Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kenali Perbedaan Dokter Gigi dan Ortodonti
Kenali perbedaan dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ordonti, agar perawatan gigi bisa sesuai dengan permasalahan yang dialami.
Kadang suka bingung nggak sih kalau misalnya mau bersihin karang gigi ke dokter gigi apa ya? Atau kalau pasang behel ke mana ya? Nah, berikut kita cek perbedaan masing-masing ya untuk dokter gigi.
Dokter gigi umum adalah dokter yang mempunyai keahlian di bidang kesehatan gigi dan mulut. Tugasnya melakukan diagnosis, mengobati dan mencegah masalah gigi dan mulut. Tetapi tidak semua masalah gigi dan mulut pengobatannya bisa dilakukan oleh dokter gigi umum. Permasalahan gigi, mulut, dan termasuk gusi yang lebih berat harus dilakukan oleh dokter gigi yang sudah mengambil pendidikan spesialis.
BACA JUGA: REKOMENDASI DOKTER GIGI ANAK DI JABODETABEK
Spesialis kedokteran gigi terbagi beberapa jenis, salah satunya ortodontis. Ortodontis adalah dokter gigi yang sudah mengambil spesialis khusus dalam bidang ortodonti. Tugasnya lebih berfokus pada diagnosis, pencegahan dan pengobatan maloklusi atau posisi gigi tidak sejajar dan tumbuh bertumpuk atau berdesakan, sehingga jumlah gigi lebih banyak dari jumlah normal yang disebut juga dentokraniofasial atau gigi geligi.
Selain fokus pada posisi gigi, ortodontis juga menangani bagaimana memperbaiki posisi rahang agar sejajar dan benar sehingga tidak mengganggu bentuk dan struktur wajah. Perawatan ortodonti sebaiknya dilakukan sejak anak-anak.
Dalam ortodonti ada beberapa tahapan perawatan yang harus dilakukan.
1. Preventive Orthodontics
Tahap ini lebih bersifat pencegahan. Misal, pada anak usia 5 sampai 10 tahun dengan disharmoni yang tidak terlalu parah, bisa dilakukan pencegahan dengan pemasangan space maintainer yang dipasang di antara dua gigi, gunanya agar gigi tetap tumbuh pada tempatnya dan tidak bergeser
2. Interceptive Orthodontics
Pada anak usia 7 sampai 13 tahun dengan kondisi dentokraniofasial dilakukan intersep agar disharmoni tidak menjadi lebih parah. Penyebab terjadinya bisa berupa faktor genetik atau lingkungan tumbuh kembang anak seperti kebiasaan mengisap ibu jari, mengigit bibir, dan lain-lain.
3. Comprehensive Orthodontics
Pada usia remaja dan dewasa, tahap ini bisa dilakukan sebagai kelanjutan dari tahap Interceptive apabila terdapat disharmoni dentokraniofasial yang parah. Tujuannya untuk memperbaiki fungsi gigi dan estetika wajah.
Dalam masa perawatan ortodonti, dapat terjadi risiko apabila tidak mengikuti perawatan ortodonti yang tepat seperti munculnya plak yang kemudian memicu radang gusi, lubang gigi kecil-kecil bahkan gigi berlubang.
Kapan harus datang ke spesialis ortodonti?
Menurut drg. Benny Mulyono Soegiharto, M.Sc, MOrthRCS, Sp.Ort (K), orang tua perlu membawa anak ke spesialis ortodonti sejak anak berusia 7-8 tahun atau saat gigi geligi bercampur atau bertumpuk. Pada saat pasien konsultasi, ortodontis akan melakukan amnesa, pemeriksaan klinis, radiologis seperti Panoramic dan Lateral Cephalogram), serta cetak model studi. Setelah perawatan ortodonti selesai, barulah pasien diperbolehkan melakukan pemeliharaan dengan kawat gigi atau behel.
BACA JUGA: 14 SUB-SPESIALISASI DOKTER ANAK YANG PERLU KITA TAHU
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS