banner-detik
KIDS

Ereksi pada Anak, Kapan Perlu Khawatir?

author

Sisca Christina07 Jun 2021

Ereksi pada Anak, Kapan Perlu Khawatir?

Panik mendapati anak ereksi? Tenang dulu mommies, ereksi bahkan sudah terjadi di dalam kandungan. Ereksi pada anak normal, asalkan.. (baca selanjutnya, ya!).

Buat mommies yang memiliki anak laki-laki, mungkin pernah bingung mendapati penis anak atau bayi menegang di saat-saat tertentu. Wajar nggak, sih? Kebanyakan orang mengaitkan ereksi dengan fungsi seksual alami seorang pria dewasa. Namun sebenarnya, ereksi tidak hanya terjadi pada pria dewasa saja dan nggak terkait dengan fungsi seksual semata. Ereksi juga sering terjadi pada anak-anak, dan ini normal!

Ereksi pada anak terjadi sejak di dalam kandungan

Seorang bayi laki-laki dapat mulai mengalami ereksi sejak usia sangat dini, yaitu saat mereka masih dalam kandungan. Jadi, jika mommies melihat bayi ereksi saat mengganti popoknya atau sedang mandi, tidak perlu panik, ya. Nantinya, ketika anak laki-laki tumbuh dan lebih aktif, mereka secara alami akan menjelajahi tubuh mereka, termasuk menyentuh penis mereka dan bahkan mungkin mencoba membuatnya ereksi.

Oleh karena itu, ereksi pada bayi dan balita adalah hal yang normal. Bahkan menurut para ahli, ereksi menandakan sistem saraf anak bekerja dengan baik. Namun, tidak seperti ereksi orang dewasa, ereksi yang mereka alami tidak akan menyebabkan ejakulasi. Ini tidak terjadi sampai anak memasuki masa pubertas, yaitu saat anak berusia sekitar 11 tahun atau lebih.

Ereksi terjadi saat anak…

Pada bayi baru lahir, ereksi bisa terjadi ketika udara dingin mengenai alat kelamin bayi saat ganti popok, ketika air menyentuh penis bayi saat mandi, atau ketika kandung kemih bayi penuh, tanda bayi perlu buang air kecil.

Sedangkan pada balita, selain karena ingin buang air kecil atau ketika tertidur, ereksi juga mungkin terjadi karena mereka menyentuh, menggosok, atau bermain dengan penis mereka saat mereka berolahraga atau berganti baju. Nggak jarang itu menyenangkan buat mereka, dan melakukannya kembali dengan sengaja. Tapi jangan khawatir, ya mommies. Sekali lagi, ini sepenuhnya normal, dan berarti organ vitalnya berfungsi dengan baik.

Saat yang tepat untuk memulai pendidikan seks

Terkait dengan anak balita yang mengalami ereksi akibat sentuhan dari mereka sendiri, mommies dan daddies bisa mulai menjelaskan tentang pendidikan seks. Dimulai dengan pengenalan anggota tubuhnya sendiri termasuk penis. Ini bisa membantu anak agar tidak bermain-main dengan penisnya sembarangan. Tahu kapan harus harus menyentuh penis, misalnya hanya saat mandi atau berkemih, bukan untuk sekedar fun. Bahwa penis adalah anggota tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.

Dalam menjelaskan semua ini, mommies harus tetap tenang, dan bukan menganggapnya sebagai hal tabu, agar anak tetap nyaman untuk terbuka saat mereka mulai mengalami hal-hal lain terkait organ vitalnya kelak.

Sebagian anak mungkin tak nyaman dengan ereksi yang mereka alami

Perlu diketahui juga, nggak semua anak merasa nyaman dengan ereksi. Beberapa anak merasa takut dengan perubahan pada penis mereka, merasa tidak nyaman atau bahkan sakit, terutama jika ereksinya cukup kuat dan berlangsung cukup lama. Ini bisa membuat anak menangis kesakitan. Jika ini yang terjadi, jelaskan kepadanya bahwa itu adalah hal normal yang terkadang terjadi pada anak laki-laki. Bantu anak untuk merasa lebih nyaman dengan mengenakan celana longgar.

Kapan harus khawatir?

 Ereksi pada anak pada umumnya hal yang normal dan tidak berbahaya. Ereksi akan turun dengan sendirinya dengan cukup cepat tanpa masalah. Namun pada beberapa kasus, ereksi bisa menjadi sesuatu yang lebih serius, misalnya:

  • Jika ereksi pada anak berlangsung lebih dari satu jam, ada kemerahan atau ruam, demam, atau terlihat sangat bengkak.
  • Jika ereksi sangat menyakitkan dan berkepanjangan, yang bisa menandakan gangguan kesehatan yang disebut priapismus. Penyakit ini terjadi pada pria dewasa atau anak laki-laki berusia 5-10 tahun yang memiliki penyakit seperti leukemia atau trauma pada penis atau panggul mereka (seringkali akibat pelecehan anak). Jika tidak diobati, dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau penis permanen.
  • Jika ereksi pada anak terasa sakit dan berlangsung lama, jangan ragu untuk temui dokter, ya.

    Baca juga:

    Waspada Priapismus: Ereksi Berkepanjangan yang Bisa Berakibat Impotensi

    Berapa Usia Ideal Anak untuk Sunat?

    Foto: Freepik

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan