Update Covid-19: Varian Baru Virus, Tes Covid Bepergian, 7 Tempat Risiko Tinggi Penularan

Kids

?author?・24 Dec 2020

detail-thumb

Update Covid-19, dari varian baru virus, bagaimana aturan bepergian, jenis tes Covid yang tak perlu dilakukan anak di bawah 12 tahun hingga tempat-tempat yang berisiko tinggi penularan Covid.

Hampir 10 bulan semua manusia di dunia hidup berdampingan dengan virus Corona. Ketika sudah ada titik cerah vaksin hadir di Indonesia, datang kabar baru yang mengejutkan, ada virus Corona baru yang teridentifikasi (Ya Tuhan, apalagi ini...?)

Simak yuk update seputar Covid-19 yang paling baru, kami himpun dari berbagai sumber terpercaya.

Update 1: Varian baru virus Corona ditemukan di Inggris

Sejak pertengahan Desember lalu, marak diberitakan strain baru virus Corona yang ditemukan di Inggris, dan dicurigai lebih menular. Dikutip dari Health.Detik.Com, strain baru yang awalnya hanya ditemukan di Inggris, kini ada di empat negara lainnya, yaitu Denmark, Belanda, Italia, dan Austarlia. Disebutkan pula, varian baru virus Corona ini 70% lebih menular daripada strain lainnya. Untuk memutus mata rantai penyebaran, Inggris melarang sejumlah negara lain melakukan perjalanan ke negaranya. 

Di Indonesia sendiri, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan, hingga saat ini belum ada varian baru virus Corona yang ditemukan di Indonesia. Selain mutasi Corona D614G yang beberapa waktu lalu juga sempat jadi sorotan.

Namun begitu, menurut Epidemiolog dari Universitas Grifiith, Dicky Budiman, dalam CNN.com mengatakan, pemerintah Indonesia sebaiknya mengambil langkah khusus merespon masalah ini. Dicky mengingatkan untuk mengadakan penelurusan genom virus SARS-CoV-2 di Indonesia.

Soal mutasi, Dicky bilang mutasi pada virus adalah hal yang normal dan umum terjadi. Dalam satu bulan, virus biasanya bermutasi sebanyak satu hingga tiga kali. Sedangkan varian baru di Inggris, dia berkata kecepatan mutasinya hingga 17 kali. Semoga varian virus Corona terbaru ini, tak menyebar merajalela, ya, mommies.

Update Covid-19 2: Mau keluar kota? Pastikan ikuti aturan ini

Pemerintah telah mewajibkan para pelaku perjalanan menyertakan hasil rapid test antigen selama libur natal dan tahun baru. Hal ini berlaku untuk semua moda transportasi: darat, laut dan udara. Peraturan ini dikeluarkan berdasarkan Surat Edaran No 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi COVID-19 yang dikeluarkan oleh Satgas Nasional COVID-19.

Namun ada pengecualian untuk mommies yang ingin bepergian ke Bali menggunakan pesawat terbang - wajib menunjukkan surat keterangan negatif PCR SWAB paling lama 7x24 jam atau H-7 sebelum keberangkatan.

Lain hal jika menggunakan transportasi darat dan laut, menunjukkan hasil rapid test antigen paling lama 3x24 jam atau H-3 sebelum keberangkatan.

Update 3: Anak usia di bawah 12 tahun bebas syarat rapid test antigen

Surat Edaran No 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi COVID-19, tak berlaku untuk anak di bawah 12 tahun.

Dilansir dari Health.Detik.Com pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menjelaskan data risiko penularan Corona dari anak-anak hingga kini masih sangat terbatas. Namun, harus tetap waspada, karena berdasarkan salah satu studi awal, anak-anak memiliki kemungkinan kecil menularkan COVID-19.

Baca juga: Berbagai Macam Tes Covid-19, Mana yang Paling Akurat?

Update 4: 7 tempat berisiko tinggi penularan Covid-19

Kami kutip dari www.huffpost.com , ada tujuh tempat yang berisiko tinggi menjadi tempat pertukaran virus Corona, yaitu: 

1. Rumah

Sebuah jurnal mengatakan bahwa, jika ada satu orang yang terinfeksi di rumah, tiap orang akan memiliki peluang 18% tertular. 

“Mayoritas orang tertular dari anggota keluarga, baik di rumah mereka atau mengunjungi anggota keluarga lain,” kata Michelle Krasowski, pustakawan di San Francisco Bay Area yang yang bertugas melakukan pelacakan kontak Covid-19. Hal ini dia bilang biasanya terjadi pada keluarga yang berpenghasilan rendah dan tinggal di rumah yang lebih kecil namun dihuni oleh banyak orang.

