Pelecehan Seksual di KPI Pusat: Agar Anak Laki-Laki Berani Bicara Jika Mengalami Pelecehan Seksual

Physical Wellness

dewdew・03 Sep 2021

detail-thumb

Pelecehan seksual di KPI Pusat yang dilakukan oleh laki-laki dengan korban pun laki-laki adalah bukti, bahwa laki-laki juga bisa menjadi korban. Bagaimana agar anak laki-laki berani bicara jika mengalami pelecehan seksual? 

Akhir tahun lalu, jagat dunia maya sempat ramai dengan pengakuan seorang kru televisi swasta yang mengaku mengalami pelecehan seksual secara verbal, maupun fisik oleh seorang selebriti. Kejadiannya sudah beberapa tahun lalu, tapi berani speak-up sekarang.

Lalu kematin, dunia maya kembali ramai dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum-oknum di KPI Pusat. Lagi-lagi, pelaku dan korban juga sama-sama laki-laki. Bukti, bahwa baik laki-laki maupun perempuan juga bisa menjadi korban pelecehan seksual.

Dan kini, kami ingin berbagi info dari Psikolog Anak & Remaja mbak Irma Gustiana, M.Psi bagaimana kita bisa membantu anak-anak laki-laki untuk berani bicara jika mengalami pelecehan seksual.

Agar anak-anak laki kita berani berkata tidak dan melaporkan pada kita tentang pelecehan tersebut sesegera mungkin.

Pelecehan yang sering terjadi pada anak laki-laki

Dibanding dengan anak perempuan, menurut mbak Irma, secara bentuk pelecehannya akan sama saja. Ada pelecehan verbal, ada juga fisik. Perlu riset mendalam untuk mengetahui bentuk pelecehan seperti apa yang lebih banyak dialami anak laki-laki, tapi kalau dari kasus-kasus yang mbak Irma temui, memang lebih banyak verbal.

Pelecehan verbal tersebut seringkali terkait bentuk fisik, atau kualitas diri si anak laki-laki tersebut, seperti misalnya, ketika ia terlihat agak sedikit feminin, orang lain kemudian mengatakan dia bencong, waria, dan sebagainya. Bully verbal inilah yang bisa dikategorikan sebagai pelecehan, di samping pelecehan fisik yang banyak dilakukan predator-predator seks di luaran sana.

Agar anak laki-laki berani bicara saat mengalami pelecehan seksual

Ini penting disadari oleh orangtua, bahwa yang membuat anak berani bicara adalah relasi atau hubungan positif mereka dengan orangtuanya yang dibangun sedari kecil. Pastikan Anda dan pasangan memiliki komunikasi yang baik sehingga anak laki-laki (dan juga perempuan) merasa diberi dukungan. Sehingga apapun yang ia alami dan rasakan, akan ia ceritakan ke kita, orangtuanya.

Hubungan yang positif antara orangtua dan anak juga akan mendorong mereka untuk percaya diri, mampu menghargai dirinya dengan menyadari bahwa dirinya adalah aset berharga. Bagian tubuh anak adalah haknya dan wajib untuk dijaga. So, ketika ada yang melecehkan ia akan berani bilang tidak, karena ia sadar itu adalah suatu perbuatan yang tidak dibenarkan. Jadi memang harus dari kecil ditanamkan.

Pahami sedari dini

Di dalam komunikasi yang sehat tersebut di atas, masukkan edukasi seks, terutama saat anak sudah bisa memahami tubuhnya. Ajarkan ia untuk paham organ tubuh vitalnya, kemudian bagaimana cara menjaga diri jika terperangkap dalam keadaan yang menekan. Atau jika ada yang membully secara verbal terkait bentuk tubuh, alat vital dan lain sebagainya, dia bisa menyadari kalau itu adalah perbuatan yang tidak dibenarkan.

Jadi, baik anak laki-laki atau pun perempuan, komunikasi terbuka agar anak bisa bercerita apapun pada orangtua itu yang terpenting ya moms. Karena siapapun, bisa jadi korban!

Baca juga:

Pelecehan Seksual pada Anak dan Remaja: Apa Saja Tanda-tanda Emosi, Perilaku, dan Fisik?

6 Penyebab Kekerasan Seksual pada Perempuan Terus Terjadi di Indonesia

Tugas Berat Ibu dari Anak Laki-Laki: Mengurangi Angka Kekerasan pada Perempuan!

Follow us on Instagram