Satu persamaan yang dialami SEMUA orang tua, semua merasakan kelelahan luar biasa. Bisa jadi karena selama ini kita hanya fokus pada istirahat fisik dan mental, namun belum melakukan 5 jenis istirahat lainnya.
Bergabung di banyak sekali WAG dengan anggota yang sebagian besar orang tua, membuat saya paham bahwa kita semua benar-benar mengalami kelelahan yang luar biasa. Tak jarang banyak yang curhat kalau mereka kadang sampai menangis karena sangat lelah. Banyak dari kita yang tidak bisa beristirahat dengan baik. ISTIRAHAT ya, bukan sekadar tidur.
Berikut, ada 7 jenis istirahat yang seharusnya kita lakukan, namun sayangnya seringkali kita hanya fokus pada istirahat fisik dan mental namun mengabaikan 5 jenis istirahat lainnya, yang sesungguhnya juga sangat kita butuhkan.
Istirahat fisik itu tidak hanya tidur, namun termasuk di dalamnya istirahat aktif dengan melakukan kegiatan sejenis yoga atau pijat. Kegiatan untuk merelaksasikan otot-otot tubuh dan pikiran kita. Jadi silakan atur jadwal rutin dengan instruktur yoga kesayangan atau pijat refleksi untuk relaksasi. Itu bukan dosa!
This one is pretty self-explanatory – our minds need to get off the hamster wheel. Namun di sisi lain, betapa sulitnya mengistirahatkan pikiran di tengah pandemi ini. Banyak sekali hal yang kita khawatirkan. Terutama ketika kita seorang ibu. Segala hal selalu mampir di otak dan meminta perhatian kita.
Dr Sandra Dalton-Smith memberi saran agar kita bisa meluangkan waktu untuk melakukan istirahat mental, yaitu dengan menjadwalkan istirahat singkat setiap dua jam agar memberi waktu otak untuk rehat sejenak. Di mana istirahat singkat ini cukup sekitar 15 menit.
“Bright lights, computer screens, background noise and multiple conversations — whether they’re in an office or on Zoom calls — can cause our senses to feel overwhelmed,” siapa di sini yang merasakan hal yang sama? Berapa jam dalam sehari kita menatap layar komputer, handphone, meeting berkali-kali dan terpaksa multitasking? Padahal kita butuh mengistirahatkan panca indera kita dari kesibukan seperti itu.
Tahu nggak salah satu tanda bahwa kita telah melakukan istirahat emosional dengan baik? Menurut Dr Dalton Smith, salah satunya ketika kita bisa menjawab pertanyaan "Bagaimana kabarmu hari ini? dengan mengatakan "Saya sedang tidak baik-baik saja" secara JUJUR kalau memang kita sedang tidak baik-baik saja. Mampu berbagi keluhan jika memang membutuhkan.
Ini artinya kita bisa memilih dengan siapa kita ingin bergaul dan mencari orang-orang yang bisa membuat kita berharga. Sudahkan kita melakukannya? Cukup beranikah kita untuk melepaskan diri dari orang-orang yang memiliki efek negatif dalam hidup kita? Ini termasuk ketika kita meeting dengan orang yang sangat menyebalkan, kalau menurut Dalton, boleh kok kita mematikan kamera :D.
Salah duanya dengan melakukan doa dan meditasi, sudah termasuk di dalam istirahat secara spiritual. Mungkin cukup menantang ketika proses ibadah saat ini dilakukan secara virtual. Untuk saya pribadi, ibadah virtual membuat konsentrasi saya mudah terpecah. Selain doa dan meditasi, terlibat menjadi sukarelawan juga bisa membuat kita istirahat spiritual.
Atau disebut creative rest salah satunya dengan melaukan kegiatan yang bisa mengasah sisi kreativitas kita. Melukis, memasang puzzle hingga menghabiskan waktu di alam. Cocok banget mencoba trekking di curug-curug yang dekat rumah, kan!
Baca juga: Direktori Curug yang Dekat dari Jakarta
Jadi, sudah cukupkah kita melakukan istirahat dalam berbagai aspek tersebut? Cek lagi yuk.
Photo by Drew Coffman on Unsplash