Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ini Bahayanya Kurang Gizi Pada Tumbuh Kembang Anak
Jika terlambat disadari, kurang gizi pada anak bisa menyebabkan anak gagal tumbuh atau bahkan menderita berbagai penyakit, dari anemia hingga busung lapar.
Anak yang menderita kurang gizi sudah tentu kesehatan dan tumbuh kembangnya akan terganggu. Jika tak segera diatasi, kondisi ini bisa mengarah kepada gizi buruk yang bisa berakibat fatal.
Sayangnya, kita sebagai orang tua sering terjebak pada pehamaman bahwa berat badan dan tinggi badan anak besar dipengaruhi oleh faktor keturunan. Faktanya, faktor keturunan menyumbang hanya sedikit pada ukuran tubuh anak. Gizi adalah salah satu faktor utama yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, orang tua perlu peka terhadap kecukupan gizi anak agar anak terhindar dari risiko buruk akibat kurang gizi.
Kenali Kondisi Kurang Gizi pada Anak
Kurang gizi pada anak adalah kondisi dimana anak tidak mendapatkan asupan gizi cukup yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, anak bisa mengalami sejumlah gangguan kesehatan atau keterlambatan tumbuh kembang. Kondisi kurang gizi terbagi dua jika dilihat dari derajat keparahannya. Pertama yaitu Malnutrisi Energi-Protein (MEP) ringan atau disebut kurang gizi, dan Malnutrisi Energi-Protein (MEP) atau disebut gizi buruk. Penyakit yang tergolong gizi buruk antara lain kwashiorkor dan marasmus.
Jangan salah, kondisi kurang gizi nggak hanya terjadi pada anak yang tampak kurus atau kurang makan. Anak dengan berat berlebih juga bisa saja mengidap kurang gizi, terutama jika terlalu banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi namun minim gizi.
Gejala awal kurang gizi pada anak ditandai dengan kenaikan berat badan yang kian berkurang, terhenti, atau bahkan menurun. Berat badan dan tinggi badan anak tak lagi berada pada kurva pertumbuhan normal. Gejala lain yang menyertai yaitu nafsu makan anak menurun, tampak lesu dan mudah lelah, pipi dan mata tampak cekung, dan sebagainya.
Dampaknya pada Kesehatan Anak
Berikut ini beberapa kondisi yang bisa anak alami akibat kurang gizi:
Tumbuh kembang anak terhambat
Mommies pasti familiar dengan istilah stunting. Menurut dr. Inggriani Tobarasi, SpA, Mkes, dokter spesialis anak dari RS Awal Bros A.Yani, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang meliputi pertumbuhan tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Jadi, ketika mommies merasa tubuh atau perawatan anak lebih pendek dari anak seusianya, jangan buru-buru menyalahkan faktor keturunan. Lebih baik observasi kecukupan gizi si kecil selama ini, apakah betul-betul sudah terpenuhi atau tidak. Kalau ragu, berkonsultasilah pada dokter sebelum terlambat.
Selain stunting, anak juga bisa jadi sangat kurus (wasting) dengan berat badan jauh di bawah kurva normal akibat kurang gizi. Pantau terus berat badan anak dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO. Jika dibiarkan kondisi gagal tumbuh ini bisa menjadi permanen.
Kemampuan motorik terlambat
Selain stimulasi, gizi punya peranan penting terhadap perkembangan motorik anak. Jika nggak mendapat asupan makanan yang cukup sebagai sumber energi, anak berisiko mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Mommies perlu waspada ketika kemampuan motorik anak tak berkembang sesuai usianya.
Gangguan kognisi
Otak membutuhkan asupan zat gizi makro dan mikro untuk berkembang. Bila tak tercukupi, fungsi otak anak bisa terganggu. Pada anak usia sekolah, bisa mengalami gangguan belajar akibat sulit berkonsentrasi dan mudah lelah.
Daya tahan tubuh menurun
Asupan gizi yang kurang pada si kecil bisa membuatnya lebih mudah terserang berbagai penyakit. Akibatnya, anak jadi lebih rentan terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya menurun. Jangan anggap sepele ketika anak mengalami batuk berkepanjangan, atau mulut dan gusi mudah terluka, rambut rontok dan kulit kering, proses penyembuhan luka yang lambat, itu bisa terjadi sebagai dampak anak kurang gizi.
Kekurangan vitamin dan mineral
Publikasi National Center for Biotechnology Information Amerika Serikat menyebutkan, kekurangan zat gizi yang paling umum pada anak usia sekolah adalah kalsium, serat, folat, zat besi, magnesium, kalium dan vitamin E. Defisiensi energi, protein dan seng menyebabkan stunting. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan nyeri tulang, kram otot, rakitis, dan kelainan bentuk tulang (bila parah). Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anak anemia. Kekurangan vitamin dan mineral pada anak bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih kompleks jika tidak ditangani.
Baca juga: Waspadai Tanda dan Gejala Anak Kekurangan Vitamin A, B, C, D Berikut
Penyakit Marasmus dan Kwashiorkor
Pada tingkat terparah, anak yang kekurangan gizi tingkat berat bisa menderita penyakit marasmus dan kwashiorkor.
Marasmus ditandai dengan kondisi fisik anak yang sangat kurus akibat kehilangan lemak dan otot-otot dalam jumlah signifikan. Wajahnya terlihat tua, tulang-tulang terlihat menonjol, kulit kering dan mengendur. Anak sering menangis karena selalu merasa lapar. Pada tingkat berat, anak bisa menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran.
Sementara anak yang menderita kwashiorkor (HO) atau busung lapar memiliki gejala khas yaitu bagian perut tampak buncit. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Tampak perubahan mental menyolok pada anak. Kondisi anak lemah, sering menangis, atau malah terlihat sangat pasif. Mengalami gangguan kulit dan masalah kesehatan lainnya.
Agar terhindar dari risiko kurang gizi, yuk, pantau terus kecukupan gizi anak. Nggak hanya saat anak masih bayi saja, lho, melainkan hingga mereka tumbuh remaja atau bahkan dewasa.
Baca juga: Catat, Ini Panduan Kecukupan Gizi Anak Sekolah Usia 6-9 Tahun
Share Article
COMMENTS