Sorry, we couldn't find any article matching ''
Serba-Serbi Ganja untuk Pengobatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberi rekomendasi pada World Health Organization untuk bisa membolehkan penggunaan ganja untuk pengobatan medis.
Dilansir CNBC, keputusan itu dilakukan usai voting dari Commission on Narcotic Drugs (CND) atau Komisi Obat Narkotika yang beranggotakan 53 negara. Hasil votingnya adalah 27 negara Eropa dan Amerika setuju, sementara 25 negara lain termasuk China, Pakistan, dan Rusia menentang.
Meski demikian, peraturannya tentu kembali pada masing-masing negara. Sejauh ini, negara yang melegalkan ganja adalah Uruguay yang melegalkan pertama kali sejak 2013 dan dijual di apotek sejak 2017. Kemudian Kanada dan Inggris (sejak 2018), kemudian Peru, Belanda, Amerika Serikat, Israel, Jerman, Italia, Chili, dan beberapa negara lainnya.
Di Amerika, marijuana sebagai pengobatan ini tentu harus didapatkan dengan resep dokter jadi tetap tidak dijual bebas.
Selama 59 tahun terakhir, keberadaan ganja memang kontroversial dan ilegal karena termasuk ke dalam obat terlarang. Meski jika disalahgunakan bisa berpengaruh pada pikiran, ganja punya banyak sekali manfaat medis.
Beberapa manfaat ganja untuk pengobatan.
Dari webMD, marijuana atau ganja dengan dosis medis dapat membantu dalam perawatan pasien yang menderita penyakit seperti di antaranya:
Meskipun banyak yang belum terbukti, ganja sudah banyak digunakan untuk efek teurapetik untuk mengurangi sakit kronik, mual dan muntah karena kemoterapi, dan otot kaku karena multiple sclerosis.
Bagaimana cara kerja ganja sebagai obat?
Cannabinoids, zat kimia aktif dalam marijuana mirip dengan zat kimia yang diproduksi tubuh yang berkaitan dengan nafsu makan, daya ingat, gerakan, dan rasa sakit.
Cara pakainya bisa dengan dihisap sebagai rokok, menggunakan vaporizer, dimakan atau dicampur ke dalam makanan, dioles di area kulit yang sakit, atau dibuat cairan dan diteteskan ke bawah lidah.
Cannabinoids, bisa:
Apa efek samping dari ganja untuk pengobatan?
Nah, karena marijuana juga mengandung beberapa zat kimia yang sama dengan tobacco atau rokok tembakau biasa, memang ada kekhawatiran merokoknya secara langsung bisa merusak paru. Ada beberapa studi juga yang menyebut bisa meningkatkan risiko bronkitis dan masalah paru lainnya.
Baca juga:
Tips Memilih Madu Asli dan Mengenali Jenis Madu Palsu
Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit, Ini Manfaat Ashitaba dan Habbatussauda
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS