Gara-gara kasus Bintang Emon, saya jadi kepikiran membuat artikel tentang mengajarkan anak mampu menerima kritik.
Minggu lalu stand up comedian Bintang Emon masuk ke dalam trending di google search karena dicurigai memakai narkoba. Masalahnya, issue ini muncul tak lama setelah dia membuat video kritikan tentang hukuman yang diterima oleh pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Banyak yang beranggapan bahwa issue ini sengaja dihembuskan oleh buzzer pro pemerintah, namun ada juga yang menganggap issue ini sengaja dibuat oleh orang-orang yang anti pemerintah untuk menciptakan kesan bahwa pemerintah sekarang sulit menerima kritik. Semacam nggak jauh beda dengan zaman orba gitu deh.
Saya nggak tahulah mana yang benar, tapi fokus saya di sini adalah: betapa memang masih banyak manusia-manusia yang sulit menerima kritik. Saya pribadi pun kadang masih susah benar itu menerima kritik secara ikhlas, ahahaha. Ada aja bawaan ingin menjawab pakai tapiiiii ……ahahaha.
Tapi kebayang nggak sih kalau menjadi seorang leader, entah di lingkungan sekolah, pekerjaan atau pemerintah jika kita sulit menerima kritik. Makanya, saya ingin banget mendidik anak-anak agar mereka bisa bertumbuh menjadi pribadi yang tak anti pada kritik. Sulit, tapi bukan berarti nggak mungkin, kan!
Berikut beberapa cara yang bisa dicoba menurut saran dari Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana.
Selalu ingat, children see children do, maka sebagai orang tua sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan contoh seperti apa kita bereaksi saat menerima kritik. Dimulai dengan jangan melarang anak jika anak ingin mengkritik kita. Nah, ketika anak mengkritik, tunjukkan bagaimana perilaku kita dalam menghadapi kritikan.
Kalau anak-anak, ajarkan mereka untuk melihat siapa yang mengkritik mereka. Jika pemberi kritik adalah orang yang penting dalam hidup mereka dan memang memiliki niat baik, then take it seriously. If not, just think you can’t make everybody happy :D. Jadi anak pun belajar bahwa sebagai manusia, mereka tak bisa selalu menyenangkan banyak pihak.
Anak belajar self improvement. Mereka belajar bagaimana bersikap terhadap berbagai macam orang ataupun lingkungan. Juga lebih berhati-hati dengan penampilan, perilaku dan perkataannya.
Anak yang selama hidupnya selalu dibenarkan melakukan apa pun yang dia mau, atau anak yang tidak terbiasa dibiarkan membuat kesalahan akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit menerima kritik. Nah, apa dampaknya kelak? Anak menjadi pribadi yang kaku, sulit untuk memperbaiki diri serta cenderung menyikapi kritik secara berlebihan.