Seputar Vaksin Covid-19, Bagaimana dengan Ibu Hamil dan Menyusui?

New Parents

RachelKaloh・21 Dec 2020

detail-thumb

Berita vaksin sudah tersebar di dunia, namun bagaimana nasib ibu hamil dan menyusui? Apakah perlu mendapatkan vaksin Covid-19 atau justru malah dilarang?

Sebagian besar masyarakat boleh sedikit lega karena kabar tentang vaksin Covid-19 secara langsung ditegaskan oleh Presiden Jokowi bahwa akan dibagikan ke seluruh masyarakat secara gratis. Kapannya, ya, belum tahu, tapi setidaknya sudah mulai ada secercah harapan untuk menghentikan pandemi ini.

Meski demikian, bagi kalangan ibu hamil dan menyusui tentu masih menjadi pertanyaan besar, apakah kita masuk ke dalam golongan masyarakat yang akan mendapatkan vaksin, atau justru malah dilarang? Di Indonesia sendiri, peraturan mengenai siapa saja yang sebaiknya divaksin maupun yang perlu menunda vaksin memang belum resmi diumumkan, namun berdasarkan artikel yang saya baca pagi ini, setidaknya, kita perlu memahami beberapa hal berikut ini dulu.

Wanita hamil tidak diikutsertakan dalam uji coba vaksin

Seperti yang dilansir oleh Fatherly.com, sejak awal (September 2020), di mana uji coba vaksin sedang berjalan, memang tidak pernah ada satupun volunteer yang sedang hamil. Alasannya, karena wanita hamil termasuk dalam populasi yang dikecualikan karena vaksin yang merupakan penemuan baru memiliki potensi untuk membahayakan ibu dan janinnya. Keadaaan wanita hamil sendiri disebut dapat mengganggu hasil penelitian. 

Niat baik vs membatasi kesehatan wanita

Kenyataannya, tidak semua ahli setuju dengan perlakuan tersebut. Mengecualikan wanita hamil dari uji klinis dianggap menunda akses pengobatan pada sebuah populasi. Kabarnya, selama bertahun-tahun, Institut Kedokteran AS dan Institut Kesehatan Nasional telah menganjurkan agar wanita hamil dimasukkan dalam uji coba obat.

Dr. Rachel Pope, dokter kandungan di University Hospitals Cleveland Medical Center, menyatakan bahwa mungkin hal tersebut berasal dari niat baik untuk melindungi janin, namun artinya kita pun mengabaikan kesehatan seorang wanita. “Efeknya panjang, bila semua orang bisa mendapatkan vaksinasi, kecuali wanita hamil, hal itu bahkan dapat merusak karir dan mata pencaharian mereka dan juga berpotensi mengganggu kesehatan emosional dan mental.”

Memberikan opsi, bukan larangan terhadap vaksin

Dr. Rachel Pope juga menilai, bahwa akan lebih baik jika wanita hamil memiliki opsi untuk dapat memutuskan apakah mereka bersedia mendapatkan vaksin, artinya bersedia mengambil risikonya atau tidak. Demikian pula menurut artikel di Babycenter.com, kabarnya, FDA pun menyarankan agar ibu hamil dan menyusui dapat memutuskan sendiri apakah mereka ingin vaksin tersebut.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan CDC telah merekomendasikan vaksin ini ditawarkan kepada wanita hamil (dan menyusui) jika mereka adalah bagian dari kelompok (seperti petugas kesehatan) yang memang direkomendasikan untuk menerima suntikan.

Risiko terkena Covid-19 vs risiko vaksin

Meskipun sebagian besar wanita hamil yang terkena COVID-19 tampaknya memiliki kehamilan dan bayi yang sehat, mereka mungkin masih memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit parah maupun komplikasi seperti kelahiran prematur. Namun, beberapa ahli percaya bahwa virus Covid-19 lebih mungkin menimbulkan risiko yang besar pada wanita hamil dibanding vaksinnya sendiri.

Jenis vaksin lain yang selama beberapa dekade diberikan kepada wanita hamil pun sejauh ini terbilang aman. Hal ini pula yang membuat FDA menegaskan Pfizer untuk memberikan laporan secara berkala mengenai keamanan vaksin pada ibu hamil. Kabarnya, uji coba vaksin pada ibu hamil akan dimulai di Januari mendatang.

Bagaimana dengan ibu menyusui?

Para ahli merasa risiko pemberian vaksin pada ibu yang masih menyusui jauh lebih kecil daripada risiko vaksin terhadap wanita hamil. Dr. Geeta Swamy, dokter kandungan di Duke University dan anggota kelompok vaksin Covid ACOG di New York Times mengatakan, ”Secara biologis, risiko berbahaya dari vaksin (yang diterima oleh ibu menyusui) pada bayi sangat, sangat rendah.” Antigen (bahan penting dalam vaksin) tidak akan mengubahnya menjadi ASI. Waktu yang dibutuhkan untuk antigen berjalan melalui aliran darah akan hancur terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam saluran ASI.

Gimana menurut Mommies yang sedang hamil? Apakah hak untuk memilih mendapatkan vaksin atau tidak tetap perlu ditanyakan pada masing-masing individu?

Baca juga: Kupas Tuntas Vaksin Covid-19 Sinovac yang Dipakai di Indonesia