banner-detik
KIDS

7 Tips Menemani Anak Tes Swab PCR Pertama Kali

author

dewdew10 Feb 2021

7 Tips Menemani Anak Tes Swab PCR Pertama Kali

Menemani anak tes swab PCR memang menantang, supaya paling tidak debaran jantung mereka bisa lebih ditenangkan, ini 7 hal yang bisa mommies lakukan.

Nggak usah anak-anak, orang dewasa yang swab PCR (Polymerase Chain Reaction) pertama kali saja ndredeg, kan? Kita nggak terbiasa hidung dan tenggorokan dicolok-colok. Mungkin akan lebih santai kalau sudah beberapa kali menjalankannya. Tapi kalau baru pertama kali? Tes PCRnya masih hari Kamis, tapi deg-degannya sudah dari Senin. Orang dewasa mungkin bisa lebih mempersiapkan diri, tapi anak-anak belum tentu. Terutama untuk anak-anak usia sekolah, yang sudah bisa lebih ‘mikir’ dan terpapar banyak hal.

Nah, berikut ini adalah tips menemani anak tes swab PCR untuk pertama kalinya, supaya paling tidak debaran jantung mereka bisa lebih ditenangkan. 

Penting! Orangtua harus tenang

Kalau orangtuanya saja takut, apalagi anaknya? Jika ayah ibunya deg-degan, bagaimana anaknya?  Kita boleh deg-degan, baik sama prosesnya, terutama hasilnya, tapi usahakan untuk nggak menunjukkan emosi itu di depan anak. Cool saja. Jelaskan pada mereka bahwa ini adalah proses yang wajib dilakukan untuk menjaga kita selalu sehat dan terhindar dari paparan virus Covid. 

Jelaskan prosesnya, jangan bohong

Ketika kami sekeluarga diwajibkan untuk swab PCR, saya langsung jelaskan pada anak-anak proses tes tersebut sebelum hari H. Bahwa akan ada cotton bud panjang yang masuk ke dalam hidung dan tenggorokan untuk mengambil sampel mucus. Saya gunakan bantuan video untuk memperlihatkan bahwa tes ini walau nggak nyaman, hidung seperti kemasukan air, tapi nggak sakit seperti disuntik. Tentu videonya juga saya kurasi dulu, ya. Saya memilih video yang ketika dilakukan proses PCR, orang yang dites terlihat nyaman dan nggak ketakutan. Jadi anak-anak pun bisa lebih tenang. 

Baca juga: Sumber Pertengkaran Orangtua yang Baru Punya Bayi

Ingatkan bahwa ia akan selalu ditemani

Sepanjang ingatan saya, anak-anak selalu boleh ditemani atau didampingi oleh orangtuanya saat proses swab PCR dilakukan. Kecuali mungkin ada kondisi khusus, ya. Yakinkan anak bahwa mommies akan selalu di sana untuk menemani, sekiranya ia merasa takut dan tidak nyaman. 

Kurasi lokasi tes PCR

Untuk yang punya dana cukup, alangkah baiknya mommies memilih lokasi tes PCR yang sepi dan luasnya cukup membuat antar peserta tes menunggu dengan jarak berjauhan. Lebih bagus lagi kalau misalnya dilakukan di dalam mobil saja alias drive thru. Jika tak bisa memilih, misalnya harus dilakukan di Puskesmas atas instruksi Gugus Tugas Covid19 di area tempat mommies tinggal, pastikan mommies mengawasi anak-anak dengan ketat. Jika perlu dan space cukup leluasa, antri agak menjauh dari peserta tes lain. 

Baca juga: Rekomendasi Lokasi Tes Covid-19 di Jabodetabek

Panduan apa yang boleh dan tidak boleh saat anak swab PCR

Berikan list pada anak dengan instruksi yang singkat tapi jelas ketika nanti berada di lokasi tes PCR. Sama sekali tidak melepas masker selama di lokasi, hingga tidak sembarang memegang permukaan benda apapun merupakan salah dua dari panduan yang saya berikan pada anak-anak kala itu. Kalau saya, sih, tidak membawa camilan apapun karena itu bisa bikin mereka lepas masker, risikonya terlalu besar. 

Jaga stamina anak sebelum tes

Pastikan fisik dan mental anak dijaga. Ya, ini memang harus terus dilakukan, sih. Tapi menjaga emosi dan raga anak tetap prima sebelum dites akan sangat membantu. Saat swab test nanti, di lokasi akan terdapat banyak orang yang kita nggak tahu kondisinya seperti apa. Kemungkinan banyak yang sudah positif Covid tapi belum ketahuan. Karena itu, sangat penting untuk menjaga imunitas anak. 

Hindari memarahi anak

Ketika di hari H dan saat anak melakukan tes PCR lalu dia jiper, menangis, dan ketakutan saat melihat petugas berpakaian layaknya astronot, hindari untuk memarahinya. Kondisi tersebut sudah membuatnya sangat tidak nyaman, jangan sampai ditambah lagi dengan mommies memarahinya. Bisa trauma. Takutnya jika beberapa waktu ke depan harus dilakukan tes lagi, ia akan menunjukkan penolakan yang besar. Berikan kekuatan melalui pelukan dan kalimat-kalimat motivasi. Sepanjang penglihatan saya, anak-anak yang dimarahi saat tes PCR malah tambah keras tangisannya dan kuat penolakannya. Alhasil pengambilan sampel tidak optimal dan ada kemungkinan menunjukkan false result. 

 

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan