banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Anak Hobi Isap Jempol, Kapan Harus Dihentikan?

author

Sisca Christina20 Oct 2020

Anak Hobi Isap Jempol, Kapan Harus Dihentikan?

Bukan cuma nyapihnya yang sulit, anak mengisap jempol juga berisiko pada kesehatan dari gigi tonggos, sampai cacingan! Saat anak hobi isap jempol, bagaimana cara menghentikannya?

Waktu masih di dalam kandungan, melihat bayi isap atau emut jempol bikin gemas sendiri. Lewat 2 tahun, yang ada bikin panik: kenapa ngemut jempolnya nggak kelar-kelar? Anjuran untuk oles brotowali sampai tempel plester pun berdatangan. Berhenti enggak, anak stres iya.

Sebenarnya, kebiasaan anak menghisap jempol itu umum dan alami bagi bayi. Di dalam kandungan, kebanyakan bayi sudah mengisap jempol, dan berlanjut sampai mereka lahir. Nantinya, kebiasaan ini bakal berhenti dengan sendirinya saat mereka beranjak besar, yaitu di usia 6 atau 7 bulan. Tapi buat beberapa anak, ada yang sulit sekali dihentikan dan keterusan hingga usia 2 atau 4 tahun.

Penyebab anak mengisap jempol di masa bayi

Mengutip Mayo Clinic, bayi memiliki refleks rooting dan mengisap yang dapat menyebabkan mereka memasukkan ibu jari atau jari lain ke dalam mulut. Kegiatan mengisap jempol membuat bayi merasa aman dan nyaman. Ini yang akhirnya membuat bayi meneruskan kebiasaan ini, terutama ketika ingin mencari ketenangan seperti mau tidur.

Pada bayi berusia 3 bulan ke bawah, mengisap jempol juga bisa menjadi sinyal bahwa ia lapar. Maka, secara refleks ia mencari sesuatu untuk diisap, dan jempol adalah sasaran paling empuk buatnya. Cobalah menyusui bayi ketika ia menunjukkan tanda ini.

Mengisap jempol juga menandakan bayi berada pada fase oral, dan ini adalah perkembangan yang normal baginya. Bahkan, ini membantu kemampuan oromotor. Yang jadi masalah, ketika kebiasaan ini berlanjut hingga balita.

Baca juga: Gangguan Oromotor pada Bayi

Bahaya isap jempol

Sekalipun menenangkan, keterusan mengisap jempol bisa berbahaya bagi kesehatan bayi, antara lain:

Menyebabkan gigi tonggos. Mengisap jempol dalam waktu lama bisa membuat gigi atas terdorong ke depan dan gigi bawah tertekan ke belakang. Akibatnya, gigi anak jadi tonggos. Apalagi jika intensitas mengisap jempol kuat, maka berisiko menyebabkan kerusakan gigi permanen.

Memengaruhi bentuk rahang dan susunan gigi. Ini bisa terjadi pada anak yang memiliki kebiasaan hingga 2 atau 3 tahun lebih. Konon, kebiasaan ini juga bisa memengaruhi kemampuan bicara anak.

Penyebaran bakteri. Ini berisiko bagi anak yang sudah duduk di bangku prasekolah. Anak menyentuh banyak mainan, alat peraga atau bersentuhan dengan teman-temannya saat di sekolah. Ketika tak sadar memasukkan jempolnya ke mulut, ia bisa sakit perut. Ini dialami oleh salah satu teman saya yang anaknya mengalami cacingan cukup parah akibat isap jempol, hingga dokter meresepkan obat cacing impor yang cukup keras untuk sembuh!

Bisa menyebabkan infeksi. Bila gigi anak sudah tumbuh, tekanan gigi bisa membuat jempol lecet. Apalagi kalau anak juga punya hobi menggigit kuku, kotoran yang menempel di mulut bisa berpindah ke jempol dan membuatnya infeksi yang ditandai dengan jempol bengkak, sakit, memerah hingga bernanah.

Kapan perlu dihentikan dan bagaimana caranya?

Para ahli merekomendasikan, sebaiknya kebiasaan mengisap jempol dihentikan sebelum anak berusia 3 tahun, terutama saat gigi permanen belum tumbuh. Tapi hindari cara ekstrem untuk menghentikan kebiasaan ini seperti menggunakan cairan pahit yang malah bisa membuatnya kesal.

Sama seperti menyapih dari menyusui, berhenti isap jempol juga punya efek psikologis buat anak mengingat ini adalah cara yang ia gunakan untuk menenangkan diri selama ini.

Tips berikut bisa mommies coba:

Tetapkan kesepakatan untuk tidak mengisap jempol satu jam sebelum tidur. Jika berhasil, berikan pujian atau reward, misalnya diperbolehkan tambahan main di taman 1 jam, atau tambahan baca cerita sebelum tidur.

Temukan pemicunya. Bagi anak yang mengisap jempol untuk mengatasi stres, bantu anak menemukan masalahnya. Berikan cara lain untuk menggantikan isap jempol seperti memberikan pelukan dan kata-kata menenangkan, atau boneka untuk dipeluk.

Jika ia tak sengaja atau spontan mengisap jempol, ingatkan kembali untuk berhenti dengan cara lembut. Hindari memarahi, mengejek apalagi menghukum.

Mengunjungi dokter gigi. Terkadang anak lebih yakin jika pakar yang menyampaikannya bahwa kebiasaan isap jempol bisa membahayakan perkembangan gigi dan mulutnya.

Kuncinya, sabar dan terus berusaha ya mommies. Kalau berhenti menyusui saja bisa, pasti berhenti isap jempol juga bukan mustahil.

Baca juga: Ketakutan Ibu Menyusui Jelang Menyapih

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan