banner-detik
PREGNANCY

5 Penyebab Keguguran Yang Paling Sering Terjadi

author

Sisca Christina01 Dec 2020

5 Penyebab Keguguran Yang Paling Sering Terjadi

Sejumlah selebriti internasional maupun tanah air seperti Chrissy Teigen, Meghan Markel, Christina Perri, dan Nadia Mulya, belum lama ini harus menelan pil pahit kehilangan bayi yang dikandungnya. Apa penyebab keguguran?

Kalau kita kilas balik, Chrissy Teigen mengalami perdarahan hebat sebelum sebelum keguguran. Disinyalir, penyebabnya adalah masalah pada plasenta. Kehamilan ketiganya merupakan kehamilan alami setelah dua anak sebelumnya adalah hasil dari proses fertilisasi in vitro (IVF).

Beda Chrissy, beda Nadia Mulya. Ibu empat anak ini keguguran saat mengandung anak kelimanya beberapa waktu lalu. Janin sudah berhenti berkembang sebelum ia mengalami tanda keguguran. Diketahui, Nadia memiliki riwayat keguguran. 

Dari dua kasus di atas, jelas bahwa penyebab keguguran berbeda-beda di setiap orang. Setidaknya, ada 5 penyebab keguguran yang paling sering terjadi.

Penyebab Keguguran Yang Paling Sering Terjadi

Kelainan Kromosom

Bisa dibilang, ini adalah penyebab keguguran yang paling sering dijumpai, dan tak dapat dicegah. Sekitar 50% keguguran berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Kelainan kromosom ini menyebabkan janin nggak berkembang secara normal. Akibatnya, terjadi keguguran.

Seringkali, masalah kromosom diakibatkan oleh semacam error yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh. Jadi, ini nggak ada hubungannya dengan masalah yang diturunkan dari orang tua.

Kelainan kromosom dapat menyebabkan beberapa kondisi, seperti:

  • Blighted ovum, tidak ada embrio yang terbentuk.
  • Kematian janin intrauterine, embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum gejala keguguran terjadi.
  • Kehamilan molar atau hamil anggur.  Pada kehamilan normal, sel telur yang dibuahi mengandung kromosom ayah dan ibu. Nah, pada kehamilan molar, kedua set kromosom berasal dari ayah saja, tidak ada dari ibu. Akibatnya, plasenta tidak tumbuh secara normal, dan janin tidak berkembang.
  • Kehamilan molar parsial. Kromosom ibu tetap ada, tetapi ada dua set kromosom dari ayah. Embrio mungkin mulai berkembang tetapi nggak akan bertahan lama.
  • Inkompetensi Serviks

    Disebut juga insufisiensi serviks atau serviks lemah. Ini adalah kondisi di mana serat otot jaringan serviks lemah yang menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Menjelang akhir trimester pertama, janin bertambah besar dan menjadikan serviks membesar. Kalau serviks melemah, ia tidak dapat menahan janin. Jika mommies berisiko mengalami inkompetensi serviks, dokter akan menyarankan prosedur cerclage, yaitu menjahit serviks di awal kehamilan. Kondisi serviks lemah ini juga bisa menjadi penyebab keguguran berulang.

    Kondisi Medis

    Keguguran juga sering kali disebabkan oleh masalah kesehatan pada ibu hamil, di antaranya:

  • Mengidap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit ginjal atau tekanan darah tinggi.
  • Infeksi TORCH.
  • Penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya.
  • Infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, sifilis atau HIV.
  • Masalah pembekuan darah yang menghalangi pembuluh darah membawa aliran darah ke plasenta.
  • Baca Juga: 5 Pertanyaan Seputar Keguguran yang Sering Muncul

    Gaya Hidup

    Kita semua pasti tahu kalau rokok mengandung banyak racun. Merokok bisa menyebabkan keguguran atau pertumbuhan janin yang abnormal. Sama halnya dengan minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang. Ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan janin. Keguguran akibat gaya hidup tak sehat ini bisa banget dicegah. Caranya, mommies harus banting stir ke gaya hidup sehat, demi kesehatan janin.

    Bahaya Lingkungan

    Menjadi perokok pasif selama kehamilan juga berbahaya bagi janin. Lingkungan rumah atau kerja yang terpapar zat-zat tertentu juga bisa membahayakan kehamilan, termasuk:

  • Timbal di pipa air tua atau cat di rumah yang dibangun di tahun 1970-an.
  • Merkuri yang dilepaskan dari termometer rusak atau bola lampu fluorescent.
  • Pelarut seperti pengencer cat, penghilang minyak, dan penghilang noda dan pernis.
  • Pestisida untuk membunuh serangga atau tikus.
  • Arsenik jika ditemukan di dekat lokasi limbah atau di air sumur.
  • Pastikan mommies berbicara dengan dokter jika merasa terpapar dengan bahan-bahan kimia tersebut.

    Fakto Risiko Lainnya

    Selain penyebab di atas, beberapa kondisi berikut juga turut meningkatkan risiko keguguran, seperti:

  • Kehamilan di usia 40 tahun ke atas.
  • Pernah mengalami keguguran sebelumnya.
  • Berat badan berlebih (obesitas) atau bahkan kurang dari ideal, seringkali dihubungkan dengan risiko keguguran.
  • Keracunan dari makanan mentah atau setengah matang seperti telur, seafood, daging.
  • Demilkian beberapa penyebab keguguran yang sering terjadi. Yang pasti, bekerja, berolahraga, makan makanan pedas dan melakukan hubungan seksual selama hamil nggak berisiko pada keguguran.

    Share Article

    author

    Sisca Christina

    Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.

    banner-detik

    POPULAR ARTICLE

    banner-detik
    banner-detik

    COMMENTS