banner-detik
ETC

20 Tradisi Keluarga di Seluruh Dunia, dari Upacara Memberi MPASI Pertama, Hingga Tradisi Banting Piring Jelang Pernikahan

author

Sisca Christina15 May 2021

20 Tradisi Keluarga di Seluruh Dunia, dari Upacara Memberi MPASI Pertama, Hingga Tradisi Banting Piring Jelang Pernikahan

Dari yang hangat hingga unik, dari Asia hingga Eropa, berikut berbagai tradisi keluarga di seluruh dunia. Nilai tradisi keluarga di Vietnam, patut dicontoh.

Kalau bicara tradisi, bisa dibilang Indonesia punya tradisi yang amat kaya. Sebab, Indonesia dikaruniai masyarakat majemuk yang terdiri berbagai suku dengan adat istiadatnya masing-masing. Namun, pastilah ada beberapa tradisi keluarga yang sudah menjadi kebiasaan umum, tak pandang dari suku mana. Misalnya saja sungkeman saat Lebaran. Meski aslinya sungkeman ini berasal dari adat Jawa, namun sudah banyak suku lain di Indonesia yang menerapkannya saat bermaaf-maafan di kala Idulfitri, atau saat pernikahan.

Di negara-negara lain, tradisi keluarga di negara lain nggak kalah kaya dengan Indonesia. Sebut saja Cina dan Jepang, dua negara yang tradisinya masih sangat dijaga turun temurun. Yuk, simak berbagai tradisi keluarga di seluruh dunia.

Berbagai Tradisi Keluarga di Seluruh Dunia

1. Hanami, Merayakan Bunga Sakura Mekar di Jepang

Selama berabad-abad, Jepang punya tradisi hanami, yaitu piknik dengan keluarga atau teman-teman di bawah pohon sakura yang mekar. Hanami berarti merayakan bunga sakura yang bermekaran dengan cara makan, minum dan berbincang hangat bersama orang-orang terkasih sambil menikmati indahnya sakura. Oya, tradisi ini juga dilakukan oleh turis asing. Berhubung pengunjung semakin banyak, maka untuk menjaga tata karma Jepang, diberlakukan etiket melakukan hanami, seperti: dilarang menyalakan api, harus membawa pulang sampah sendiri, jangan menyentuh cabang pohon, jangan membuang jus atau alkohol ke tanah di bawah pohon, dan seterusnya.

2. Minum Teh Sebagai Ajang Kumpul Keluarga di Irak

Setiap sore, keluarga di Irak akan menyempatkan diri untuk berkumpul bersama sambil menikmati teh. Sambil menunggu teh disajikan, setiap anggota keluarga duduk melingkar dan mengobrol hangat. Membuat tehnya pun ada prosesnya. Daun teh dimasukkan ke dalam poci dan dituangi air mendidih hingga daun terlihat naik ke atas, lalu poci diletakkan di atas ketel supaya tetap panas dan daun teh tenggelam.

3. Tradisi Hari Ibu di Meksiko

Di Meksiko, hari ibu yang jatuh pada 10 Mei dirayakan dengan cukup meriah. Di hari itu para ibu diperlakukan istimewa oleh keluarga, yaitu dengan mengundang band ke rumah mereka. Sang ibu bisa rikues dimainkan lagu kesukaan mereka dan disajikan makanan yang disukai. Tak lupa, memberi bunga kepada sang ibu adalah hal wajib pada perayaan Hari Ibu di Meksiko.

4. Man Yue, Tradisi Menyambut Kelahiran Bayi di Cina

Setelah bayi berusia 1 bulan, orang tua akan mengadakan pesta perayaan dan mengundang keluarga dan tetangga. Acara di dalam tradisi keluarga tersebut antara lain membagikan telur merah, membagikan angpao dan perhiasan, hingga memotong rambut bayi. Potongan rambutnya nggak dibuang, melainkan dibungkus dengan kain merah dan dijahit pada bantal bayi. Ini dipercaya akan membuat bayi tumbuh menjadi anak pemberani.

5. Hari Thanksgiving di Amerika

Tradisi ungkapan syukur atas berkat yang telah didapatkan sepanjang tahun bagi masyarakat di Amerika ini dimulai sejak 1621. Hari Thanksgiving diperingati setiap Kamis keempat di bulan November dan ditandai dengan perjamuan makan keluarga, dimana ayam kalkun panggang, kentang tumbuk, pie labu dan saus gravy atau cranberry sebagai hidangan utamanya.

6. Pemberian Nama Bayi di Rusia

Rusia punya tradisi unik dalam memberikan nama kepada anak. Sang anak harus menggunakan nama ayahnya sebagai nama tengah. Contoh, nama anak Laura dan nama ayah Martin, maka nama sang anak menjadi Laura Martin dan diakhiri dengan nama keluarga

7. Tradisi Sangjit di Keluarga Cina

Mommies mungkin sudah sering dengar istilah sangjit. Iya, sangjit adalah acara lamaran sekaligus pertunangan resmi yang diawali dengan pemberian seserahan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Sangjit memiliki makna komitmen serius, sakral dan bertujuan untuk mempererat hubungan antar dua keluarga.

8. Upacara Okuizome di Jepang, Pertama Kali Bayi Menggigit Makanan

Rupanya, momen memberi MPASI pertama kepada bayi adalah momen spesial bagi anak dan orang tua di Jepang. Setelah bayi berumur 100 hari atau 120 hari, orang tua menyajikan hidangan tradisional Jepang lengkap beserta set alat makan baru berwarna merah untuk bayi laki-laki dan warnah hitam untuk anak perempuan. Kemudian, orang tua secara bergantian memberi makan bayi sambil memanjatkan doa agar sang anak dianugerahi banyak makanan di sepanjang hidupnya.

9. Tradisi Ramadan di Qatar

Selama bulan Ramadan, nuansa kekeluargaan di Qatar begitu kental dan hangat. Dari awal bulan puasa, setiap keluarga besar besar saling bersilaturahmi dan berkumpul bersama untuk berbuka puasa, berbagi makanan hingga melakukan kegiatan amal bersama.

10. Etika Makan di Keluarga Kerajaan Inggris

Antara tradisi, kebiasaan, dan aturan di keluarga kerajaan Inggris rasanya beda-beda tipis, ya? Jumlahnya pun pasti banyak banget. Tapi salah satu yang unik yang mungkin mommies baru tahu, yaitu etika di meja makan. Ketika sang Ratu sudah menyendokkan makanan terakhirnya, maka semua orang di meja makan harus berhenti makan. Nah, lho, untung kita bukan tinggal di sana ya. Lagi nikmat-nikmatnya melahap ayam bakar pakai sambal korek disuruh berhenti tuh rasanya antiklimaks, nggak, sih?

Baca juga: 4 Pelajaran Tentang Keluarga dari Wawancara Pangeran Harry & Meghan Markle

11. Polterabend, Tradisi Banting Piring Keluarga Pengantin di Jerman

Jerman punya tradisi unik membanting piring yang dilakukan oleh keluarga mempelai sekitar seminggu sebelum pernikahan dilangsungkan. Pada malam hari, keluarga dan teman datang ke tempat mempelai dengan membawa porselen atau piring, lalu dipecahkan ramai-ramai. Tujuannya, untuk menciptakan suasana ramai (banyak suara), dan sebagai simbol kerja sama bagi mempelai, sebab mereka wajib membersihkan seluruh pecahannya. Namun, dilarang untuk memecahkan piring dan gelas berbahan kaca karena dipercaya sebagai simbol kesialan. Duh, sayang banget piring-piringnya, ya?

12. Natal di Rusia

Menggunakan kalender Julian, Rusia memperingati hari Natal pada tanggal 7 Januari, bukan bulan Desember, seperti negara kebanyakan. Pada hari itu, keluarga-keluarga di Rusia menghidangkan dan memakan 12 jenis makanan pada hari Natal sebagai simbol 12 rasul.

13. Lebaran di Tunisia

Biasanya masyarakan Tunisia membuat biskuit spesial seperti baklawa, beberapa jenis kaak atau roti keras (makanan asli Pakistan) untuk diberikan kepada keluarga dan teman-teman. Para ayah dan anak-anak lelaki berangkat ke masjid lebih dulu, sementara kaum perempuan boleh ikut bersama mereka atau tinggal di rumah. Tak lupa, para ibu mempersiapkan pakaian dan mainan baru untuk anak-anak. Setelah itu, mempersiapkan makan siang di rumah keluarga besar yang dituakan. Nggak jauh beda dengan tradisi kita, ya?

14. Tukar Kado Natal di Amerika

Acara Natal di Amerika kental banget denga acara saling tukar kado, memberi kartu ucapan, menghias rumah dan pesta jamuan makan malam dengan keluarga dan kerabat dekat. Masyarakat kita pun sudah sejak beberapa lama mengadopsi budaya ini.

15. Tradisi Keluarga Vietnam: menjunjung tinggi budaya keluarga

Bagi masyarakat Vietnam, sangat penting untuk mewariskan kecintaan terhadap tradisi budaya keluarga dari generasi ke generasi. Itulah mengapa zaman dahulu, dalam satu rumah, bisa 2 hingga 4 generasi tinggal dalam atap yang sama. Berbagai falsafah sederhana namun mendalam sangat kental dalam keluarga Vietnam: keluarga harus punya adat; jika orang tua berbicara, anak cucu harus mendengarkan; anak mengenang asal usulnya; anak berterima kasih atas jasa ayah ibu yang telah melahirkannya; menaruh perhatian kepada orang tua termasuk kakek nenek; hingga kakek dan nenekpun turut membantu mendidik anak-anak walau sudah tua. Bagus dan layak dicontoh, nih.

16. Makan Malam Tahun Baru di Perancis

Sebetulnya makan malam bukan hal baru buat menyambut Tahun Baru. Tapi, uniknya makan malam keluarga di Prancis ini, terletak pada jumlah makanan yang banyak banget, sampai perlu waktu hingga empat jam buat menghabiskannya! Menu wajib yang disajikan biasanya foie gras, kalkun, kaviar, tiram, dan daging angsa, hingga minuman wajib sampanye.

17. Tradisi Keluarga pada Budaya Arab

Bisa dibilang, pada keluarga Arab keluarga lebih diutamakan dibanding individu. Itulah yang menyebabkan keluarga arab sangat dekat satu sama lain. Jika reputasi atau kehormatan keluarga sedang dipertaruhkan, maka antar keluarga akan bekerja sama dan saling mendukung untuk memperjuangkannya. Kompak, ya?

18. Tradisi Naik Sepeda ke Sekolah Putri Kerajaan Belanda

Berbeda dengan Inggris yang cenderung serba elit, Ratu Wilhelmina punya tradisi naik sepeda ke sekolah bahkan sebelum dinobatkan menjadi ratu, walaupun kebiasaan ini ditentang pihak kerajaan Belanda. Tradisi sederhana inipun dilanjutkan oleh Putri Catharina-Amalia, calon pewaris tahta kerajaan Belanda. Jarak sekolah 11 km tak menghalanginya untuk dijalani dengan sepeda. Bahkan pesta ulang tahun pun tak dirayakan besar-besaran.

19. Di Korea Janda atau Duda Muda Tak Diijinkan Menikah Lagi

Garis keturunan di Korea nggak ubahnya dengan negara kebanyakan: patrilineal. Pria bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarganya, dan wajib bekerja. Dalam hal perkawinan, Korea sangat menghormati kesetiaan. Janda atau duda yang ditinggal mati oleh pasangannya saat masih muda, tidak diperkenankan untuk menikah lagi, dan wajib mengabdikan hidupnya bagi orang tua pasangannya.

20. Di Italia, Keluarga adalah Prioritas

Bisa dibilang, orang Italia itu bangga atas identitas dan keluarga mereka. Mereka menempatkan keluarga sebagai prioritas dalam segala hal. Nggak heran, pertemuan-pertemuan keluarga besar sering terjadi, baik di pedesaan maupun perkotaan, untuk sekadar makan, ngobrol dan menghabiskan waktu bersama. Mirip dengan istilah orang Indonesia, ya, mangan ora mangan, asal kumpul? Hehehe.

Meski tradisi keluarga di seluruh dunia berbeda-beda, namun intinya tetap satu: keluarga adalah yang utama. Selamat Hari Keluarga Internasional! Yuk, cintai keluarga lebih lagi.

Baca juga: 10 Film Keluarga Untuk Ditonton di Hari Keluarga Internasional

Foto: freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan