Menelan sperma dianggap oleh sebagian orang menjadi aktivitas seks yang menyenangkan. Tapi sudah tahu belum tentang untung ruginya?
Walau buat sebagian orang yang mendengarnya akan berkata, “Ih, jijik,” toh, faktanya banyak wanita yang mempraktikkan menelan sperma ketika sedang melakukan aktivitas seks. Bukan, bukan, karena takut hamil. Tapi lebih kepada kenikmatan serta, katanya, nih, sperma kaya protein, bahkan mengandung gula, kalsium, hingga zinc. Wow! Benarkah aktivitas menelan sperma memberi keuntungan? Eits sebelum telan sperma, ketahui dulu 7 untung ruginya di bawah ini.
Baca juga: Kelainan Sperma yang Harus Diwaspadai
Sperma, sih, aman-aman saja ditelan. Namun, sebagian kecil orang sangat mungkin akan mengalami alergi terhadap air mani. Hal ini dikenal sebagai human seminal plasma hypersensitivity (HSP). Meskipun jarang ditemukan, kepekaan ini harus diwaspadai jika timbul reaksi setelah menelan sperma.
Terlepas dari reputasinya sebagai sumber protein, ketahuilah kandungan protein di dalamnya hanyalah 20%. Jika ingin memenuhi kebutuhan protein, menurut Dr. Stacy Sampson mommies kemungkinan harus mengonsumsi satu galon air mani. Hmmm…
Selain protein, dan air, sperma ternyata mengandung gula (baik fruktosa dan glukosa), sodium, asam sitrat, zinc, chloride, kalsium, lactic acid, magnesium hingga potassium.
Baca juga: 16 Jenis Makanan Ini Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma
Secara nutrisinya ternyata lumayan, apakah artinya sperma mengandung kalori? Ya, tapi nggak sebanyak yang kita kira. Setiap 1 sendok teh air mani, memiliki jumlah kalori sekita 5-7 kcal. Hampir sama dengan selembar permen karet.
Sama seperti bentuk hubungan seks tanpa pengaman, menelan sperma meningkatkan risiko terkena IMS atau Infeksi Menular Seksual. Infeksi bakteri, seperti gonorea dan klamidia, dapat memengaruhi tenggorokan. Infeksi virus dari kulit ke kulit, seperti herpes, juga dapat terjadi lho.
Virus yang bisa menyebabkan kanker serviks, kanker dubur, bahkan pada beberapa penelitian pada tahun 2013 bisa menyebabkan kanker paru-paru ini sangat mungkin ditularkan melalui oral seks.
Para ilmuwan dari Leiden University Medical Center di Belanda menguji teori mereka yang membandingkan riwayat kehamilan dan kebiasaan seks oral dari 234 wanita. Dari penelitian ini kemudian mereka menyimpulkan bahwa sperma memperkuat sistem kekebalan tubuh wanita hamil dan kemungkinan bayi tumbuh lebih sehat besar.
Photo by Deon Black on Unsplash