Sorry, we couldn't find any article matching ''
Dear Ayah, Pekerjaan Ibu di Kantor Juga Sama Pentingnya dengan Pekerjaan Rumah
Harus bekerja, masak, menyuapi anak, bahkan untuk saya yang bersuami full force membantu pekerjaan rumah pun rasanya lelah sekali.
Bagi saya, work from home ini tantangannya dua. Pertama tentu harus membagi waktu antara anak dan suami yang ada 24 jam bersama padahal biasanya hanya bertemu beberapa jam saja di pagi dan malam hari.
Kedua, ini yang juga membuat tantangan pertama bertambah heboh, work from home membuat batas jam kerja jadi tidak jelas. Dulu dengan mudah menyelesaikan semua pekerjaan di kantor sebelum pulang agar di rumah saya tak lagi terdistraksi HP dan laptop.
Sekarang, saya yang harus mendisiplinkan diri di jam makan siang dan di luar jam kerja lain, saya tak mau membuka group kerjaan. Kalau tidak begitu, saya mendapati ketika iseng buka laptop di tengah malam untuk nonton Netflix pun, ada godaan untuk membalas email. Kapan jam kerja kapan bukan ini jadi blur dan rasanya sangat melelahkan.
Tapi keluhan saya ini sebetulnya tidak ada apa-apanya karena saya dan suami berdiskusi benar tentang waktu-waktu kami meeting/tidak bisa diganggu. Di saat yang sama ketika saya harus IG live dan suami meeting, maka Xylo otomatis dikasih gadget. Kalau tidak, maka ia dengan salah satu di antara kami di kamar yang berbeda.
Yang saya sedih ya, saya dapat banyak sekali DM dari ibu-ibu yang suaminya tak mau bekerja sama seperti ini. Seharian, ibu jadi full mengurus anak dan baru bisa bekerja di malam hari ketika semua tidur.
Hei ayah, pekerjaan kantor ibu itu sama pentingnya dengan pekerjaan kantormu! Ada tanggung jawab yang sama juga di sana. Kalau kamu merasa pekerjaan kantormu sedemikian penting sehingga tak bisa diganggu anak, pekerjaan istrimu juga sama pentingnya!
Kalau sama-sama bekerja, apalagi bekerja dari rumah, apakah adil kalau hanya istri yang seharian mengurus anak, memasak, dan beres-beres rumah? Sementara di malam hari ayah tidur dan istri tetap harus bekerja karena tuntutan dari kantor?
Jadi yuk, ayah, buang dulu egomu. Bagi tugas di siang hari berdua sehingga di malam hari, ayah dan ibu mendapat jatah beristirahat yang sama.
Dan ibu, jangan ragu untuk mengomunikasikan hal ini pada suami. Pekerjaan rumah dan mengurus anak bukan 100% tanggung jawabmu karena kalian tinggal bersama di rumah itu, anak juga tidak akan lahir kalau tidak ada ayahnya, kan?
Jadikan momen di rumah ini sebagai jalan untuk membuka diskusi-diskusi yang mungkin selama ini tertunda. Yang selama ini diabaikan karena sudahlah kan ketemunya hanya malam hari saja.
Ingat, banyak lho pasangan yang cerai usai pandemi karena masalah yang menumpuk dan ternyata mereka tak sanggup menghadapi satu sama lain terlalu lama. Tidak terbayang kalau harus begitu, kan? :)
Baca:
Dampak Lain Covid-19: Terjebak Karantina Bersama Toxic Parents atau Pasangan Pelaku KDRT
Hal-hal Tentang Pasangan & Anak yang Baru Disadari para Ibu Saat Karantina
Share Article
COMMENTS