banner-detik
KIDS

Tips Agar Anak Mampu Menghargai Diri Sendiri

author

RachelKaloh03 Dec 2020

Tips Agar Anak Mampu Menghargai Diri Sendiri

Membesarkan anak yang mampu menghargai diri sendiri itu penting! Bila bukan dia yang memulai, lalu siapa yang akan menghargai dirinya?

Menghargai diri sendiri pada dasarnya adalah bentuk paling nyata dari perasaan bersyukur sebagai manusia, yang memang merupakan ciptaan yang sempurna, karya Yang Maha Kuasa. Dengan menghargai diri sendiri, seseorang akan lebih bersemangat menjalani hidupnya, karena dipenuhi dengan pikiran yang positif tentang dirinya. Namun bagi anak, memahami hal ini tidaklah semudah itu. Kembali menjadi tugas orangtua untuk menanamkan pehamanan yang tepat agar anak bisa memiliki rasa menghargai diri sendiri. 

Sebelumnya, anak perlu memiliki self-awareness, ia perlu memahami keberadaan dirinya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki. Ini tentu perlu bimbingan orangtua. Dari salah satu artikel lansiran Fatherly.com, anak-anak yang sadar diri, akan memahami bagaimana tindakan mereka dianggap oleh orang lain; tahu kapan harus menggunakan kekuatannya dan kapan harus mundur; serta bisa menemukan area dalam diri mereka yang perlu diperbaiki. Mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih bahagia dan lebih sukses secara profesional. 

Setelah ngobrol dengan Mbak Belinda Agustya Pawidya Putri, M.Psi, Psikolog Anak dari Rainbow Castle, sebagai orangtua, kita bisa memulai pembentukan karakter ini, membuat anak bisa menghargai diri sendiri dengan cara-cara berikut ini:

Mendengarkan anak

Sebelum memarahi anak, diam dulu, biarkan telinga kita mendengar, berikan anak kesempatan untuk mengutarakan perasaannya, lalu validasi perasaannya ketika ia marah dan kecewa. Akan lebih menenangkan buat anak kalau alasan marahnya didengar dan kita bisa menerima perasaannya tersebut. Mendengarkan anak termasuk juga memberikan perhatian penuh pada anak ketika ia memperlihatkan hasil karyanya.

Ajarkan anak empati

Hargai perasaan anak ketika ia bersedih, tanpa berkata, “Udah! Masa gitu aja nangis?” Tenangkan anak dengan pelukan, berikan pengertian bahwa kita memahami perasaannya. Dengan terbiasa dimengerti, anak juga akan belajar untuk berempati dan menghargai perasaan orang lain. 

Baca juga: Tanda-tanda Empati pada Anak Tidak Berkembang

Berikan anak kesempatan untuk mencoba

Usia balita, biasanya anak mulai ingin mengerjakan apa-apa sendiri. Memang, hal ini seringkali bikin kita senewen. Namun, daripada memarahi atau “mengambil alih” hanya supaya segala urusan lebih cepat selesai, kenapa tidak berikan anak kesempatan untuk melakukannya sendiri? Bimbing anak agar ia mampu melakukan hal tersebut dengan benar dan penuh keyakinan. Toh, nanti kalau sudah besar, dia harus bisa melakukannya sendiri, bukan? 

Memahami (masing-masing) anak

Setiap anak memiliki kemampuan, minat, kekurangan dan kelebihan masing-masing. Orangtua wajib mendalami hal ini sampai ia benar-benar paham apa yang anaknya suka. Hal ini akan memudahkan orangtua dalam memberikan akses untuk anak mendalami interest-nya dan mendukung anak mengoptimalkannya.

Melatih anak berani menghadapi tantangan

Ketika ada kesempatan untuk berkompetisi, ajak anak untuk ikut serta, jadikan kompetisi tersebut sebagai kesempatan anak untuk menguji kemampuannya. Namun, apapun hasilnya, yang paling penting adalah anak berani menghadapi tantangan dan mengambil risiko.  

Menghargai saat anak menolak

Nggak perlu memaksa anak ikut lomba saat ia jelas nggak mau. Dalam hidup, anak punya hak untuk memilih. Anak juga tentu punya alasan ketika menolak, orangtua perlu menghargai apapun yang menjadi alasannya. Kita sendiri juga tidak mau, kan, melakukan sesuatu hanya karena dipaksa?

Mengakui kegagalan, bukan menyangkalnya

Dampingi anak ketika menghadapi kegagalan dengan tidak menyangkalnya, “Ah jurinya aja tuh yang nggak bener, padahal harusnya kamu yang menang!” Pada dasarnya, anak perlu paham rasanya gagal, supaya ke depannya dia berhasil. Justru kalau berhasil terus, bahaya, karena anak tidak akan termotivasi untuk berusaha lebih keras lagi. 

Baca juga: Saat Anak Mengalami Kegagalan, Dia Belajar 10 Hal Ini

Meyakinkan anak bahwa kita mencintainya tanpa syarat

Ketika anak berhasil, kita apresiasi, ketika anak gagal, kita berikan dukungan. Hal ini pun berlaku di luar keberhasilan dan pencapaian, yakni dari keberadaan anak sendiri, terkait keterbatasan fisik yang mungkin anak miliki. Dengan meyakinkan anak bahwa kita mencintainya dengan segala kekurangannya, anak akan merasa dirinya berharga. Ia pun akan bisa menghargai dirinya sendiri.

Jadilah contoh!

Contoh paling nyata yang bisa anak jadikan panutan adalah orangtuanya. Kalau sedikit-sedikit mengeluh, “Duh, Mama kok gede banget, ya?”, “Mama nggak bisa nih ngurusin ini semua sendirian!”, padahal anak sama sekali tidak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang pantas untuk dikeluhkan, maka jangan heran bila anak akan semakin sulit untuk menghargai dirinya sendiri.

Baca juga: Praktik Self-Love untuk Jadi Orangtua yang Lebih Baik

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan