Kontrol emosi, jangan salahkan diri sendiri atau pasangan, langsung kerjasama menangani masalah tumbuh kembang balita terlambat.
Orang tua mana yang nggak sedih begitu tahu bahwa tumbuh kembang balita terlambat. Sedih dan kecewa sudah menjadi perasaan campur aduk yang sulit dikontrol. Hal ini berakibat orang tua bisa mengalami stres, lelah secara fisik dan mental. Ujung-ujungnya malah suka menyalahkan diri sendiri. Mommies, please stop doing these things. Yang ada malah cuma bikin burn out berkepanjangan! Dari pada terus menyalahkan diri sendiri lebih baik cari solusinya, yuk.
Keterlambatan perkembangan terjadi ketika anak mengalami tumbuh kembang fisik, emosional, sosial dan kemampuan komunikasi yang lebih lambat dibanding yang seharusnya. Kondisi ini menyebabkan anak membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan keterampilan baru dibanding kebanyakan anak lainnya. Keterlambatan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti yang dipublikasikan pada Raising Children, keterlambatan perkembangan dapat terjadi karena dua kondisi, yakni organik dan non organik. Faktor organik biasanya disebabkan oleh genetik seperti down syndrome atau karena komplikasi selama mengandung dan melahirkan, seperti kelahiran prematur.
Sementara untuk faktor non organik sendiri biasanya disebabkan oleh masalah gizi, kurangnya bonding antara anak dan orang tua, paparan infeksi dan jadwal makan yang tidak teratur. Sayangnya, pada banyak kasus penyebab keterlambatan perkembangan tidak diketahui. Di Indonesia sendiri gangguan tumbuh kembang anak yang terjadi ternyata cukup tinggi. Dikutip dari Indonesian Pediatric Society (IDAI), Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan angka kejadian anak pendek (stunting) akibat masalah gizi di Indonesia sebesar 37,2 persen, dan tentunya gangguan pertumbuhan ini akan mengganggu perkembangannya. Di sinilah pentingnya memantau tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut IDAI beberapa keterlambatan memang dapat memengaruhi fisik, kognitif, komunikasi, sosial, emosional, dan perilaku keterampilan pada anak.
Baca juga: 8 Kekahawatiran Anak Toddler Yang Perlu Kita Pahami
Kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan seorang anak umumnya cukup besar, misalnya seorang anak dikatakan normal jika sudah dapat berjalan mulai usia 10 hingga 18 bulan, sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. Namun, sebaiknya tidak selalu menjadikan ini sebagai patokan. Untuk itu, penting sekali mengenal tanda-tanda bahaya pada perkembangan anak yang sederhana. Misalnya seperti, kesulitan sosial emosi, seperti tidak bisa berinteraksi, kurang tanggap, sulit bicara, juga kesulitan mengikuti instruksi. Jika keterlambatan tumbuh kembang dibiarkan, dampak jangka panjangnya anak menjadi anti sosial dan kesulitan belajar.
Nggak usah saling menyalahkan. Justru ini saat mommies dan daddies kompak mengatasi keterlambatan tumbuh kembang anak. Beneran, deh, kalau sibuk sama emosi sendiri, yang ada keterlambatan tersebut akan sulit diatasi bersama. Butuh kerjasama orangtua serta keutuhan keluarga sebagai support system yang baik. Ini sangatlah penting agar perawatan dan tumbuh kembang anak bisa berjalan optimal. Jika hal ini sudah bisa diatasi, Mommies bisa segera konsultasikan ke dokter. Semakin awal penanganan dilakukan, semakin bagus dan optimal tumbuh kembang anak, sehingga risiko lain nantinya bisa segera dihindari dengan cara seperti terapi dan lainnya.
Tahukah Mommies bahwa nggak semua anak bisa tumbuh sesuai dengan growth chart yang ada? Yes, tiap anak terlahir unik dan memiliki perkembangan yang berbeda. Sehingga tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, insting orang tua sangatlah penting perannya untuk tahu kapan sebaiknya mulai memeriksakan anak ke dokter atau psikolog. Asalkan jangan membiarkannya terlalu lama, agar penanganannya pun bisa dilakukan secara tepat dan cepat. Selain itu, kita juga sebaiknya mengontrol emosi supaya nggak panik-panik amat. Orang tua juga perlu mencari informasi selengkap-lengkapnya begitu mendapatkan diagnosa ahli setelah pemeriksaan awal. Sebaiknya jangan hanya mengandalkan pemeriksaan dokter atau psikolog dalam mengatasi masalah keterlambatan tumbuh kembang anak. Peranan orangtua di rumah juga sangat penting dalam menentukan keberhasilan penanganan masalah ini.
Baca juga: Rekomendasi Stroller Mulai Harga 1 Jutaan
Lakukan evaluasi berkala setiap bulan dengan dokter ahli, rutin lakukan terapi dan terus berikan afirmasi positif buat anak. Jangan lupa untuk selalu penuhi kebutuhan nutrisinya setiap hari untuk mengejar ketertinggalannya. Lebih penting lagi, lakukan bonding sesering mungkin untuk tetap meningkatkan rasa percaya diri antara anak dan orang tua.
Sudah, ya, nggak usah lagi membanding-bandingkan anak kita dengan anak lainnya. Terima kelebihan dan kekurangannya. Bersabar, bahwa semua pasti ada solusinya jika kita terus berusaha. Buang jauh-jauh pikiran negatif yang berasal dari luar lingkungan. Percaya bahwa saat ini kita sedang berjuang mempersiapkan diri untuk merasakan kelebihanya suatu saat nanti. Siapa yang setuju, cung!
Ditulis oleh Aprilia Ramadhani