3 Hal Penting tentang Mengasuh Anak Cerebral Palsy

Health & Nutrition

annisast・11 Oct 2020

detail-thumb

Celebral palsy adalah penyakit kelumpuhan otak yang menyebabkan gangguan pada gerakan tubuh. Bagaimana mengasuh anak dengan cerebral palsy?

Cerebral palsy biasanya sudah terjadi sejak anak dalam kandungan dan bisa mulai terlihat sejak lahir atau di dua tahun pertama. Anak-anak ini biasanya terlambat perkembangan motorik, otot kaku, berjalan tidak normal (jinjit, menyilang, atau kaki terbuka), kurang sensitif pada sentuhan, dan banyak lagi.

Dalam sesi Popmama Parenting Academy 2020 with Tokopedia, Iis R Soelaeman orangtua dari Rana yang didiagnosa celebral palsy sejak usia 7 bulan berbagi hal penting tentang mengasuh anak dengan celebral palsy. 

Jangan ragu konsultasi pada dokter

Sebagai orangtua yang minim pengetahuan, salah satu cara untuk menambah informasi adalah dengan rajin bertanya pada dokter. Rana yang awalnya hanya radang otak lalu koma selama 10 hari, saat kondisinya membaik, Rana sudah tidak seperti sebelumnya. Saat itu, Rana dirawat oleh 7 dokter.

“Saya terus bertanya tentang cerebral palsy. Saya sadar bahwa Rana akan pulang, tidak selamanya di rumah sakit, jadi tanggung jawab perawatan di rumah secara penuh ada di tangan saya,” ujar Iis.

Baca: Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Selama Pandemi: Berhenti atau Teruskan di Rumah?

Melibatkan seluruh anggota keluarga

Rana punya kakak dan adik, Iis mengaku tak membedakan pola asuh tapi justru melibatkan kakak dan adiknya. Mereka diajak ke dokter dan bebas bertanya apapun.

Karena memiliki anak dengan celebral palsy diakui Iis sangat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis sehingga melibatkan keluarga sebagai satu support system utuh bisa membantu meringankan beban dan fokus pada penyembuhannya.

Baca juga: Ini yang Dibutuhkan Kakak/Adik Anak Berkebutuhan Khusus Dari Ayah Ibunya

Bergabung dengan komunitas

Dari kebingungannya karena tak ada yang bisa diajak bicara, Iis akhirnya membentuk komunitas Rumah Cerebral Palsy agar sesama orangtua dengan cerebral palsy bisa berbagi informasi dan saling menguatkan. 

“Gabung ke komunitas seperti ini sangat membantu orang tua. Kita dapat saling bertukar informasi, keluh kesah, tips and trick, dan masih banyak lainnya. Berada di lingkungan yang senasib rasanya begitu melegakan. Mereka seolah jadi penyelamat saya,” pungkas Iis.

Informasi lebih lanjut tentang Rumah Cerebral Palsy bisa ke website atau Facebook-nya ya, moms!