Hal ini juga sangat terkait dengan sistem pertukaran udara atau ventilasi dalam rumah. Jadi lebih baik, secara periodik membuka semua jendela ketika pagi hari. 

2. Tempat pertemuan sosial

Umumnya risiko penularan pada sebuah perkumpulan karena adanya kemungkinan seseorang telah terinfeksi. Maka jika pertemuan tidak bisa dihindari protokol kesehatan harus tetap dijalankan 3 M: mengunakan masker dengan benar, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun atau cairan pembersih tangan dalam setiap kegiatan.

3. Restoran dan bar

Data pelacakan kontak yang ditemui, sebagian besar berasal dari restoran dan bar. Namun tidak semua restoran dan bar memiliki risiko yang sama, kata Anna Bershteyn, seorang profesor di departemen kesehatan populasi di NYU dan ahli dalam pemodelan COVID-19 dan pengawasan perawatan kesehatan. Menurut Anna, risiko penularan di dua tempat tesebut bisa lebih rendah jika lokasinya berada di luar ruangan, dengan jarak cukup antara satu tamu dengan tamu lainnya. 

4. Tempat gym dan studio kebugaran

Studi terbaru memaparkan, bawa tempat gym menjadi tempat paling berisiko kedua dalam penularan virus setelah restoran.  Hal ini terjadi karena saat berolahraga, semua orang di dalam ruangan akan terengah-engah dan mengeluarkan droplet dari pernapasan dan tersebar ke ruangan. Sayangnya jika ventilasi udara tidak memadai, droplet akan terus berada di udara dan terhirup oleh orang lain. 

5. Tempat ibadah

Di  Connecticut, Delaware, North Carolina, Maryland, dan Washington DC, pertemuan di tempat ibadah menempati urutan teratas dalam laporan pelacakan kontak. Dalam sebuah tempat ibadah, atau pertemuan keagamaan lainnya, orang-orang yang hadir akan mengeluarkan partikel droplet dari kegiatan berdoa. Jika berkumpul terlalu lama dalam sebuah ruangan tertutup, penularan bisa terjadi.

6. Kantor atau tempat kerja tertentu

Lagi-lagi risiko penularan terjadi karena ventilasi ruangan yang tidak baik. Pendingin ruangan yang menyala berjam-jam, sementara tidak semua orang patuh akan protokol kesehatan, dalam hal ini selalu menggunakan masker dengan benar.  Selain itu, tempat kerja pabrik dan gudang juga berisiko tinggi menjadi pusat penularan virus

"Kami telah melihat datanya dan sudah pasti terjadi (penularan) terutama pada industri di mana orang-orang berada dalam jarak yang dekat satu sama lain, dan karena suara keras mesin membuat mereka harus berbicara dengan cara berteriak," jelas Anna Bershteyn.

7. Toko

Sebuah studi di Boston menunjukkan, pekerja di toko kelontong memiliki risiko besar tertular virus Corona. Karena harus berinteraksi dengan banyak pelanggan. Atas kondisi ini, para ahli sangat menyarankan, ke manapun kita pergi batasi waktu yang dihabiskan di dalam ruangan, apalagi banyak orang di dalamnya. 

Update Covid-19 4: Swab Antigen dan Rapid Antigen, berbedakah?

Swab Antigen dan Rapid Antigen adalah jenis tes yang sama. Ini hanya masalah beda istilah saja. Mari kita bahas satu persatu. Disebut rapid test antigen, karena tes untuk mendeteksi virus corona dapat memberikan hasil diagnosis yang relatif cepat, yaitu hanya dalam waktu 15 menit.

Sementara yang lain menyebutnya dengan swab antigen, karena tes tersebut dilakukan dengan metode swab atau usap untuk mengambil sampel dari sekresi hidung dan tenggorokan.

Tes antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini. Rapid test antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk tes antigen sebaga metodei tes untuk mengidentifikasi SARS-CoV-2.

Selain itu, tes antigen telah disetujui oleh World Health Organization (WHO) untuk digunakan oleh negara-negara pengguna tes polymerase chain reaction (PCR) yang rendah. Tes antigen ini dinilai solusi yang efektif dengan harga terjangkau dan hasil yang cepat. Namun begitu, jenis PCR Swab tetap direkomendasikan sebagai jenis tes yang paling valid menurut para ahli.

Referensi: 

Detik Health

CNN Indonesia

Huffington Post