banner-detik
DAD'S CORNER

Fakta Seputar Blue Balls, Rasa Ngilu pada Testis

author

Fannya Gita Alamanda03 Jun 2021

Fakta Seputar Blue Balls, Rasa Ngilu pada Testis

Meski tak berbahaya, tapi keluhan ini cukup mengganggu. Ketahui fakta-fakta seputar Blue Balls Si rasa ngilu pada testis.

Walau namanya terkesan ‘lucu’ namun artinya ternyata tidak selucu itu. Seperti apa fakta-fakta tentang Blue Balls yang ternyata tak hanya dialami oleh Laki-laki, namun juga bisa dialami oleh perempuan? Simak hasil wawancara Mommies Daily dengan dokter Djoni Nurung, SpOG (K) dari RSUD Kabupaten Bekasi.

Apa itu Blue Balls?

Sebuah kondisi ketika testis terasa ngilu dan nyeri yang disebabkan karena seseorang yang sudah sangat terangsang, gagal mencapai ejakulasi atau orgasme. Dalam Bahasa medisnya disebut Hipertensi Epididymis. Epididymis sendiri adalah suatu saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang berfungsi mengangkut dan menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Pada beberapa kasus, kondisi ini benar-benar dapat menyebabkan testis menjadi kebiruan.

Ini tidak berbahaya, bukan sebuah kondisi medis yang serius. Namun memang dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada testis setelah mengalami ereksi tanpa orgasme. Sensasi nyerinya bahkan bisa menjalar ke perut bagian atas hingga ke ulu hati.

Apa Penyebabnya?

Penis dan testis mengandung ribuan pembuluh darah yang membesar dan terisi dengan darah selama ereksi. Saat penis menegang, ternyata ukuran testis juga bertambah sedikit. Setelah orgasme (atau penurunan gairah), darah mengalir kembali ke tubuh. “Blue balls bisa terjadi ketika seorang pria tetap terangsang tanpa orgasme, sehingga menyebabkan penumpukan darah sementara di testis yang menyebabkan hipertensi pada Epididymis, yang akhirnya akan bergejala sebagai blue balls,” jelas dokter Djoni.

Siapa saja yang berisiko mengalami?

Pria yang mudah terangsang lebih mungkin mengalami ‘Blue Balls’ dalam hidup mereka, termasuk mereka yang sering menunda orgasme saat berhubungan seks atau masturbasi.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh pria, tapi juga bisa dialami wanita. Yang disebut ‘Blue Vulva’. ‘Blue Vulva’ terjadi akibat adanya penumpukan aliran darah yang serupa di klitoris dan vulva selama seseorang bergairah secara seksual, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan jika tidak segera diatasi.

Baca juga: Waspada Priapismus, Ereksi Berkepanjangan yang Dapat Membuat Impotensi

Dapatkah Dicegah?

Bisa dicegah. Caranya dengan melakukan hubungan seksual secara teratur atau bisa dengan masturbasi hingga mencapai ejakulasi. Namun bagi pria yang mudah terangsang, tapi tidak bisa berhubungan seks atau masturbasi, tenang, tetap ada caranya.

Anda dapat mengalihkan perhatian. Misalnya dengan memikirkan tumpukan tugas di kantor atau hal lain yang tidak ada hubungannya dengan seks. Cara lain, mandi air dingin untuk mengurangi aliran darah yang terjadi di kemaluan atau berbaring telentang untuk mengalihkan aliran darah dari testis. Coba juga melakukan rutinitas olahraga cepat menstabilkan aliran darah secara keseluruhan dalam tubuh, termasuk sering berjalan kaki.

Tanda dan gejala

Skrotum terasa berat, sensasi sakit, nyeri pada testis atau rasa tidak nyaman yang ringan dan bisa terjadi munculnya rona warna biru yang samar

Mitos seputar blue balls

Mitos #1: Kondisi ini sangat berbahaya

Ini tidak benar. Meski terasa mengganggu, ini adalah kondisi yang cukup umum, tidak berbahaya dan mudah diatasi.

Mitos #2: Blue balls selalu tampak berwarna biru

Rona kebiruan apa pun yang dihasilkan dari blue balls biasanya tidak terlalu kentara dan mungkin tidak terjadi sama sekali.

Mereka yang mengalami blue balls atau blue vulva juga bisa mengatasinya dengan obat pereda nyeri seperti ibuproven. Tapi dokter Djoni menyarankan alangkah baiknya jika konsumsi obat-obatan dilakukan di bawah pengawasan medis. Pada umumnya, blue balls memang bisa membaik dengan sendirinya. Namun, bila terjadi sensasi nyeri yang hebat secara terus-menerus hingga menghambat aktivitas seksual, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk opsi terbaik.

Photo by Lara Zengin on Unsplash

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan