Bagaimana perubahan emosi, perubahan perilaku dan tanda fisik ketika terjadi pelecehan seksual pada anak dan remaja usia 2 tahun hingga 18 tahun?
Sungguh pedih, perih, sekaligus sakit hati mendengar soal kasus perkosaan terhadap remaja 14 tahun di Lampung Timur. Tak tanggung-tanggung, setelah mengalami perkosaan sebelumnya, dia diperkosa lagi justru di lembaga perlindungan negara. Ah, memilukan.
Perkosaan ataupun pelecehan seksual pada anak-anak dan remaja entah kenapa belakangan kembali marak. Hal ini tentu membuat kita super khawatir. Dari yang saya baca, anak-anak, terutama remaja, sering merasa malu atau takut, sehingga enggan memberitahu kita bahwa ia sudah mengalami kekerasan seksual. Walau memang agak challenging mengenali tanda-tandanya, beberapa hal berikut ini bisa jadi panduan. Tanda-tandanya bisa meliputi tanda-tanda fisik dan perubahan perilaku atau emosi.
Namun, ketika anak menunjukkan satu atau lebih dari tanda-tanda yang tercantum di bawah ini, belum tentu juga mereka mengalami pelecehan seksual. Sebab, perilaku anak terutama remaja memang dapat berubah karena berbagai alasan, tetapi penting untuk mempertimbangkan bahwa pelecehan seksual merupakan kemungkinan. Insting kita dituntut untuk lebih peka, sehingga kita bisa mewaspadainya dan tidak terlambat untuk segera ditangani.
Perubahan emosi yang mungkin terjadi:
- Anak lebih pendiam dan tidak banyak bicara. Hal ini akan sangat terasa terutama pada anak yang sebelumnya banyak bicara.
- Anak suka menangis tanpa alasan yang jelas.
- Yang tadinya sudah tidak mengompol, mulai ngompol lagi hingga mengotori kasur, atau bahkan saat ia tidak tidur, ia mengompol hingga membasahi celananya.
- Anak mulai sering mengajukan pertanyaan seperti, 'Apakah orang harus merahasiakan sesuatu?'
- Anak terlihat agresif atau tampak marah tanpa alasan yang jelas.
- Mereka suka mengatakan kepala atau perut mereka sakit dan sepertinya tidak ada penyebab fisik.
- Anak sering mengalami mimpi buruk dan terbangun di malam hari.
- Yang tadinya mulai terlihat mandiri, kembali ‘clingy’ pada orangtua atau pengasuhnya.
Perubahan perilaku dapat ditunjukkan dalam perubahan sebagai berikut:
- Anak jadi tidak tertarik bermain, atau menghindari tempat atau orang tertentu.
- Seringkali anak menunjukkan perilaku seksual bermasalah.
- Anak jadi mengalami masalah tidur
- Nilai-nilai di sekolah menurun drastis dan tidak menunjukkan minat pada pelajaran sama sekali, terutama pada pelajaran yang tadinya ia sukai.
Beberapa tanda fisik yang mungkin dimiliki anak ketika mengalami pelecehan atau kekerasan seksual:
- Pada area genital anak terlihat bengkak atau kemerahan.
- Anak merasa sakit saat BAK/BAB.
- Ia terlihat mengalami kesulitan berjalan atau duduk.
- Terdapat memar pada bagian tubuh yang lunak atau sensitif seperti bokong atau paha
- Mengalami gejala infeksi saluran kemih, seperti terbakar saat BAK.
- Mengalami gejala infeksi menular seksual, seperti keluarnya cairan dari penis atau vagina.
Perubahan emosi berikut ini bisa jadi menunjukkan bahwa ia mengalami pelecehan seksual:
- Terlihat agresif atau tampak marah tanpa alasan yang jelas.
- Ia sering mengalami sakit kepala atau sakit perut yang sepertinya tidak ada penyebab fisiknya.
- Seringkali ia menjadi marah atau kesal ketika orang atau tempat tertentu disebutkan.
- Ia cenderung memiliki kesulitan mengembangkan atau mempertahankan sebuah hubungan, seperti hubungan pertemanan.
- Terlihat menangis tanpa alasan yang jelas.
- Ia sering memiliki mimpi buruk.
- Anak remaja memiliki harga diri yang rendah.
- Anak menunjukkan kebingungan tentang identitas seksual mereka.
Perubahan perilaku yang mungkin terjadi:
- Anak remaja tiba-tiba mengganti style berpakaian, bisa sangat bertolak belakang dengan gaya dia selama ini.
- Tetiba si remaja memiliki pakaian, sepatu, tas, perhiasan atau barang elektronik dari sumber yang tidak dikenal.
- Bisa saja memiliki perilaku seksual bermasalah, termasuk terlibat dalam perilaku seksual berisiko.
- Mulai bermasalah dengan alkohol atau obat-obatan lainnya.
- Lebih banyak menghabiskan banyak waktu secara online dan tertutup tentang komunikasi online yang dilakukannya.
- Ia bisa saja makan lebih banyak, atau bahkan kurang dari yang biasanya.
- Memiliki masalah tidur.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan sekolah dan sosial:
- Menghabiskan lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri daripada biasanya.
- Secara tiba-tiba telah mengubah grup pertemanan, atau bahkan menutup diri dari grup pertemanan.
- Cenderung menghindari orang atau tempat tertentu, seperti rumah teman, atau grup olahraga.
- Jadi suka menghindar dari kegiatan atau acara yang sebelumnya ia nikmati. Ia juga sering mengajukan pertanyaan seperti 'Apakah saya harus pergi les musik hari ini?'
- Nilai-nilai menurun drastis dan menjadi kurang berminat terhadap pelajaran yang tadinya ia sukai.
Sementara itu tanda-tanda fisik yang dapat dilihat:
- Terdapat luka gores atau luka potong pada bagian tubuhnya yang mungkin didapat akibat ia menyakiti dirinya sendiri.
- Terdapat bengkak atau kemerahan di area genital si anak remaja.
- Ia merasakan sakit saat BAK/BAB.
- - Ia mengalami kesulitan berjalan atau duduk.
- Terdapat memar pada bagian tubuh mereka yang lunak atau sensitif, seperti bokong atau paha.
- Anak mengalami gejala infeksi saluran kemih, seperti terbakar saat BAK.
- Anak remaja mengalami gejala infeksi menular seksual, seperti keluarnya cairan dari penis atau vagina
- Untuk remaja perempuan, bisa saja mengalami periode menstruasi yang tidak teratur.
Baca juga:
Lawan Pelecehan Seksual di Media Sosial dengan Cara-cara Ini