banner-detik
KIDS

Orang Tua, Wajib Tahu Tentang Dyspraxia Atau Clumsy Child Syndrome

author

Fannya Gita Alamanda08 Jul 2021

Orang Tua, Wajib Tahu Tentang Dyspraxia Atau Clumsy Child Syndrome

Cari tahu tentang Dyspraxia yang banyak diderita anak laki-laki, seperti Daniel Radcliffe, Jamie Oliver hingga Albert Einstein.

Otak kita terdiri dari banyak koneksi yang seperti kabel listrik dan terhubung dengan tubuh kita. Ketika seseorang menderita Dyspraxia, beberapa koneksi ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hingga saat ini, penyebabnyamasih belum diketahui. Namun, para ahli meyakini bahwa ini terjadi karena sel-sel saraf yang mengatur bagian gerakan otot tidak berkembang dengan sempurna. Jika hubungan antara saraf dan otot tidak baik, maka tubuh memerlukan waktu yang lebih lama untuk memproses sebuah gerakan.

Photo by Josh Riemer on Unsplash

Apa Itu Dyspraxia?

Dikenal juga dengan developmental coordination disorder (DCD) atau Clumsy Child Syndrome, sekitar 2-6% orang mengalami sindrom ini dan jumlah penderitanya empat kali lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Fakta lain, pemilik Dyspraxia bisa juga memiliki ADHD atau autisme.

Kebanyakan orang tahu apa itu Disleksia tapi banyak yang belum tahu tentang Dyspraxia padahal 50% penderita Disleksia juga akan mengalami Dyspraxia.

Disleksia terutama memengaruhi cara seseorang melihat kata-kata tertulis baik dengan membaca, mengeja, menulis, atau gabungan dari ketiganya. Mereka juga mengalami kesulitan mengingat dan mengatur waktu. Sedangkan Dyspraxia memengaruhi koordinasi tangan-mata, kesadaran tubuh, keterampilan motorik, memroses informasi, dan untuk beberapa orang harus berjuang mengatasi kemampuan sensorik yang berlebihan.

Photo by Tong Nguyen van on Unsplash

Sisi positifnya (yes, always look on the bright side of everything, Mommies), para penderita  punya kemampuan berpikir kreatif, unik, dan mampu melihat gambaran yang lebih besar dari setiap hal. Mereka yang memiliki Disleksia dan Dyspraxia atau salah satunya cenderung memiliki kesamaan karakter yaitu punya pendirian teguh, ulet, punya etos kerja positif, berempati, dan sangat pengertian.

Baru bisa terdeteksi di masa kanak-kanak atau bahkan setelah remaja. Sindrom ini tidak bisa disembuhkan dan penderitanya akan memiliki ini sepanjang hidupnya. Tapi sekali lagi, ini bukan akhir segalanya. Dengan perawatan yang tepat, kasih sayang, dan kesabaran, anak-anak dengan sindrom ini juga bisa menaklukkan dunia. Mau tahu contohnya?

Aktor berbakat Daniel Radcliffe, model Internasional Cara Delevingne, si jenius Albert Einstein, penulis lagu ternama Florence Welch, chef dengan skill mumpuni Jamie Oliver, David Bailey fotografer kondang yang karya-karyanya menginspirasi banyak orang, dan masih banyak lagi.

Baca juga:

Ini Dia Jenis-jenis Gangguan Belajar pada Anak

Kenali Tanda-tanda Dyspraxia

Photo by Wilhelm Gunkel on Unsplash

Berikut adalah tanda-tanda dari pemilik sindrom Dyspraxia:

  • Sulit membedakan antara kiri dan kanan.
  • Sulit belajar mengikat tali sepatu, dasi, atau memakai celana ketat.
  • Keseimbangan tubuh buruk dan kesadaran diri yang buruk membuat beberapa anak sering merasa pusing dan lupa banyak hal.
  • Tulisan tangan yang berantakan/ tidak rapi, sulit dibaca.
  • Untuk bisa membuat tubuh melakukan apa yang diperintahkan otak, pemilik sindrom Dyspraxia harus melakukan banyak latihan.

    Pemilik sindrom Dyspraxia merasa kesulitan untuk:

  • Mempelajari hal-hal baru
  • Berkonsentrasi
  • Menulis dengan tangan
  • Bicara dengan jelas
  • Mengungkapkan ide dan buah pikiran
  • Berpakaian
  • Berpikir dengan cepat
  • Berolahraga
  • Mengatur ide-ide di kepala
  • Banyak penderita Dyspraxia sangat cerdas. Mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar melakukan sesuatu atau mengingat sesuatu daripada orang kebanyakan.

    Faktor risiko Dyspraxia

    Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

  • Kelahiran prematur
  • Berat badan bayi yang di bawah normal
  • Memiliki keluarga dengan riwayat Dispraksia
  • Terpapar alkohol dan obat-obatan terlarang (narkotika) saat di dalam kandungan.
  • Gangguan-gangguan lain yang bisa menyertai

    Orang-orang dengan gangguan koordinasi perkembangan (developmental coordination disorder atau DCD) kemungkinan juga memiliki satu atau lebih kondisi-kondisi berikut:

  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), sulit fokus atau konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif.
  • Gangguan spektrum autisme.
  • Diskalkulia (kesulitan dengan matematika).
  • Disgrafia (ketidakmampuan menulis dengan rapi dan atau menggambar).
  • Disleksia (kesulitan membaca dan mengeja).
  • Hipotonia (tonus otot yang rendah atau sindrom otot floppy).
  • Gangguan pemrosesan sensorik.
  • Gangguan bahasa spesifik (Specific language impairment atau SLI, perkembangan bahasa anak di bawah tingkat usia).
  • Kurangnya persepsi visual.
  • Dyspraxia, seperti Disleksia memang bisa bikin hidup jadi sangat menantang, tapi sama halnya dengan Disleksia, dengan bantuan dan pemahaman yang tepat, sindrom ini tidak perlu memengaruhi rasa percaya diri, kesanggupan, pekerjaan, dan kemampuan anak untuk hidup mandiri.

    Baca juga:

    8 Tanda Anak Memiliki Gizi Buruk, Jangan Diabaikan!

    Share Article

    author

    Fannya Gita Alamanda

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan