Sorry, we couldn't find any article matching ''
Irawati Budiningsih: Fokus Sama Solusi, Jangan Emosi
Kesuksesannya saat ini tak hanya berkat ajaran kedua orang tua, namun juga berkat pesan-pesan dari mendiang kakeknya. Apa sajakah itu?
Aktif sebagai konselor AIMI, RANGKUL (Relawan Keluarga Kita), bahkan sukses menjalankan usaha Ayam Sori Roast Chicken, dan Mi Udang yang memiliki kios di Pasar Modern BSD, tidak membuat Irawati Budiningsih lupa akan nilai-nilai yang ia dapatkan dari keluarganya saat kecil dulu. Bahkan prinsip hidup yang ia punya untuk menjadi seperti sekarang ini, sebagian besar justru prinsip yang diajarkan bukan hanya oleh orangtuanya, tapi juga kakek dan neneknya.
Boleh cerita, nggak, peran Ira sebagai relawan di Keluarga Kita apa saja?
Kalau sekarang, sih, saya menjadi fasilitator. Pernah menjadi koordinator wilayah Jakarta Selatan. Senangnya di komunitas ini, tak ada yang merasa lebih pintar. Semua sadar bahwa masih perlu belajar. Menjadi fasilitator bukan berarti paling jago tapi karena perlu mendengarkan lebih banyak sambil menyebarkan hal-hal positif yg didapat.
Apa manfaat yang kamu dapat selama bergabung di RANGKUL?
Tambah teman, yang rasanya seperti keluarga. Kami saling bantu dan menguatkan. Apalagi jarak umur 3 anakku Ammar, Bilal, Tabina, lumayan jauh, jadi tahapan perkembangannya berbeda-beda.Tantangan banget untuk mengatur emosi dalam menghadapi mereka satu persatu. Perlu di-charge terus soal parenting, perlu 'berobat jalan' dan update ilmu bagaimana menghadapi gen Z & gen alfa.. Makanya aku butuh terus berada di dalam lingkaran komunitas RANGKUL ini, supaya dikelilingi orang-orang yang jiwanya positif dan terus menguatkan.
Bahkan nggak cuma soal parenting.. Mereka pun menyemangati dan mendukung saat aku coba menjual hasil masakan suami. Awal-awal buka pre order, lama-lama sampai bisa buka kios Ayam Sori dan Mi Udang (walau sekarang untuk sementara kembali ke rumah karena kondisi akibat COVID-19), banyak dukungan dari komunitas ini. Mereka bantu beli, promosi, bahkan beli banyak lalu kirim-kirim ke kerabat mereka yang follower-nya banyak untuk di-posting di social media.
Apa 3 prinsip hidup Ira saat ini?
Fokus sama solusi, jangan emosi. Ini prinsip dari ibu saya. Manusia kalau terbawa emosi (negatif) atau berlarut-larut dalam emosi, nggak akan pernah ada untungnya. Kalau ada masalah, ya, dihadapi. Kecewa atau sedih boleh karena tidak mendapatkan yang kita inginkan. Tapi cari solusinya. Jangan segan minta bantuan orang lain. Karena itu kita perlu silaturahmi terus sama siapa saja
Kedua, jaga silaturahmi. Prinsip yang selalu dipegang sama mendiang kakek, turun ke bapak, dan menular ke saya sekeluarga. Setiap keluar kota (baik itu dinas maupun liburan), kakek dan bapak saya selalu mengunjungi orang yg dikenal. Tak hanya keluarga, lho, teman atau bahkan saudaranya tetangga pun, kalau memang kenal,ya, dikunjungi. Mengajak ngobrol orang lain di komunitas baru, memperkenalkan diri duluan. Ternyata menyenangkan punya banyak teman, dan kenalan.
Ketiga, belajar dari kesuksesan orang lain. Dulu saya sering jadi juara kelas dan rasanya jadi rada 'over-praised' ya. Sehingga saat menemui kegagalan, saya cenderung menyalahkan orang lain dan membenci teman yang lebih sukses. Langsung, deh, dapat wejangan panjang soal ini dari mendiang kakek: Jangan memusuhi orang sukses. Sebaliknya belajarlah dari mereka, kenapa mereka bisa sukses? Dipikir-pikir dulu, sih, nggak langsung masuk di otak, ya. Tapi semakin tua semakin sadar hal ini. Ngapain sirik sama orang yg lebih sukses atau kaya? Ya, cari tahu saja kenapa mereka bisa begitu? Kalo perlu sok kenal, sok dekat, ajak kenalan, terus belajar, deh, hal baik dari mereka (ini setelah banyak mengikuti training-training motivasi juga hahahaha).
3 hal yang diucapkan Bapak, atau Ibu yang terbawa hingga sekarang, dan Ira pegang dalam menghadapi masalah hidup.
Kalau ada saudara dan teman yang butuh pertolongan, bantu sebisa mungkin. Jangan hanya datang ke mereka saat perlu saja.
Nggak boleh pelit sedekah. Sedekah bisa apa saja, nggak ada uang bisa barang. Nggak ada barang bisa tenaga, nggak ada juga tenaga, sedekah senyum :)
Bermimpi dan berdoalah setinggi mungkin. Dalam mimpi dan doa selalu ada semangat. Semakin tinggi semangat kita, semakin bahagia hidup kita.
Ajaran orangtua yang tidak ingin Ira teruskan pada anak-anak adalah....
Membanding-bandingkan anak dengan orang lain. Mungkin tujuan mereka baik, ya, untuk memicu kami berprestasi, tapi rasanya nggak enak sekali. Saya juga nggak mau melarang anak-anak menangis (by the way, ibuku gengsi banget keluar air mata, mungkin karena bekerja di lingkungan militer). Selepas menikah, aku terasa bebas. Nonton film terharu dan menangis rasanya ternyata lebih lepas :)
Baca juga:
Kesalahan Orang tua yang Sulit Dimaafkan Anak Hingga Dewasa
Daftar Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang tua Menurut Psikolog
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS