Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pasangan Selingkuh: Alasan dan Tanda-tandanya Menurut Psikolog
Ketika pasangan selingkuh, apa yang seringkali menjadi alasannya dan bisakah kita mengenali tanda-tandanya?
Beberapa waktu lalu, pernah terjadi obrolan antara saya dengan seorang teman di dunia maya sebagai berikut:
“Mbak Fia, kalau pasangan selingkuh apakah akan memaafkan atau selesai?”
“Selesai.”
“Apa pun alasannya?”
“Iya, apa pun alasannya.”
“Kenapa? Siapa tahu aja kita juga punya andil salah di dalamnya, kan?”
“Sebuah masalah yang terjadi di dalam pernikahan, biasanya memang, walau tidak selalu, itu ada andil dari kedua belah pihak. Sikap kita yang tidak menyenangkan sebagai pasangan, kita yang dingin untuk urusan ranjang, atau kita yang tak bertanggung jawab sebagai seorang istri atau suami. Tapi, bahwa jalan keluarnya kemudian adalah berselingkuh tentu bukan salah dua-duanya (kecuali dua-dua memilih berselingkuh,” jawab saya.
Bagi saya, masalah di dalam sebuah hubungan tidak mungkin kita hindari. Tapi jalan keluar seperti apa yang akan kita coba, banyak pilihannya, selain berselingkuh. Ketika pasangan saya sudah tidak menghargai komitmen yang kami buat, untuk apa bertahan?
Tapi ini kan saya ya, setiap orang pasti punya pendapat yang berbeda-beda :).
Bicara tentang pasangan selingkuh (iya, saya menggunakan kata pasangan, bukan suami atau istri, karena kedua belah pihak sama-sama punya kans kok untuk berselingkuh :D), berikut beberapa alasan tertinggi dan tanda-tandanya yang saya dapat dari Nadya Pramesrani, Psikolog Keluarga dan Pernikahan dari Rumah Dandelion.
Photo by Eric Ward on Unsplash
6 Alasan Tertinggi Pasangan Selingkuh …
Kalau di-summary dari beberapa penelitian yang ada, faktor-faktor risiko seseorang selingkuh adalah:
a. Merasa tidak puas dengan hubungan atau pasangan. Maka, berselingkuh sebagai cara untuk mencari afeksi dan perhatian, bisa dari orang lain, tapi bisa juga mencari perhatian pasangan (kayak suaminya Astrid di film Crazy Rich Asian)
b. Sarana balas dendam, melampiaskan kemarahan, atau ekspresi agresi terhadap pasangan. Bisa jadi sebagai balasan karena diselingkuhin duluan atau sebagai sarana untuk venting out anger terhadap pasangan.
c. Mencari kebebasan/pengalaman/petualangan. Pada dasarnya memang ingin mencari variasi saja.
d. Pemakaian alkohol. Ketika seseorang sedang berada di bawah pengaruh alkohol maupun narkoba, fungsi otak kan memang terganggu ya. Jadi lebih impulsif dan melakukan sesuatu tanpa memikirkan risiko, here and now yang bikin happy/satisfying saja.
e. Karakteristik pribadi. Ada orang yang memang lebih berisiko untuk melakukan perselingkuhan karena bawaan dirinya saja. Misal, seseorang dengan impulsivity issue, personality disorder tertentu (seperti narcissistic), mental disorder tertentu (karena disorder tersebut biasanya punya isu di impulse control), atau immaturity.
f. Faktor situasi. Situasi di sini maksudnya ketika seseorang berada dalam lingkungan yang intens dengan orang lain. Ibarat kata tuh cinlok, gitu lho! Misalnya kerja bareng sama seseorang dalam durasi cukup lama.
Apa 7 tanda yang paling sering terjadi saat pasangan selingkuh?
This is not based on research, tapi pengalaman praktek pribadi dan beberapa psikolog/terapis lainnya …
a. Change of behavior, antara jadi menjauh atau menghangat dengan pasangan sahnya.
b. Waktu di luar rumah jadi lebih banyak dan lebih lama dengan alasan pekerjaan.
c. Lebih sensitif atau uring-uringan ketika ditanya tentang teman atau kelompok pertemanannya.
d. Perubahan password atau akses ke personal device.
e. Perubahan penampilan.
f. Ada periode waktu tertentu di mana pasangan jadi tidak bisa dihubungi.
g. Adanya pengeluaran-pengeluaran finansial yang aneh atau berbeda.
Saya jadi ingat seorang teman pernah menulis, perselingkuhan hanya akan ada dua akhir: Ketahuan atau berhenti. Dan dua-duanya akan sama menyakitkan. Kalau begitu, kenapa harus berselingkuh?
Baca juga:
18 Pertanyaan Untuk Membuat Hubungan Suami Istri Lebih Sehat
Manfaat Terapi Pasangan dengan Psikolog
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS