Beberapa orang tua penganut konsep home schooling berbagi tips untuk para orang tua yang saat ini mulai mati gaya mengajar anak saat belajar di rumah.
Minggu ini mulai memasuki minggu ketiga atau keempat masa segalanya dilakukan #dirumahaja. Banyak orang tua yang mulai mengeluhkan sistem belajar mengajar di rumah yang bikin tensi darah orang tua terus naik :D. Ada yang merasa gurunya sekadar memberikan latihan soal tanpa ada kegiatan mengajarnya dan semua urusan belajar mau nggak mau dihandle para ayah dan ibu.
Kalau saya pribadi sebenarnya nggak terlalu relate dengan kondisi ini, ahahaha.
Pertama, karena anak saya sudah pada gede, mereka sudah cukup bertanggung jawab sama tugas-tugasnya sendiri.
Kedua, saya tetap meminta semua les mereka berjalan dengan ‘normal’ melalui aplikasi zoom, google meet atau video call. Mulai dari les mata pelajaran, les bahasa Inggris sampai les music. At least, dengan begini, anak-anak tetap belajar dengan baik, saya tetap waras, dan guru-guru les tetap mendapat pemasukan bulanan.
Ketiga, saya belajar untuk nggak terlalu peduli. Iya, ada model guru yang memberikan latihan soal dan list kegiatan anak, dan meminta hasil latihan dan kegiatan difoto serta dikirim ke guru lewat WA. Kalau orang tua murid lain mungkin karena anaknya nggak memiliki hp jadilah mereka yang mengirim foto ke guru-gurunya. Kalau saya? Anak-anak saya sudah saya berikan handphone (usia mereka 11 dan 13 tahun btw) dan saya kasih nomor gurunya, saya forward informasi tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dan saya minta mereka kirim langsung ke gurunya. Tugas saya sudah saya kerjakan. Selanjutnya tinggal tanggung jawab mereka.Tapi kan nggak semua orang tua bisa seperti saya.
Mungkin karena usia anak yang memang masih butuh pendampingan saat belajar di rumah, atau memang pada dasarnya doyan aja memantau anaknya. Terserahlah ya.Tapi memang mengajar anak belajar di rumah ada tantangannya sendiri.
Jadi, saya coba merangkum tips dari para orang tua yang memang sudah berpengalaman menjalani konsep home schooling. Siapa tahu bisa kita contoh kan ya …..
Nggak bisa yang terlibat hanya ibu atau ibu dan ayah, semua harus terlibat, bahkan ART yang tinggal di rumah pun juga harus memahami situasi belajar di rumah sekarang ini. Pertama, jelaskan ke anak mengenai kondisi saat ini yang harus dia jalani juga dialami oleh seluruh anak sekolah lainnya. Beri penjelasan bahwa walau di rumah saja, tetap ada tugas-tugas yang harus dia kerjakan. Karena ini namanya belajar di rumah bukan libur. Sebisa mungkin tetap terapkan jadwal sesuai dengan hari-hari dia sekolah.
Jangan biarkan jadwal harian anak menjadi berantakan. Tetapkan jadwal untuk belajar di ‘sekolah’, makan, istirahat serta kegiatan lainnya (les jik ada atau memungkinkan). “Rutinitas yang berantakan saat ini sudah pasti membuat semua pihak tidak nyaman secara emosi. Tak hanya kita orang tua yang nggak nyaman, anak-anak juga pasti merasakan hal yang sama, maka jelaskan mengenai kondisi saat ini dan libatkan anak dalam membuat jadwal harian,” kata Maria Chamberlain yang sudah menjalani Home Schooling untuk tujuh anaknya selama lebih dari 30 tahun.
Usahakan memiliki jadwal tetap untuk meeting bersama secara online antara pihak guru dan orang tua murid untuk mendapat kesepakatan mengenai bentuk pengajaran yang akan diberikan, durasi, jumlah tugas-tugas dan jenisnya. Apakah akan ada online class setiap hari atau hanya seminggu dua hingga tiga kali? Pastikan juga bahwa antara orang tua dan murid memiliki tujuan yang sama di akhir tahun ajaran.
Sama seperti kita yang mencoba menciptakan ‘ruang kerja’ di rumah, maka lakukan hal yang sama untuk anak-anak. Ajak mereka menciptakan sudut belajar yang nyaman untuk mereka belajar. Apalagi setiap anak memiliki gaya belajar berbeda, maka menyesuaikan sudut belajar dengan gaya belajar bisa menjadi pilihan. Bebaskan mereka untuk memilih ruangan di mana mereka akan belajar. Ruang keluarga, tempat tidur, meja belajar, selama itu membuat mereka merasa nyaman.
Saat ini memang situasi sedang tidak ideal sehingga sulit rasanya jika kita memaksa untuk melakukan sesuatu yang ideal. Berusaha saja sebaik mungkin. Untuk saya pribadi, kalau bisa mencari jalan keluar yang sama-sama menenangkan baik itu untuk saya sebagai orang tua, untuk anak dan juga untuk para pengajar, kenapa nggak?
Baca juga: