Wacana Pendidikan Militer: Jika Anak Anda Ikut, Setuju atau Tidak?

Kids

dewdew・21 Aug 2020

detail-thumb

Sudah dengar wacana pendidikan militer bagi anak-anak Indonesia ketika mereka sudah menyandang status mahasiswa? Setuju atau tidak?

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara (PSDN) Menteri Pertahanan Indonesia saat ini, Prabowo Subianto menyatakan pihaknya akan menjalankan sistem komponen cadangan, sebagaimana diatur dalam UU PSDN tersebut.

Nah, calon komponen cadangan ini bisa berasal dari Aparatur Sipil Negara atau pekerja/buruh serta mahasiswa, tentunya dengan usia dan fisik yang memenuhi persyaratan. Ini yang kemudian menjadi polemik terutama di kalangan orangtua. Hingga saat ini, kepesertaan mahasiswa dalam komponen cadangan masih digodok antara Kemenhan dan Kemendikbud. Apakah kemudian diberlakukan dan dimasukkan dalam SKS atau tidak. Yang pasti kepesertaan mahasiswa tidak akan menghilangkan hak akademisnya selama menjalankan pendidikan militer tersebut. Berikut beberapa pendapat orangtua mengenai wacana ini.

Mommies sendiri bagaimana? Setuju, sama sekali nggak setuju, atau ragu-ragu?

Baca juga:

7 Cara Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak

Wacana Pendidikan Militer - Mommies Daily

Photo by Bao Menglong on Unsplash

Yonpet Derusti, wiraswasta

“Kalau saya, sih, setuju banget. Malah kalau nggak diwajibkan, saya yang suruh dia ikut. Alasannya, ya, buat saya pendidikan atau wajib militer adalah wujud tanggung jawab dia sebagai warga negara Indonesia, dan juga pribadi dia. Penting bangetlah buat generasi milenial ke bawah sebenarnya, mengingat rasa kepatriotan anak-anak zaman sekarang sudah semakin luntur. Beda banget sama masa saya dulu yang rasa sosial dan kebersamaannya lebih kuat. Saya nggak takut anak saya dibully, atau apalah ketika pendidikan militer. Itu urusan saya nanti bagaimana membekalinya.”

Baca juga:

Membesarkan Anak Agar Mampu Beradaptasi

Dyah Ayu, karyawan swasta

“Kalau saya, sih, sama sekali nggak setuju dan kalaupun anak saya ikhlas ingin ikut pendidikan militer, sebisa mungkin saya cari cara untuk menggagalkan keinginannya, hahaha… Bagaimana, ya, saya melihat nggak ada gunanya, sih. Dan kita juga besar kemungkinan nggak perang sama negara lain, kan? Kita, tuh, saat ini lagi banyak ‘berperang’ sama saudara sendiri, setanah air. Kalau memang mau menumbuhkan rasa cinta pada bangsa dan tanah air, itu dulu, sih, menurut saya yang lebih urgent diperbaiki daripada malah bikin aturan pendidikan atau wajib militer.”

Uus Rusamsi, freelancer

Ragu, sih. Ada keinginan supaya anak saya dilatih mentalnya dalam pendidikan militer tersebut. Biar semakin kuat fisik, dan mental serta meningkatkan kemandirian dia, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap Indonesia. Tapi juga ada kekhawatiran akan keselamatannya selama pendidikan militer, terutama di Indonesia. Mengingat banyaknya cerita mengenai perpeloncoan atau bullying di kalangan pendidikan berbau militer, macam sekolah yang banyak mengakibatkan kematian mahasiswa barunya itu, kan? Kalau hal tersebut bisa dijamin oleh negara, nggak apa-apa, sih, ada pendidikan atau wajib militer.”

Baca juga:

Membesarkan Anak Agar Berwawasan Global