Tanda Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Mengalami Stress

Pregnancy

RachelKaloh・27 Aug 2020

detail-thumb

Bila mengalami salah satu dari tanda berikut ini, jangan anggap enteng, segera konsultasikan ke dokter kandungan! Ini tanda stres pada ibu hamil.

Kabar kehamilan dan kehadiran sang buah hati memang membuat seorang ibu merasa sangat bahagia. Namun, bukan artinya bakal senang terus, ada kalanya rasa khawatir atau terlalu lelah membuat ibu rentan mengalami stres. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, yang sedikit banyak menimbulkan kecemasan, baik dari segi kesehatan calon bayi, maupun dari kesiapan mental dan finansial keluarga.

Ini tanda stres pada ibu hamil:

Konsisten merasa sakit dan nyeri

Kehamilan memang bisa menimbulkan ketidaknyamanan di seluruh bagian tubuh. Tidur dan rebahan pun tidak bisa semudah itu jadi solusi, karena justru bisa membuat Anda makin merasa nggak nyaman. Namun, sakit dan nyeri yang disebabkan oleh stres ini biasanya muncul secara konsisten, di tempat yang sama. 

Kadar gula tidak normal

Meskipun sudah dikelola dengan penggunaan obat-obatan, diet yang tepat, dan olahraga sesuai dengan yang disarankan dokter, bila kadar gula Anda masih di luar kisaran normal, kemungkinan, stres lah penyebabnya. Terutama bila Anda berisiko atau didiagnosis dengan diabetes gestasional, maka perawatan utama yang perlu dilakukan sepanjang kehamilan adalah pengendalian stres.

Depresi, putus asa, menangis terus

Rasa tertekan, sedih, putus asa, pikiran negatif dan selalu memikirkan hal terburuk yang bisa terjadi merupakan salah satu tanda ibu hamil mengalami stres kronis. Memang, hormon kehamilan seringkali berperan mengajak mood kita naik turun, rasanya seperti naik rollercoaster. Namun, hormon stres juga lebih mungkin menjadi penyebab yang memengaruhi kemampuan calon ibu untuk mengatur emosi.

Terjadinya infeksi yang cukup sering

Ketika hamil, sistem kekebalan tubuh memang lebih rendah dan memungkinkan Anda untuk sering mengalami masuk angin. Namun, stres juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan ibu hamil sering sakit. Hal ini berbahaya karena selain mengganggu kesehatan ibu, infeksi yang terjadi akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh ini juga berisiko pada ketuban pecah dini dan berakibat fatal pada bayi.  

Kontraksi

Meski anggapan orang adalah memasuki trimester ke-tiga, keadaan bayi sudah lebih kuat, namun yang patut diwaspadai adalah stres pada ibu yang dapat memicu kontraksi dini dan mengakibatkan terjadinya persalinan prematur. Kontraksi menyebabkan perubahan pada serviks dan secara signifikan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. 

Baca juga: Biaya Kehamilan dan Melahirkan Selama Pandemi

Sementara, pada ibu menyusui, tanda stres yang paling umum timbul adalah:

ASI seret

Saat ibu mengalami stres, hormon oksitosin bisa tersendat sehingga menyebabkan ASI mampet dalam payudara, tidak bisa mengalir dengan lancar. Karena itu penting untuk memastikan bahwa ibu menyusui dikelilingi dengan lingkungan yang mendukungnya.

Kualitas ASI menurun

Tahunya darimana? Dari BB bayi dan perilaku bayi yang mudah menangis, rewel berlebihan dan gelisah. Kualitas ASI yang menurun menyebabkan ASI tidak kaya akan nutrisi, akibat hormon yang menghambat penyerapannya. Hormon kortisol adalah hormon yang dihasilkan dari kondisi stres. Hormon ini dibutuhkan dalam jumlah sedikit, untuk menyeimbangkan kadar air dan garam di dalam tubuh. Begitu jumlahnya berlebihan, maka kinerja hormon yang sangat berpengaruh dalam produksi ASI, yakni prolaktin dan oksitosin bisa terhambat.

Bila sudah mengalami tanda stres pada ibu hamil, jangan tunda untuk segera konsultasi ke dokter kandungan, dokter anak, maupun konselor laktasi supaya segera bisa ditangani.

Baca juga: Daftar Klinik Laktasi di Jabodetabek dan Wilayah Jawa