Sudah sering melakukan sensory play tapi tahu nggak sih manfaatnya apa? Oh iya, kami kasih juga pilihan-pilihannya, ya.
Bermain di bawah parasut, sambil nyanyi bersama
Waktu baru jadi orangtua, saya sudah terpapar dengan istilah sensory play, atau bermain sensori. Tapi sayangnya saya tuh, bukan modelan ibu yang niat banget bikin-bikin DIY, buat menghadirkan berbagai media sensory play. Hanya memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah. Nggak ada proses membuat *tolong jangan ditiru ya, malasanya :D
Kalau nggak mau ribet seperti saya, cari sesuatu yang bisa diberdayakan dari isi kulkas, kata Mutiaranda Aulia sama Denissa Sadikin dari Kinderise, mommies bisa menggunakan sayur-sayuran dan buah-buahan untuk anak raba. Intinya wajib memenuhi syarat: aman, tidak membahayakan anak, edible, dan mudah ditemui di rumah.
Lalu apa sih sebetulnya pengertian dan manfaat sensory play?
Mbak Tiara dan Mbak Denis menjelaskan, sensory play adalah kegiatan bermain yang menstimulasi panca indra anak (indra penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba) dan pergerakan juga keseimbangan (vestibular).
“Kegiatan bermain ini berguna untuk mengembangkan daya pikir anak, bahasa, social-emotional, membangun hubungan syaraf di otak dan kemampuan fisik anak. Melalui kegiatan sensory, anak juga bisa belajar secara fun dan mendorong anak bereksplorasi dan bereksperimen,” kata Mbak Tiara dan Mbak Denis lebih lanjut.
Dari kiri: air matang yang diisi irisan lemon dan bunga, indera peraba dan penciuman anak terstimulasi di media ini. Selanjutnya pom-pom warna warni aneka bantuk, dan yang terakhir beras dan dilengkapi bunga lavender.
Aneka permainan sensori bisa mommies mulai sedini mungkin, namun disesuaikan dengan usia anak dan bertahap. Misalnya usia 0-3 bulan, anak diperkenalkan dengan object berwarna kontras (hitam putih) bisa melalui buku cerita atau printable hitam putih. Dari 3-5 bulan, anak diperkenalkan dengan objek colorful.
Tapiii, yang paling disarankan dari usia 6 bulan, mommies. Dan jenisnya juga makin bervariasi. Karena usia 6 bulan, bayi sudah mulai bisa bereksplorasi dan mulai makan. “Sensory play bisa mulai dicoba dari meraba sayur-sayuran dan buah-buahan, bisa juga dengan sesimpel memegang bubur kacang ijo. Yang penting membebaskan anak bereksplorasi. It will be messy, but fun. Selain itu, sensory play erat kaitannya dengan pola makan anak. Anak yang biasa melakukan sensory play lebih lebih dini biasanya lebih mudah dalam makan karena panca indranya lebih terstimulasi,” papar Mbak Tiara dan Mbak Denis.
Setelah diraba dengan tangan, anak bisa berjalan di atas tiga media tadi, supaya yang dirangsang bukan hanya syaraf-syaraf di tangan, tapi juga kaki
Karena hari ini, 21 Maret adalah Hari Down Syndrome Internasional, saya sekalian tanya seputar sensory play untuk anak berkebutuhan khusus sama Mbak Tiara dan Mbak Denis. Karena ABK juga punya hak sama untuk mengeksplore dunia bermainnya, kan?
Khusus anak yang berkebutuhan khusus media-media dasarnya sama, namun tetap harus disesuaikan dengan barrier anak ABK. Misalnya ada beberapa ABK yang memiliki kesulitan dalam processing sensori. Ada yang sensitif dengan sentuhan, maka mainan sensory dimasukkan di plastik terlebih dahulu, kemudian baru mereka bisa menyentuh. Semua sensory bisa disesuaikan, yang penting pengawasan langsung dan dampingi agar tidak over-stimulation.
Untuk pilihan-pilihan sensory play, ada di foto, yang beberapa di antaranya sudah kami beri keterangan. Selamat bermain!
Baca juga:
6 Hal Menakjubkan yang Perlu Kita Sadari di Balik Kelakuan Si Dua Tahun
8 Cara Mudah Membuat Anak Mengikuti Instruksi
Pilih Mainan untuk Anak, Mainan Edukasi atau Biasa?