Sukses mengangkat cerita para jasa pembersih TKP di Korea Selatan, drakor Move To Heaven sukses mengaduk-aduk hati sampai berdarah.
Ketika seseorang meninggal, tentunya jenazahnya akan ditangani sesuai dengan kepercayaan atau adat masing-masing. Ya, kan? Yang muslim dikafani kemudian dikuburkan, yang non muslim seperti umat Kristiani, ada misanya dulu, baru kemudian dimakamkan di dalam peti. Sementara kepercayaan lain melalui proses membakar jenazah dan kemudian dilarung ke laut. Begitupun di Korea Selatan. Nah, masalahnya setelah meninggal ini, barang-barang mendiang dikemanakan? Yang tinggal sama keluarga mungkin bisa ditangani sama mereka-mereka yang ditinggalkan, tapi bagaimana kalau dia hidup sendiri? Di Korea Selatan ternyata ada profesi pembersih kamar atau rumah setelah terjadi peristiwa pembunuhan, bunuh diri (ini banyak banget katanya), serta kematian tanpa pengawasan. Drakor Move To Heaven ternyata mengadaptasi cerita seorang “pembersih trauma” Park Sae Byul. Tentunya dibumbui dengan drama, ya. Siapkan tissue, karena per episodenya akan membuat mommies menitikkan air mata. Terutama di dua episode terakhir.
Awalnya Han Geu Ru, seorang anak dengan sindrom Asperger membantu menjalankan usaha pembersihan trauma bersama ayahnya, Han Jung Woo. Perusahaan mereka sendiri bernama Move To Heaven, nama yang menggambarkan proses pemindahan barang bagi mendiang yang sedalam dalam perjalanan menuju (Insha Allah) surga. Berbeda dengan jasa pembersihan trauma lainnya, mereka berdua selalu berhasil menemukan pesan tak tersampaikan hanya dari benda-benda peninggalan pribadi mendiang. Seperti bon pembelian makan siang, foto, hidden letter, hingga flyer yang dikumpulkan. Dan ketika hidden message tersebut disampaikan ke orang-orang terdekat mendiang, di momen tersebutlah penonton akan dibikin emosi. Ya nangis, marah, kesal, sedih, terharu, campur-campur semuanya pokoknya. Daebak buat penulisnya, sutradaranya, dan semua pemeran terutama Tang So Joon yang berhasil membawakan karakter Geu Ru dengan sempurna.
Baca juga: 10 Rekomendasi Film Dewasa Korea dan Jepang
Sebenarnya kematian Han Jung Woo, sih, yang menjadi awal perubahan di perusahaan Move To Heaven. Wasiatnya yang menunjuk adik tirinya Cho Sang Gu, mantan narapidana karena dituduh melakukan percobaan pembunuhan sebagai wali Geu Ru, serta menggantikan dirinya di Move To Heaven kemudian jadi mengubah jalan hidup semua orang yang terlibat di dalamnya. Baik hidup Geu Ru yang selama ini hidupnya sangat teratur, si tetangga cerewet Hong Seung Hee (yang ternyata naksir Geu Ru), dan juga hidup Sang Gu sendiri. Setelah menggantikan kakaknya itulah, Sang Gu pun akhirnya mau memaafkan nasib yang menurutnya selalu memberikan kesialan untuk hidupnya. Ia pun berusaha berdamai dengan sejarah kebencian terhadap kakaknya yang ternyataaaaa….(yaudah nonton sendiri saja kalau belum nonton).
Lonely death alias Godoksa merupakan fenomena kematian dalam kondisi kesepian tanpa ada orang dekat, kerabat atau keluarga di sisi mendiang. Kebanyakan, sih, terjadi pada orangtua yang kematiannya sering nggak diketahui selama beberapa hari. Tapi bisa juga terjadi pada orang-orang muda yang jauh dari keluarga akibat merantau ke kota lain. Para jasa pembersih seringkali menemukan obat-obatan anti depresan yang semakin meyakini bahwa di detik-detik terakhir mendiang, mereka merasakan kesepian yang amat sangat.
Drakor Move to Heaven menurut saya berhasil menyajikan story yang bisa dibilang fresh, soalnya belum ada drama Korea yang mengisahkan kehidupan profesi pembersih TKP. Walau hanya berjumlah 10 episode, setiap episode benar-benar berhasil mengaduk-aduk hati. Kisah tiap mendiang itu, lho, kok, ya, pilu-pilu semua. Drama ini juga berhasil melihat berbagai masalah sosial yang terjadi di Korea Selatan mulai dari ketidakadilan bagi pegawai magang, homoseksual, bunuh diri, dan adopsi internasional yang membuat anak-anak Korea Selatan jadi banyak yang nggak punya kewarganegaraan. Sad!
QUIZ: Karakter Strong Woman di Mr Queen yang Cocok Buat Kamu