Merekam Video Intim dengan Pasangan Boleh, Asal ...

Marriage

dewdew・10 Nov 2020

detail-thumb

Bukan, bukan, artikel ini bukan membahas soal rekaman video intim atau video syur yang lagi viral itu, kok. Tenang saja. Yang dibahas di sini adalah soal aktivitas merekam video intim dengan pasangan.

Tentunya dengan pasangan resmi, ya. Sebagian besar orang merasa merekam video saat berhubungan seks dengan pasangan merupakan aktivitas yang nggak ada gunanya, un-faedah, buang-buang waktu, dan menjijikkan. Eits, ternyata nggak begitu, lho. 

Merekam video intim boleh saja, asal…

Beberapa waktu lalu, seorang psikolog pernah mengatakan pada saya, bahwa membuat video intim dengan pasangan (resmi tentu saja) pada dasarnya baik dilakukan sebagai salah satu cara spice up the love life atau menjaga gairah agar terus membara antara pasangan suami istri. Dengan menonton video tersebut berdua saja, suami istri bisa berdiskusi dan menelaah aksi seksual mana yang disukai dan tidak disukai oleh masing-masing pasangan. Mungkin seperti membaca kama sutra atau nonton video porno, hanya saja yang jadi peran utama, ya Anda berdua dan pasangan. 

Hal ini diamini juga oleh mbak Nadya Pramesrani seorang psikolog keluarga dan pernikahan sekaligus co-founder Rumah Dandelion. “Aktivitas tersebut di atas boleh dilakukan walau kembali lagi, ini preferensi pribadi, ya,” kata mbak Nadya.

Selama kerahasiaan bisa dijaga, kenapa tidak? Yang penting kedua orang tersebut mindset-nya harus sama, bahwa video tersebut hanya untuk konsumsi pribadi, yang artinya pastikan jangan sampai masuk ke ranah digital, bahkan area digital pribadi sekali pun. 

Jika video tersebar

Yang namanya manusia, ya, mau kita percaya seperti apa tetap saja ada yang mampu mengkhianati kepercayaan tersebut. Berkaca pada kasus-kasus selebriti di luar negeri, yang menyebarkan video intim malah justru pasangan atau yang sudah jadi mantan. Berlandaskan sakit hati, maka video intim tersebut pun disebar. Kalau sudah begini, damage control seperti apa yang bisa dilakukan terutama menyangkut anak? 

Menurut mbak Nadya, untuk anak yang lebih kecil, dan belum masuk usia remaja, mereka mungkin kurang paham situasinya. Namun begitu, anak-anak sangat peka bila orangtua mendapatkan masalah. Apalagi bila berdampak ke rutinitas sehari-hari. Yang bisa dilakukan orangtua adalah melindungi mereka agar jangan sampai ia terkena dampaknya. Apalagi mengalami second trauma, trauma yang didapatkan akibat trauma orang lain, dalam hal ini trauma yang dialami orangtuanya. 

Untuk anak yang sudah remaja, walau mereka malu, mereka lebih bisa paham kompleksitas isu ini. Nggak ada jalan lain, orangtua harus secara terbuka mengaku pada anak, bahwa kita manusia sangat mungkin melakukan kesalahan. Dan segeralah minta maaf, jika memungkinkan ajak anak berdiskusi tentang perilaku bertanggung jawab serta aman. Mommies bagaimana? Tim bikin video intim atau tim pakai cermin aja? :)))

Baca juga:
Saat Suami Kecanduan Pornografi, Apa yang Harus Istri Lakukan?
Ketika Anak Pre-Teen Menunjukkan Tanda-Tanda Kecanduan Pornografi
Lakukan Cara Ini Agar Anak Terhindar dari Konten Pornografi