Sorry, we couldn't find any article matching ''
Selain Skill, 9 Hal Ini Dibutuhkan agar Anak Sukses
Skill memang penting, namun agar anak sukses, mereka juga butuh hal lain di luar skill. Seperti sembilan hal berikut ini.
Apa definisi sukses menurut Anda? Setiap orang tentu punya jawaban berbeda-beda. Namun, secara umum, setiap orang tua menginginkan anak-anak yang bahagia, berdaya, dan bersemangat. Di masa dewasanya, menjalani kehidupan yang baik, menggunakan bakat dan talenta mereka untuk membuat dunia menjadi lebih baik.
Lantas, apa rahasianya agar anak sukses? Sepertinya tidak ada yang punya jawaban pasti. Terlebih, anak-anak yang terlahir dari generasi Z maupun generasi Alfa, mereka hidup dalam era perubahan besar-besaran, terutama perubahan teknologi. Perubahan yang berdampak pada pola asuh kita sekarang. Bagaimana anak-anak kita nanti akan berhasil di era kecerdasan buatan? Kecemasan yang dirasakan banyak para orang tua sekarang.
Belajar dari para pakar, berikut adalah hal-hal yang perlu dikenalkan para orang tua pada anaknya, agar melekat hingga masa dewasa mereka agar anak sukses.
TRICK
Lima nilai fundamental yang dikemukakan oleh Ester Wojcicki, jurnalis asal Amerika Serikat, yang tak lain adalah ibu dari Susan Wojcicki, CEO YouTube. TRICK kepanjangan dari Trust (kepercayaan), Respect (hormat), Independence (kemerdekaan), Collaboration (kolaborasi), dan Kindness (kebaikan).
TRUST dimulai dari diri sendiri. Yakin dengan pilihan yang kita buat sebagai orang tua, kemudian kita dapat mempercayai anak-anak kita untuk mengambil keputusan sendiri menuju pemberdayaan dan kemandirian.
RESPECT, terhadap otonomi dan individualitas anak.
INDEPENDENCE, pengendalian diri dan tanggung jawab sejak dini agar lebih siap untuk menghadapi tantangan kedewasaan.
COLLABORATION, berarti bekerja bersama, baik itu dalam keluarga, di lingkungan sekolah, maupun di tempat kerja. Orang tua perlu mendorong anak agar memiliki inisiatif untuk berkontribusi dalam diskusi, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah.
KINDNESS, orang tua perlu menjadi role model bagi anak untuk selalu mencontohkan kebaikan dan perilaku terpuji, pelayanan terhadap orang lain, dan kesadaran akan dunia di luar diri anak atau diri orang tua.
“Penting untuk menunjukkan kepada anak-anak kita bahwa hal paling bermanfaat yang dapat Anda lakukan adalah membuat hidup orang lain lebih baik,” ujar Esther.
Baca juga: Tips Ajarkan Anak Mampu Membela Diri Sendiri
Passion dan kemampuan mempelajari keberhasilan
Pandangan ini dikemukakan oleh Waren Buffet, salah seorang sosok terkaya di dunia yang menyerahkan 99 persen dari kekayaannya senilai 96 miliar dollar AS untuk amal. Warren pernah mengatakan dua hal: anak perlu menjelajah secara luas dan merangkul hal-hal yang sesuai dengan minat, hasrat, dan keeksentrikan mereka. Selain itu, anak juga perlu didorong untuk belajar bagaimana dunia bekerja; untuk tidak mengikuti hasrat mereka secara membabi buta, melainkan untuk mempelajari hal-hal yang berhasil dalam praktik, dan memilih fokus pada mana yang dapat menginspirasi hasrat mereka.
Miliki habit yang baik
Tokoh pendidikan asal Inggris, Charlotte Mason mengemukakan, pendidikan pada hakikatnya adalah formasi kebiasaan-kebiasaan. Manusia adalah mahluk yang terbentuk oleh kebiasaan dan pembiasaan. Anak yang sedari kecil sudah terlatih melakukan kebiasaan-kebiasaan baik, akan terpatri hingga masa dewasanya. Kebiasaan itu meliputi kebiasaan baik dalam hal fisik, mental, moral, sikap atau kesopanan. Charlotte pernah menulis, “Taburlah tindakan, tuailah kebiasaan, taburlah kebiasaan, tuailah karakter, taburlah karakter, tuailah nasib.”
Baca juga: Jangan Katakan 9 Kalimat Ini ke Anak Laki-laki
Self-driven atau motivasi diri yang kuat
Diungkapkan oleh William Stixrud dan Ned Johnson dalam bukunya berjudul The Self-Driven Child. Terkadang cara dan maksud orang tua yang baik, tanpa disadari menjauhkan anak dari kepercayaan diri dan berujung krisis motivasi. Riset tentang motivasi menunjukkan, otonomi yang kuat adalah kunci untuk mengembangkan motivasi diri yang sehat yang memungkinkan anak-anak mampu mengejar tujuan mereka dengan semangat dan menikmati pencapaian mereka. Anak yang terlalu disibukkan oleh padatnya aktivitas, maupun waktu yang banyak tersita dengan gadget atau screen, membuat tingkat self-driven mereka rendah.
Baca juga: 10 Tanda Balita Butuh Perhatian Orang tua
Share Article
COMMENTS