Ingin anak-anak memiliki daya juang yang baik, membuat Ishak dan istri mencoba menciptakan kondisi yang seolah-olah hidup tidak selalu mudah.
Saya kenal Ishak Tongam Silalahi (37) dari jaman Ishak menjadi salah satu Finalis VJ Hunt 2008, hahaha. Kebetulan juga dia berjodoh dengan sepupu saya. Sekarang ini, kesibukan Ishak adalah sebagai Radio Consultant dan menjadi ayah dari dua jagoannya, Aurora (7) dan Alvaleon (4). Simak cerita Ishak dan bagaimana pandemi ini telah mengubah kehidupannya.
Whatsapp untuk berkomunikasi sehari-hari, daily coordination di group kerjaan, dan tentu untuk share link tugas anak. Instagram buat posting dan jualan. Word, Excel, Powerpoint, untuk saya bikin laporan pekerjaan sehari-hari yang sampai saat ini masih dilakukan secara online. Youcut, untuk mengedit video anak setiap hari dan video konten barang jualan. Canva, untuk saya bikin konten media sosial berupa e-flyer.
Harus bisa memahami betul perkembangan anak dan bisa memberikan waktu yang berkualitas untuk anak. Oleh karena itu, saya mengambil pekerjaan dua minggu di luar kota dan dua minggu stand by di rumah. Memang berat harus bolak balik keluar kota dan dua minggu long distance sama istri dan anak-anak, tapi akan lebih berat lagi kalau setiap hari saya harus pergi pagi, pulang sore/malam dan harus bermain bersama anak dengan kondisi capek.
Saya adalah tipe ayah yang ingin membuat anak-anak saya bisa menganggap saya sebagai teman.
Baca juga: Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga, Jangan Lupa!
Sekarang yang saya lakukan adalah mengurangi makan daging dan sekali-kali melakukan jalan pagi.
Pekerjaan utama saya kebetulan memang bisa dilakukan dari jarak jauh. Tapi, tentu pandemi ini berdampak juga pada pemasukan karyawan karena perusahaan pun harus beradaptasi dengan kondisi pandemi. Sehingga, yang bisa saya lakukan sekarang adalah mencoba membuka peluang baru dengan bisnis kecil-kecilan di rumah bersama istri, kami mendirikan @tong.food. Yang untungnya, sampai sekarang ini selalu habis slotnya setiap kali open PO.
Komunikasi adalah yang terutama buat saya. Semudah jika ada jadwal meeting zoom, saya laporkan ke istri. Mengutarakan kesulitan juga penting. Misal, pasangan tidak bisa mengajarkan anak matematika, maka saya yang mengambil alih untuk membantu anak. Lalu dalam bisnis, misalnya pasangan jauh lebih mahir memasak, maka saya ambil bagian untuk bertanggung jawab di bagian publikasi.
Untuk saat sekarang ini, saya khawatir tumbuh kembang anak yang jadi serba terbatas, karena mereka hanya di rumah saja, tidak banyak interaksi di luar. Selain itu, tidak dapat dipungkiri, anak juga mengalami banyak tekanan dari orangtua dalam hal mengejar pelajaran sekolah.
Baca juga: 3 Sebab Anak Stress Saat Belajar dari Rumah
Memberikan waktu untuk saya meeting dan anak-anak yang sudah bisa mengerti untuk tidak mengganggu saya dan istri saat memasak, demi menjalankan bisnis kecil-kecilan kami. Itu saja sudah cukup mendukung saya untuk tetap bersemangat mencari penghasilan.
Baca juga: Serunya WFH dari Pengalaman para Ayah
Nilai kesabaran, tidak berlebihan, dan nilai kerja keras.
Nilai kesabaran menjadi penting karena pengaruh segala sesuatu yang saat ini jadi serba cepat. Maunya apa-apa serba cepat. Padahal ada proses yang harus dilewati dengan kesabaran. Cara menanamkannya ke anak, dengan memperlihatkan cara kita menanggapi sesuatu dengan sabar, dibantu juga dengan aktivitas yang membutuhkan proses, seperti menggambar dan menyusun lego.
Sikap tidak berlebihan penting sekali, karena media sosial dan TV sudah banyak menunjukkan kemewahan dan adu keren-kerenan. Anak saya kadang-kadang mulai terpengaruh. Jadi, saya selalu memantau apa yang dia tonton dan suka tanya melalui obrolan dengan teman-teman. Sambil mengingatkan pada anak tentang kebutuhan vs keinginan.
Nilai kerja keras menurut saya berhubungan dengan daya juang. Saya akui daya juang saya tidak sebesar yang ayah saya lakukan karena kondisinya memang berbeda. Jadi, saya dan istri mencoba membuat kondisi kalau seolah-olah "hidup tidak semudah itu", jika anak tidak bisa melakukan sesuatu, kami coba push. Push sampai limit tertentu. Kadang dia bisa lewati, kadang memang dia tidak bisa. Tapi setelahnya, harus kasih pengertian kenapa kita melakukan itu.