Sorry, we couldn't find any article matching ''
Monik Wulandari: Mempertahankan Usaha di Tengah Pandemi Covid-19: Disiplin Pembukuan dan Manfaatkan Teknologi Digital.
Bagaimana Monik menyiasati bisnis penginapan dan bisnis sajadahnya agar tetap bisa bertahan di musim pandemic Covid-19 saat ini?
Menjalani usaha penginapan kemudian merambah ke bisnis sajadah lipat khusus anak-anak membuat Monik Wulandari (38) harus pintar-pintar mengatur keuangan di situasi pandemic Covid-19 saat ini. Berikut hasil ngobrol-ngobrol kami dengan istri dari Rakhmat Trajualam (44) sekaligus ibu dari Kenzo (4) serta Hiro (2).
Tools atau apps apa yang digunakan untuk me-manage pekerjaan dan keluarga?
Saya orangnya super pelupa. Jadi salah satu apps andalan saya adalah Note untuk menulis To Do List dan apps Calendar untuk mengatur reminder, minimal satu hari sebelumnya. Selanjutnya saya juga banyak mengandalkan aplikasi jasa kirim seperti GoSend, GrabExpress, LalaMove dan Paxel untuk mengantar pesanan saya dari supplier atau ke konsumen. Belanja keperluan keluarga juga saya lakukan online. Dari TaniHub, Sayur Box, Kecipir, hingga Happy Fresh, semua saya punya. Walaupun sekarang susah sekali mendapatkan slot untuk berbelanja di sana.
Rahasia tetap efisien dalam menjalankan usaha sekaligus mengurus keluarga?
Tadinya saya selalu ingin mengerjakan segalanya sendiri. Tapi setelah hampir terus menerus stress karena kewalahan (haahaha..) akhirnya saya mulai mempelajari dan memanfaatkan teknologi yang ada, mengutamakan cash flow dibanding margin besar dan memiliki orang yang dipercaya untuk membantu tugas, baik urusan keluarga maupun pekerjaan. Saya pun selalu berkoordinasi dengan suami tentang apa yang sedang saya kerjakan beserta rencana-rencana ke depannya dan dia pun begitu, jadi kami bisa berbagi tugas dalam mendampingi kedua anak kami.
Tips menjaga kesehatan di tengah kesibukan berbisnis serta mengurus keluarga di tengah-tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang?
Terus terang saja, kabar yang berhubungan dengan pandemi ini membuat saya stress dan stress kan bisa menurunkan daya tahan tubuh ya, jadi membuat kita lebih rentan terhadap penyakit. Maka saya pun menyempatkan diri untuk meditasi di pagi hari, lalu mendengarkan afirmasi positif dilanjutkan streaming radio kesayangan. Saat anak-anak tidur siang, saya juga berusaha istirahat maksimal 30 menit lalu stretching dengan mengikuti gerakan yoga di youtube. Oh, dan untungnya saya telah dibiasakan untuk minum madu, air rebusan rempah-rempah dan memakan bawang putih yang konon baik untuk menjaga imunitas tubuh. Paling tinggal pola makan saja yang perlu lebih diperhatikan.
Baca juga:
Menjaga Kesehatan Jiwa di Saat Social Distancing
Pengaruh Covid-19 terhadap bisnis yang dijalani saat ini bagaimana dan cara meminimalkan dampaknya?
Bisnis sajadah saya memang baru dirintis dan dijalankan secara online, jadi ketika Corona datang dan membuat kita berada di rumah saja, banyak orang yang akhirnya justru menghabiskan waktu untuk browsing online dan berbelanja. Tapi yang menjadi kendala adalah soal produksi. Dengan adanya pandemi ini, konveksi langganan saya sudah penuh slot ordernya untuk melayani pembuatan APD. Jadi pesanan yang biasanya datang menjelang Lebaran sudah tidak dapat dipenuhi lagi.
Tips mengatur keuangan sebagai mompreneur?
Seberapa pun besar atau kecilnya usaha kita, yang perlu diterapkan pertama adalah disiplin membuat pembukuan. Lalu disiplin juga membayar cicilan hutang (pada kas keluarga atau pribadi jika ada). Supaya meskipun hasilnya masih sedikit, kita dapat mengatur rencana dan mengambil ancang-ancang atas apa yang harus dikerjakan kelak. Apakah produksi yang lebih besar atau merekrut karyawan baru, misalnya.
Me time andalan ketika sedang jenuh dengan rutinitas harian?
Me time disaat seperti ini justru dengan bertatap muka secara virtual, dengan para sahabat dan keluarga. Setelah anak-anak di kamar bersama Ayah mereka, saya janjian video call dengan sahabat melalui aplikasi yang seru. Kadang sambil main games juga. Jadi penat seharian bisa berkuran. Eh tapi, saya juga memulai kembali menonton drakor, sih. Ini juga me time yang asyik.
Apa yang membuat Anda berani banting setir dari bekerja kantoran hingga akhirnya menjalani bisnis penginapan dan juga sajadah?
Sebenarnya yang membuat saya berani berhenti bekerja adalah rencana untuk memiliki anak dengan proses bayi tabung lima tahun lalu. Lalu usaha penginapan yang kebetulan saya dan suami jalankan berkembang karena melihat trend untuk traveling dan bahkan staycation bagi kalangan menengah. Jadi ini adalah peluang yang bagus. Tapi kini bisnis penginapan justru yang pertama terpukul akibat pandemi Corona.
Lain ceritanya dengan usaha sajadah @sujudofficial, karena basic saya sebagai lulusan Fashion Design, saya selalu memiliki minat di industri kreatif. Sajadah yang saya buat banyak terinspirasi dari perjalanan saya umroh beberapa tahun lalu. Betapa saya membayangkan tempat-tempat penuh makna di sana yang membuat orang selalu rindu untuk kembali. Lalu berusaha menuangkannya kembali dalam motif dan print yang ceria, sebagai suntikan semangat untuk menjalankan solat lima waktu.
Tips untuk para ibu di luar sana yang ingin memulai usaha sendiri?
Selain kesiapan modal, pastikan melakukan riset yang cukup mendalam tentang usaha yang akan dijalani. Kenali calon pembeli, para kompetitor dan meski gaptek (itu saya!) harus mau belajar menggunakan teknologi digital yang ada. Karena, sungguh, ternyata kita sangat dimudahkan. Hahaha..
Kenapa penting bagi perempuan untuk mandiri secara finansial?
Supaya kita dan keluarga lebih siap bila *amit2* sesuatu yang buruk menimpa sang tulang punggung. Atau bahkan jika sesuatu yang buruk terjadi pada saya, saya bisa mewarisi bisnis ini untuk keluarga. Saya juga sedang merencanakan cara agar tetap punya penghasilan di hari tua nanti.
Baca juga:
Tips Kelola Keuangan dari 5 Financial Planner
Share Article
COMMENTS