluarga lainnya," sambungnya.
Dari pengalaman ini, seharusnya dapat kita jadikan pelajaran ya. Kejadian-kejadian serupa sebetulnya telah banyak terjadi.Seharusnya kita tetap waspada pada siapapun. Walau keluarga sendiri, saat ini pun sudah diberitakan bahwa kasus penyebaran COVID-19 tertinggi berasal dari cluster keluarga. Lebih baik bersikap tegas dibanding menyesal kemudian.
Bagaimana konfirmasi dari pihak keluarga? Mommies bisa melanjutkan baca di HALAMAN BERIKUTNYA.
BACA JUGA:
Cegah Happy Hypoxia pada Anak dengan 5 Latihan Pernapasan Berikut Ini
Photo by Omar Lopez on Unsplash