Hubungan Antara Kecanduan Seks dan Gangguan Bipolar

Self

dewdew・04 Dec 2020

detail-thumb

Ternyata gangguan bipolar sangat mungkin memengaruhi seksualitas dan aktivitas seksual, salah satunya menjadi hiperseksual atau kecanduan seks. 

Kebanyakan orang saat mendengar bahwa kecanduan seks ada hubungannya dengan gangguan bipolar langsung mengernyitkan dahi. Sama, saya juga. Baru tahu, kalau ternyata keduanya memiliki hubungan yang erat. Dilansir melalui situs resmi Healthline, pada dasarnya gangguan bipolar adalah gangguan mood yang menyebabkan tingkat euforia dan depresi meningkat. Suasana hati seseorang bisa berubah begitu ekstrim. Dari bahagia, tiba-tiba sedih hingga menangis histeris. Lalu, apa hubungannya dengan kecanduan seks? 

Peristiwa kehidupan, pengobatan, dan bahkan penggunaan narkoba dapat memicu penderita Bipolar mengalami depresi dan juga episode manik (perasaan energi yang meningkat, kreativitas, dan euforia) Jadi gangguan bipolar sangat mungkin memengaruhi seksualitas dan aktivitas seksual. Seperti moodnya yang bisa tiba-tiba naik drastis, keinginan untuk melakukan aktivitas seks juga bisa meningkat tajam. Di kondisi tersebut seorang bipolar bisa jadi hiperseksual. Terutama ketika penderita memasuki episode manik.

BACA JUGA: Suami Mengaku Gay di Tengah Pernikahan. Apa Yang Harus Dilakukan?

Seksualitas pada episode manik

Dorongan untuk melakukan hubungan seks selama episode manik sering kali mengarah pada perilaku yang tidak biasa terjadi. Beberapa perilaku hiperseksualitas selama episode manik dapat meliputi:

  • Aktivitas seksual sangat meningkat, tanpa dapat merasa puas sama sekali. 
  • Berhubungan seks dengan banyak pasangan, termasuk orang asing.
  • Masturbasi berlebihan.
  • Berhubungan seks terus menerus, meski berisiko terhadap hubungan dengan pasangan.
  • Perilaku seksual yang tidak pantas dan berisiko tinggi, seperti misalnya tiba-tiba ingin melakukan seks sadomasochist.
  • Pikiran terlalu asyik dan didominasi fantasi seksual.
  • Mengakses konten pornografi secara berlebihan.
  • Efek hiperseksualitas pada penderita bipolar

    Ketika seseorang memiliki gangguan bipolar, gejala hiperseks akan sangat membahayakan.  Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa antara 25 hingga 80% (dengan rata-rata 57%) orang yang mengalami mania juga mengalami bipolar hypersexuality. Kondisi tersebut ternyata ditemukan pada lebih banyak wanita daripada pria.

    Kondisi bipolar hypersexuality bisa sangat memengaruhi kehidupan perkawinan. Banyak sekali pasangan dewasa yang akhirnya mengalami masalah akibat kondisi ini. Yang paling mengkhawatirkan adalah bila kondisi ini dialami oleh remaja, terutama bila mereka sulit mengendalikan dorongan seksualnya. Sangat mungkin mereka menunjukkan perilaku tidak pantas, seperti merayu yang lebih tua, melakukan sentuhan yang terlarang, hingga penggunaan bahasa seksual yang berlebihan. 

    BACA JUGA: Hindari Makanan Ini Agar Kulit Tak Cepat Keriput

    Atasi dulu gangguan bipolarnya

    Bagaimanapun munculnya perilaku seks berlebihan ini dipengaruhi oleh gangguan bipolar. Sehingga biasanya para dokter akan menyarankan untuk menangani gangguan bipolarnya terlebih dahulu. Memang, sih, beberapa penanganan bipolar memiliki efek samping seperti penurunan gairah seks. Jika mommies, pasangan, atau bahkan anak Anda menunjukkan gejala-gejala bipolar hypersexuality, bicarakan dengan dokter, ya.