Sorry, we couldn't find any article matching ''
Kisah dari Sisi Pahit PJJ, Dukungan Apa yang Bisa Kita Berikan?
Sementara tantangan PJJ bagi sebagian orang tua yaitu soal pendampingan dan beli peralatan PJJ, di sisi lain, banyak orang tua yang berjuang keras demi anaknya bisa PJJ. Dari numpang wifi, hingga pinjam laptop tetangga.
Masih ingat Dimas Ibnu? Iya, siswa kelas VII SMPN 1 Rembang, Jawa Tengah yang sekolah sendirian pasal tidak punya gadget untuk sekolah online di rumah. Kasus Dimas bukan satu-satunya. Di SMPN 2 Cibarusah di Kabupaten Bekasi, dari 1 kelas yang berisi 30 siswa, nggak sampai 10 siswa yang keluarganya punya gadget. Jangankan lancar belajar, komunikasi antara sekolah dan murid saja tersendat.
Lain lagi cerita dari supir ojek online (ojol) yang memiliki tiga anak di jenjang SD dan SMA yang mengaku kewalahan membeli kuota internet. Sudahlah penghasilan sebagai ojol menurun drastis, bisa makan setiap hari saja syukur, boro-boro membeli kuota internet. Supir lainnya terpaksa gantian pakai handphone, pagi dipakai si bapak untuk “narik”, malam giliran anak untuk mengerjakan tugas.
Dari minim listrik sampai minim kuota
Buat keluarga yang berkecukupan, urusan kuota, gadget, dan aksesoris PJJ bukan perkara besar, karena internet sudah menjadi kebutuhan harian. Tapi buat mereka yang tinggal di wilayah dengan fasilitas terbatas, seperti susah sinyal, minim akses listrik dan internet, serta kepemilikian gadget, ini sungguh mengkhawatirkan. Banyak anak yang akhirnya nggak bisa belajar.
Kalau kita buka mata lebih jeli, sebetulnya kasus seperti ini nggak hanya terjadi di pelosok nusantara saja. Di Jabodetabek juga banyak, lho, orang tua yang nggak mampu menyediakan fasilitas teknologi untuk belajar online anaknya. Ada gadget nggak ada kuota, kan nggak bisa jalan juga.
Bagaimana kita bisa membantu?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung anak-anak supaya bisa tetap belajar online. Bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana dulu, seperti berikut ini:
1. Bila punya gadget lebih, pinjamkan
Kadang kita masih suka simpan handphone lama tak terpakai, atau laptop jadul yang teronggok manis di gudang yang masih berfungsi dengan baik. Dari pada menuh-menuhin tempat, pinjamkan kepada anak tetangga di sekitar tempat tinggal. Beri tanggung jawab untuk merawat. Salah satu teman saya melakukan hal ini kepada tetangganya.
2. Ajak anak ART tinggal sementara di rumah
Coba rundingkan untuk mengajak anak ART tinggal sementara bersama keluarga mommies agar tetap bisa menjalani PJJ dengan fasilitas listrik dan internet yang memadai.
3. Terima jasa “numpang wifi”
Nah, buat yang langganan internet bulanannya unlimited, plus koneksi kenceng, nggak ada salahnya berbagi untuk anak-anak yang membutuhkan. Mommies bisa menyulap halaman rumah jadi area belajar anak-anak. Tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan, ya!
4. Bikin jaringan sendiri di rumah
Jika ada dana lebih disertai tekad bulat dan niat mulia, mommies bersama suami bisa membangun fasilitas internet murah, dengan harga diskon 50%-70% dari paket internet pada umumnya. Kalau bisa gratis, lebih bagus. Berlakukan buka tutup jaringan misalnya dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, agar anak-anak terpacu untuk segera menyelesaikan tugas, nggak menunda-nunda, dan nggak disalahgunakan untuk YouTube-an atau main game.
5. Bantu sediakan materi belajar
Ada cara lain yang bisa dilakukan selain menyediakan fasilitas teknologi. Misalnya, membuat kompilasi kegiatan home learning yang diprint sendiri di rumah (materi bisa browsing di internet). Tentukan kategori sesuai kelompok usia dan level anak-anak, dan berikan kepada mereka untuk dipelajari di rumah. Setidaknya mereka tetap bisa belajar dan terstimulasi walau minim teknologi.
Yuk, dukung anak Indonesia biar tetap lancar PJJ, demi masa depan mereka!
Baca:
Munculnya Klaster Sekolah, Bukti Bahwa PJJ Lebih Aman?
Share Article
COMMENTS