banner-detik
LIFESTYLE

Bridgerton: Drama Romansa dengan Pesan Penting buat Ibu dan Anak Perempuan

author

RachelKaloh01 Feb 2021

Bridgerton: Drama Romansa dengan Pesan Penting buat Ibu dan Anak Perempuan

Penikmat serial ini mostly perempuan muda, bahkan ibu-bu seperti kita. Yuk, kita bahas pesan penting yang ada di dalam serial Bridgerton.

Serial Bridgerton yang sudah muncul di Netflix dari Desember 2020 lalu, sampai sekarang sepertinya masih hangat dibahas, ya. Kalau kata teman, “Ini tuh serial kerajaan rasa Drakor!” Hahaha, benar juga. Ceritanya simpel, bahkan cenderung receh, isinya romansa, seputar pencarian jodoh, skandal, gossip, dan bulan madu. Ya, kalau suka series yang nggak ngajak mikir (sudahlah, ya, kurang diajak mikir apa sama keadaan sekarang?), cus, deh, nonton! Cuma 8 episode, dikejar di weekend juga kelar! Dan yang pasti, tetap ada pesan penting yang patut kita, ibu-ibu, pahami, baik yang memiliki anak perempuan maupun laki-laki.

Ajang perjodohan antar bangsawan sudah tidak perlu lagi

Eranya memang jauh banget dari kita sekarang, di mana yang namanya tradisi perjodohan ibaratnya sudah bisa kita tolak, perempuan kini bisa lebih bersuara, nggak lagi wajib kudu nikah muda, lingkungan juga mendukung perempuan untuk mengejar karir, tidak lagi semenyeramkan itu. Beda dengan era 1800-an, di mana ajang perjodohan bagi anak perempuan yang dianggap sudah cukup “matang” untuk dinikahi menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu.

Baca juga: 6 Alasan Kenapa Saya Kasih Izin Anak Untuk Pacaran

Siap dijodohin, tapi betul-betul nggak siap nikah

Daphne Bridgerton (Phoebe Dynevor), putri keempat dari keluarga Bridgerton, cantik tapi meuni polos pisan ini sedang menjalani tradisi perjodohan. Ia seperti dikejar deadline untuk segera menemukan lelaki yang bisa membuatnya jatuh cinta. Untungnya, saat itu The Duke of Hasting, aka Pangeran Simon (Rege Jean Pege) yang gagah namun penuh dengan trauma di masa kecil ini sedang berkunjung ke London. Melewati satu dan lain hal, akhirnya pasangan ini resmi menikah. Klimaksnya dimulai dari pernikahan mereka. Kita yang nonton pasti bakalan gemas, sih, “Ya ampun, pengantin baru begini amat?” Padahal mungkin kita juga pernah mengalami hal yang sama. 

Sayangnya, Daphne tidak dibekali dengan wejangan yang penting tentang pernikahan, tentang perannya sebagai istri, bahkan oleh ibunya sendiri. Meski terlihat siap nikah, begitu malam pertama, wah, mentalnya diuji. Bahkan sesederhana bahwa pembuahan terjadi ketika suami ejakulasi dan mengeluarkan spermanya “di dalam” saja, Daphne mesti tanya dulu ke pelayannya. Duh! Kebayang, kan, ketika newlyweds belum bisa 100% terbuka satu sama lain, ya, jadi seperti ABG yang lagi pacaran, sekalinya berantem, pisah kamar, begitu baikan, ML lagi. 

Baca juga: 15 Alasan Kenapa Pernikahan di Bawah Umur Jangan Dilakukan

Lelaki bebas ber-skandal, sementara perempuan harus disembunyikan karena aib

Anthony, putra pertama dari keluarga Bridgerton yang mengambil peran mendiang ayahnya sebagai kepala keluarga, ternyata juga belum menemukan jodoh sepadan. Ia punya skandal dengan seorang penyanyi opera, Siena Rosso. Kisah cinta backstreet ini bikin Sienna dilema untuk pergi meninggalkan Anthony karena sadar ia tidak mungkin dinikahi seorang bangsawan.

Sementara, keluarga Featherington harus kedatangan Marina Thompson, kerabat dari keluarga yang saat itu sebetulnya sedang mengandung anak di luar pernikahan. Meski Marina ini adalah korban dari kisah cinta yang terpisahkan, ia harus disembunyikan karena dianggap membawa aib, atau, harus secepat mungkin dinikahkan dengan pria yang mau bertanggung jawab. Aibnya menjadi ancaman karena kota ini sangat rentan gosip yang tersebar melalui surat kabar, ditulis oleh seorang misterius, Lady Whistledown.

Serial adaptasi novel karya Julia Quiin ini diproduseri oleh Shonda Rhimes, produser di balik serial populer Scandal dan Grey’s Anatomy. Dari segi cerita, memang cukup menghibur, meski klimaksnya juga langsung terjawab di episode terakhir. Namun, pesan penting mengenai harga diri wanita di sini, sih, sebaiknya tidak luput dari pandangan kita sebagai penonton, ya. Betapa pentingnya membekali perempuan untuk, setidaknya, sadar betul akan perannya. Harus hati-hati dan bisa jadi diri ketika bergaul, karena apapun yang terjadi, kitalah yang rugi. Thanks to adik Daphne, Eloise, yang perannya mewakili perempuan smart yang nggak pingin buru-buru menikah. 

Selain visual yang menarik, settingan kerajaan dengan kostum yang bisa banget jadi referensi acara pernikahan outdoor dan para pemainnya yang kece, setidaknya tetap ada pesan penting yang bisa diambil dari serial ini.

Follow us on Instagram

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan