banner-detik
PARENTING & KIDS

Sudahkah Kita Punya Parenting Value yang Sama dengan Pasangan?

author

annisast06 Jan 2021

Sudahkah Kita Punya Parenting Value yang Sama dengan Pasangan?

Membesarkan anak, sudah jelas bukan hanya tugas ibu saja. Ayah, juga punya tanggung jawab yang sama. Maka, menyamakan nilai parenting atau parenting value jadi wajib hukumnya.

Sering ya kita mendengar ibu disiplin menghadapi anak tantrum sementara ayah tidak tegaan. Pada akhirnya anak jadi bingung, aturan mana yang harus diikuti, ayah atau ibu? Atau sesederhana tentang menangis misalnya, ibu beranggapan anak laki-laki boleh menangis, sementara ayah menganggap anak laki-laki menangis itu cengeng.

Parenting value yang diterapkan pada anak bisa jadi tujuan keluarga sebetulnya. Mau dibawa ke mana keluarga ini? Apa saja yang disepakati bersama? Ketika tidak dibicarakan, maka akan muncul potensi konflik karena tujuan dan cara membesarkan anak yang berbeda.

Bagaimana cara kita menyamakan parenting value dengan pasangan?

Bicarakan tentang tujuan mendidik anak

Ingin jadi seperti apa anak kita saat besar nanti? Misal:

  • Jadi anak yang bisa mandiri dan percaya diri.
  • Bisa mengambil keputusan sendiri.
  • Berani bicara dan beropini.
  • Dan sebagainya. Bicarakan dengan suami dan sepakati. Mana yang perlu mana yang tidak perlu karena ini berkaitan dengan topik berikutnya.

    Bagaimana cara mencapainya?

    Ketika sudah punya tujuan dan parenting value yang disepakati, kita tinggal tarik mundur, apa saja yang harus dilakukan agar anak kita bisa seperti itu di masa depan? Dari usia berapa sudah bisa diterapkan?

    Misal agar anak percaya diri, itu bisa diberi kepercayaan sejak balita untuk makan sendiri, menuangkan air sendiri, beres-beres mainan sendiri, dan sebagainya. Lalu agar anak mandiri, kita biasakan agar tidak semua dibantu, lama tidak masalah tapi dia harus melakukannya sendiri.

    Sering diskusi tentang parenting value dan jangan baper

    Ketika sudah punya tujuan, tetap on track pun jadi tantangan sendiri. Kuncinya ada pada diskusi dan jangan gampang baper, ketika suatu saat ayah atau ibu melakukan hal yang bertentangan dengan tujuan, bisa saling menegur agar kembali pada tujuan awal.

    Contoh, ibu tidak sabaran menunggu anak pakai sepatu sendiri lalu menawarkan bantuan. Lalu ayah menegur, biarkan dong kan value kita adalah anak mandiri. Nah, ibu jangan baper ya! Kan sudah sepakat di awal.

    Kenali berbagai pengalaman masa kecil dan diskusikan bersama

    Pengalaman masa kecil dan bagaimana kita dibesarkan sangat berpengaruh pada bagaimana kita mendidik anak. Jadi sering-sering bicara dengan suami, bagaimana dulu ia dibesarkan? Apa sih yang disukai dan tidak disukai dari pola parenting orangtuanya? Bagaimana kita menerapkan pola parenting kita dengan mengambil yang baik dan merevisi yang dianggap buruk dari pola orangtua zaman dulu?

    Ingat, kadang pola parenting orangtua yang tidak kita sukai kadang tidak sengaja hadir. Seperti misal membentak atau memukul anak. Refleks dilakukan karena saat kecil kita diperlakukan sama. Kalau sudah kewalahan dan tidak bisa mengatasi sendiri, konsultasi pada psikolog ya, moms!

    Semoga bisa membantu membuat parenting value bersama pasangan!

    Baca juga:

    7 Rekomendasi Layanan Psikolog Online Untuk Ketenteraman Jiwa Selama Covid-19

    10 Tips Scream Free Parenting yang Wajib Anda Tahu

    Share Article

    author

    annisast

    Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan